Tangisan Sambil Memohon Ampun tak Bisa Hentikan Pukulan Bocah Ini, Kini Pelaku Ngaku Dihantui Korban

Pelaku SNI (16) dan MSK (15), keduannya kini menjalani proses rekonstruksi di Mapolres Gresik, Senin (9/11/2020).

Editor: Yandi Triansyah
SURYA / Willy
Mayat laki-laki mengapung di area Bukit Jamur, Kecamatan Bungah, Jumat (30/10/2020). (SURYA.co.id/WILLY ABRAHAM) 

SRIPOKU.COM - AAH siswa SMP berusia 17 tahun tewas di tangan dua rekan sejawatnya.

Pelaku SNI (16) dan MSK (15), keduannya kini menjalani proses rekonstruksi di Mapolres Gresik, Senin (9/11/2020).

Dua bocah ini mengaku dihantui oleh korban.

Menurut pengakuan keduanya, korban kerap kali datang dan berada di samping mereka tidur.

Tidak sampai disitu saja, korban juga memanggil nama pelaku.

Kuasa hukum tersangka, Sulthon Sulaeman mengatakan 23 adegan mulai tersangka mengajak korban sampai merencanakan pembunuhan.

"Dalam adegan 20, 21, 22, dan 23 terlihat proses penganiayaan, mulai dipukul sampai ditenggelamkan lagi ke dalam kubangan air sedalam 2,5 meter," ucap Sulthon kepada SURYAMALANG.COM.

Setelah pembunuhan itu, dua tersangka tersangka dihantui oleh korban AAH.

Menurutnya, dua tersangka itu mengaku melihat jasad korban tidur di samping mereka.

"Saat terbangun, tersangka melihat jasad korban tepat di sampingnya. Kadang terdengar korban memanggil nama mereka," tambahnya.

Saat proses penganiayaan, korban sempat menangis dan memanggil ibunya.

Bahkan korban minta ampun agar dua tersangka itu berhenti memukul.

"Korban sempat menangis dan memanggil ibunya, tapi tersangka menyuruh agar korban diam. Kemudian tersangka memukul korban."

"Saat dilempar ke dalam kubangan air, kondisi korban masih hidup," terangnya.

MSK mendatangi lokasi di Bukit Jamur pada keesokan harinya. Dia melihat jasad korban mengapung.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved