Berita OKU Selatan
Pupuk Subsidi Langka, Petani Jagung di OKU Selatan Lewatkan Musim Tanam
Dihantui oleh kesulitan mendapat pupuk subsidi puluhan hektare lahan milik petani jagung di Kecamatan Buay Pemaca Kabupaten OKU Selatan
Penulis: Alan Nopriansyah | Editor: adi kurniawan
Laporan Wartawan Sripoku.com Alan Nopriansyah
SRIPOKU.COM, MUARADUA -- Dihantui oleh kesulitan mendapat pupuk subsidi puluhan hektare lahan milik petani jagung di Kecamatan Buay Pemaca, Kabupaten OKU Selatan membatalka penanaman jagung, Kamis (12/11/2020).
Menurut petani Desa Karet Jaya, kelangkaan pupuk terjadi sejak 2 pekan terakhir, sehingga musim penghujan belakangan seharusnya dimanfaatkan petani melalukan penanaman jagung dibatalkan.
"Masalah pupuk memang agak sulit di wilayah kita, sulit didapat untuk membelinya sejak hampir setengah bulan terakhir,"ujar ketua Kelompok Tani, Sukur Desa Karet Jaya Kecamatan Buay Pemaca, OKU Selatan, Kamis (12/11/2020).
Dikatakannya, sebagai petani yang menggantungkan kebutuhan ekonomi dengan penghasilan menanam jagung para petani setempat umumnya menggunakan 3 jenis pupuk yakni pupuk jenis urea dengan harga Rp 100 ribu, SP-36 Rp 130 ribu dan Ponska Rp 135 ribu, hanya saja akhir-akhir ini membuat mereka gigit jari kebingungan.
"Kalau sekarang petani bingung, mau nanam jagung pupuk tidak ada, padahal rata-rata diwilayah sini berpenghasilan sebagak petani jagung," ungkap Sukur.
Baca juga: Untuk Kedua Kalinya, Babinsa Koramil Sukarami Ikut Panen Jagung Kampung Tangkal Covid
Baca juga: Letda Puspita Ladiba, Anak Penjual Jagung yang Kini Jadi Penerbang Pertama Kowad, Bikin Kagum Andika
Terpisah dikonfirmasi kepada Kepala Dinas Pertanian Ir Asep Sudarno diruang kerjanya, menyampaikan kelangkaan pupuk masih terjadi di Kabupaten OKU Selatan disebabkan alokasi pupuk yang sebanding dengan kebutuhan petani.
"Pupuk bersubsidi yang dialokasikan kekita ini tidak sebanding dengan kebutuhan petani sesuai dengan RDKK, oleh karena itu pasti akan kurang,"ujar Asep, Kamis (12/11/2020).
Terkait kelangkaan pupuk, Asep menghimbau petani menggunakan pupuk secukupnya sesuai anjuran pemerintah melalui penyuluh pertanian. Selain itu terkait kelangkaan pupuk yang masih terjadi, Dinas Pertanian telah kembali melakukan pengajuan pupuk ke Provinsi yang akan dikirim dalam pekan ini.
"Kami juga sedang mangajukan lagi pupuk, mudah-mudahan dalam seminggu ini turun lagi tapi entah berapa ribu ton kita lihat nanti," ujar Asep.
Pantauan dilapangan, sebagian para petani yang telah terlanjur menanam jagung rata-rata telah berusia 25 - satu bulan, mengatasi kelangkaan para petani mensiasati dengan menyimpan pupuk cadangan.