Ini 6 Hikmah Memperingati Maulid Nabi, Mempertebal Kecintaan hingga Hidupkan Semangat Juang Islam

Tujuan pringati Maulid Nabi adalah untuk mempertebal kecintaan umat kepada sang Nabi, sehingga dapat mengidupkan semangat juang Islam.

Penulis: Nadyia Tahzani | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM/ANTON
Maulid Nabi Muhammad SAW 2020 

SRIPOKU.COM - Tepat hari ini Kamis, 29 Oktober 2020 umat muslim di seluruh dunia akan merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Maulid Nabi diperingati setiap 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah.

Maulid Nabi menjadi perayaan yang berkembang di masyarakat setelah Nabi Muhammad SAW wafat.

Menurut tinjauan sejarah, pimpinan Dinasti Ayyubiah yakni Salahuddin Al Ayyubi-lah yang mengimbau agar kelahiran Rasulullah pada 12 Rabiul Awal dirayakan secara massal.

Tujuannya adalah untuk mempertebal kecintaan umat kepada sang Nabi, sehingga dapat mengidupkan semangat juang Islam.

Oleh sebab itu, perayaan Maulid Nabi sifatnya bid’ah hasanah, yakni sesuatu yang tidak dilakukan oleh Nabi maupun para sahabatnya, namun perbuatan tersebut memiliki nilai kebaikan dan tidak bertentangan dengan Al-Quran dan hadis.

Baca juga: Hukum Memperingati Maulid Nabi Menurut Ustaz Adi Hidayat, Menentang Kelahiran Nabi Keluar dari Islam

Di berbagai tempat seperti masjid hingga balai kota, perayaan Maulid Nabi di Indonesia selalu meriah. Ini adalah bukti kecintaan umat Muslim terhadap Nabi Muhammad.

Melansir Tribunnews, Dosen Tafsir Fakultas Syariah IAIN Surakarta, Ahmadi Fathurrohman Dardiri SThI MHum, menjelaskan mengenai peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

"Maulid artinya kelahiran, sementara Maulud itu artinya orang yang dilahirkan," jelas Ahmadi.

Menurutnya, istilah keduanya sama benarnya, intinya kita memperingati sosok kelahiran seorang yang penting bagi kita, terutama sebagai seorang muslim.

Memperingati maulid semata-mata untuk mengenang warisan atau peranan Nabi Muhammad SAW semasa hidupnya.

Ahmadi mengatakan, ketika Maulid, selain mewarisi apa yang nabi tinggalkan kepada kita yakni Alquran dan Hadist serta sunah, akhlak juga menjadi hal yang utama.

Lantas apa hikmah dari mempringati Maulid Nabi? berikut penjelasannya.

Ada empat hal yang menjadi keutamaan dalam prosesi memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW menurut Dosen Tafsir Fakultas Syariah IAIN Surakarta:

Baca juga: Kumpulan Ucapan Maulid Nabi Muhammad SAW 2020 Bahasa Indonesia, Ayo Sambut Hari Lahir Baginda Rasul

1. Bentuk Syukur

"Kita merasa bersyukur atas hadirnya Nabi Muhammad SAW di muka bumi ini," jelasnya.

Lebih menyenangkan lagi, semua itu terekam baik dalam Alquran, hadist, dalam sunnahnya, dan informasi-informasi dari para sahabat.

2. Untuk Memuji

"Bukan berarti Nabi suka dipuji," ujarnya.

Ahmadi menjelaskan, fakta di balik kelahiran Nabi Muhammad SAW sangat luar biasa, dan karenanya kita harus melalukan pujian kepadanya.

'Kalau bukan karena kamu Muhammad, Kalau bukan karena kamu Muhammad, Aku tidak menciptakan alam raya, itu kata Allah SWT dalam hadits Qudsi.

"Artinya, alasan keberadaan Nabi Muhammad sendiri itu adalah alasan yang bukan saja rasional, tetapi juga intelektual."

"Bahkan Allah itu menyatakan pentingnya sosok Muhammad, mungkin itu sulit dipercayai, tetapi itulah yang terjadi," terangnya.

Ahmadi mengatakan, kita sebagai pengikutnya, orang yang melihat Nabi Muhammad SAW sebagai figur, akan lebih sering memujinya.

"Untuk lebih melihat sosok Beliau untuk bisa masuk dalam diri kita," jelasnya.

3. Tholabul ilmi

Pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pasti ada pengajian.

