news
Terawangan Seorang Tunanetra Ada Emas Batangan1Kg di Bawah Rumah, Penghuni Cari Utangan Bayar Mahar
Korbannya adalah EG (66) warga Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.
SRIPOKU.COM, BANYUASIN - Seorang pria tuna netra bernama ARN (27), warga Jambi, menipu korbannya hingga ratusan juta rupiah dengan modus dapat menarik benda terbuat dari emas yang berada di bawah rumah korban. Korbannya adalah EG (66) warga Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.
Dalam aksinya, pelaku ARN ditemani istrinya, yang saat ini masih buron.
Kapolsek Talang Kelapa AKP Haris Munandar mengatakan, penangkapan tersangka ARN setelah korbannya EG melapor ke Polsek Talang Kelapa pada 29 Oktober 2020. "Dalam laporannya korban mengaku telah ditipu oleh ARN yang mengaku dukun dan beberapa kali menerapi dirinya," kata Haris, Senin (2/11/2020), melalui pesan WhatsApp.
Kronologi kejadian, pelaku datang ke rumah korban pada Kamis 10 September 2020 pukul 09.00 WIB. Pelaku ARN datang untuk melakukan terapi ke korban yang memang sedang menderita sakit. Saat melakukan terapi itulah pelaku mengatakan bahwa di bawah rumah korban EG ada emas batangan.
Mengaku bisa menarik 1 kg emas batangan pelaku lalu mengatakan emas itu dapat ditarik atau dikeluarkan dengan syarat berupa mahar dengan nilai tertentu. "Merasa tertarik, korban EG lalu menyanggupi memberikan mahar berupa uang sebesar Rp 146 juta yang diberikan secara bertahap sebanyak lima kali," kata Haris. "Namun saat emas diberikan korban sadar emas berbentuk batangan itu ternyata emas palsu, mengetahui hal itu korban langsung melapor ke Polsek Talang Kelapa."
Mendapat laporan dari korban, anggota Polsek Talang Kelapa segera melakukan penyelidikan dan berhasil menangkap pelaku ARN di daerah Sukomoro Banyuasin. "ARN kita tangkap di Jalan Talang Ilir Kelurahan Sukomoro dan langsung dibawa ke Mapolsek Talang Kelapa bersama barang bukti (BB) 19 buah tiruan emas batangan (logam mulia palsu) seberat 1 kg," tambah Haris Atas perbuatannya pelaku harus meringkuk dalam sel tahanan Mapolsek Talang Kelapa dan terancam pasal 378 dan/atau 372 KUHP. Sementara istri pelaku saat ini sedang dalam proses pengerjaan dan masuk daftar pencarian orang (DPO).
300 Orang
Kejadian serupa juga menelan 300 orang di Indonesia.
Ratusan warga dilaporkan tertipu jual beli emas antam yang ditawarkan lewat raksasa media sosial, Facebook.
Dikutip dari Kompas.com, sejumlah warga di Kota Pekanbaru, Riau, diduga menjadi korban penipuan jual beli logam mulia emas antam lewat media sosial tersebut.
Seorang wanita berinisial WR (32), warga Pekanbaru, kepada Kompas.com mengaku sudah melapor ke Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Riau atas penipuan yang dialaminya.
"Saya salah satu korban penipuan jual emas antam murah lewat Facebook," kata WR.
"Dan, tadi saya bersama tiga orang korban lainnya di Pekanbaru sudah buat laporan ke Polda Riau," sebut WR melalui sambungan telepon, Senin (7/9/2020) sore.
WR mengaku mengalami kerugian Rp 121 juta.
Pasalnya, emas antam yang dipesan lewat Facebook Ginceu Iluva totalnya 200 gram tak kunjung dikirim oleh pelaku.
Tak hanya dirinya yang rugi, beberapa orang warga Pekanbaru lainnya juga mengalami kerugian ratusan juta.
"Kasus penipuan ini korbannya sudah banyak. Bukan di Pekanbaru saja, tapi dari Sabang sampai Merauke ada sekitar 300 orang korbannya," sebut WR.
"Kalau di Pekanbaru ada delapan korban. Ada yang rugi Rp 400 juta, Rp 360 juta, Rp 120 juta, dan Rp 200 juta. Di Batam (Kepulauan Riau) itu korbannya juga sudah lapor ke Polda Kepri," tambahnya.
Ia mengaku sudah kali pesan emas antam dari Ginceu Iluva namun ia belum menerimanya.
Orderan pertama seberat 150 gram pada 26 Juni 2020, sedangkan orderan kedua 50 gram pada 8 Juli 2020.
Terhitung lebih kurang dua bulan orderan emas antam belum juga diterima oleh WR.
Padahal, sudah beberapa kali menghubungi admin Ginceu Iluva, tapi tak kunjung direspons.
"Saya sudah coba telepon, WhatsApp, tapi nggak ada respons sama sekali. Pemiliknya ada di Jakarta bernama Drelia Wangsih," kata WR.
Sebelum dugaan penipuan terjadi, WR menceritakan bahwa transaksi jual beli lewat Ginceu Iluva berjalan normal.
Beberapa gram emas antam dan barang bermerek yang diorder selalu dikirim dalam waktu paling lama dua minggu.
"Sebenarnya Ginceu Iluva ini langganan saya. Dulu saya transaksi normal. Tapi dua orderan emas antam totalnya 200 gram belum juga dikirim. Pas dihubungi enggak respons, berarti ini kan niatnya tidak baik, makanya kami lapor polisi karena merasa sudah ditipu," tutur WR.
Saat ditanya mengenai harga emas antam yang dijual di Ginceu Iluva, WR mengaku harganya lebih murah.
"Kemarin harganya bervariasi. Contohnya saya beli 50 gram itu Rp 30,5 juta," kata WR.
Oleh karena itu, WR berharap pihak kepolisian dapat mengusut terduga pelaku penipuan jual beli emas antam murah tersebut.
"Ya, saya harap pelakunya segera ditangkap sebelum korbannya makin banyak," pungkas WR.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengaku Bisa Tarik 1 Kg Emas Batangan, Pria Tuna Netra Tipu Korbannya hingga Ratusan Juta Rupiah", Klik untuk baca: https://regional.kompas.com/read/2020/11/02/19033731/mengaku-bisa-tarik-1-kg-emas-batangan-pria-tuna-netra-tipu-korbannya-hingga?page=all#page2.
Penulis : Kontributor Ogan Komering Ilir, Amriza Nursatria
Editor : Aprillia Ika