"Di titik tertentu, ini adalah momen mengembangkan pengetahuan," jelasnya.

Ahmadi menjelaskan, ketika wasiat takwa itu disampaikan, seringkali informasi yang ada mampu menimbulkan hikmah.

"Hikmah ini menjadi semangat tersendiri, hikmah itu kumpulan dari pengalaman, dalil, informasi tercampur jadi sampai."

"Dengan hikmah kita bisa merubah berbagai hal, mungkin adanya hikmah melalui pengajian-pengajian itu, level keimanan, pengetahuan dan kebaikan mungkin akan naik," terangnya.

4. Meneladani Nabi Muhammad SAW

"Hubungan kita meneladani Nabi, melihat Nabi sebagai tuntunan, itu adalah cara kita menuju kepada Allah," terangnya.
Menurutnya, Nabi Muhammad SAW bisa dibilang sebagai wasilah kita kepada Tuhan kita.

"Nah ini merupakan empat keutamaan memperingati Maulid Nabi, sisanya dapat bersifat personal," jelasnya.

"Maulid Nabi merupakan cara kita melihat figur Nabi Muhammad, di balik figur ini terdapat latar belakangnya, pengalamannnya, dan semuanya."

"Kita memahami figur Nabi Muhammad tidak boleh sedikit-sedikit, misal hanya cara makan atau berpakaiannya saja."

"Itu boleh, tidak salah, namun sifatnya parsial. Akan lebih menarik dan membahagiakan lagi jika kita meniru Nabi Muhammad secara keseluruhan."

"Kita menjadi jujur saja, itu sudah luar biasa," terangnya.

Baca juga: Ustaz Abdul Somad Beberkan 3 Dalil Soal Hukum Perayaan Maulid Nabi, Ini Cara Nabi Merayakan Maulid

5. Mendekatkan Diri Kepada Allah SWT

Dengan meneladani perilaku Rasulullah, umat muslim juga berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Imam Suyuthi di dalam kitabnya Husnul Muqshid Fi Amalil Maulid mengutip pendapat Imam Ibnu Hajar terkait amalan Maulid Nabi. Beliau mengatakan:

“Disunnahkan melakukan sebatas amalan yang dapat dipahami sebagai rasa syukur kepada Allah SWT. Seperti contohnya sebagaimana telah disebutkan yakni membaca Al Quran, memberikan makanan, sedekah, dan menyanyikan pujian-pujian tentang kenabian dan kezuhudan yang dapat menggerakkan hati untuk melakukan kebaikan dan amalan untuk akhirat.”

Berbagai amalan baik ini hendaknya dilakukan oleh umat Islam. Hal itulah yang menunjukkan bahwa umat mencintai Nabi Muhammad SAW dengan sungguh-sungguh.

6. Meneguhkan Kecintaan Kepada Nabi Muhammad SAW

Umat Islam dianjurkan untuk melantunkan puji-pujian kepada para Nabi setiap waktu. Hal ini telah tercantum dalam Al-Quran Surat Al-Azhab:

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. al-Azhab: 56).

Maulid Nabi juga memiliki keistimewaan tersendiri karena merupakan kelahiran Rasulullah. Dengan memperingati Maulid Nabi, umat Islam diingatkan kembali bahwa pada hari tersebut, nabi akhir zaman hadir ke dunia untuk membawa kabar gembira (bashiran) dan peringatan (nadhiran) kepada ummat manusia.

Bahkan, paman nabi Abu Lahab ikut bergembira saat kelahiran keponakannya tersebut. Dalam hadits yang diriwayatkan Imam al-Bukhori, dikisahkan Tsuwaibah, seorang budak perempuan Abu Lahab, menyampaikan berita gembira tentang kelahiran sang jabang bayi yang sangat mulia.

Abu Lahab pun memerdekan Tsuwaibah sebagai tanda cinta dan kasih. Dan karena kegembiraannya, kelak di hari kiamat siksa atas dirinya akan diringankan setiap hari Senin tiba (hari kelahiran Rasulullah).

Ketika ibunda Nabi Muhammad SAW, Ummu Aminah mengandung, beliau menyaksikan seluruh penghuni langit dan bumi bersuka cita menyambut kelahiran putranya. Maka, sudah sepatutnya umat Islam turut bersukacita setiap peringatan Maulid Nabi.

Baca juga: Bacaan Sholawat Nabi untuk Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW, Raih Syafaat dengan Banyak Sholawat

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved