Berita Sriwijaya FC
Cerita Striker Sriwijaya FC Mario Albertho Aibekob tentang Kakaktua, 'Kocok' Perut Manajer dan Tim
Mario Albertho Aibekob, pemilik jersey nomor 15 yang sempat operasi kuku kaki jelang kick off kompetisi Liga 2 lalu, awalnya tampak malu-malu memulai
Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Sudarwan
Laporan wartawan Sripoku.com, Abdul Hafiz
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Suasana dinginnya hujan mengiringi perpisahan libur Tim Sriwijaya FC menjadi hangat bisa tertawa terbahak-bahak mendengarkan Striker Sriwijaya FC Mario Albertho Aibekob asal Papua menyampaikan kumpulan cerita lucunya.
Mario Albertho Aibekob, pemilik jersey nomor 15 yang sempat operasi kuku kaki jelang kick off kompetisi Liga 2 lalu, awalnya tampak malu-malu memulai celotehannya.
Baca juga: Alberto Beto Goncalves: Meskipun Mereka Bilang Sudah Tua, tapi Saya Masih Kuat Main Tiga Tahun Lagi
Baca juga: Video Strike Pancing Fery Rotinsulu Hingga Aksi Kocak Erwin Gutawa Hibur Perpisahan Tim Sriwijaya FC
Sebab tak hanya para pemain, pelatih dan ofisial saja, Mario Albertho Aibekob harus bercerita di hadapan Manajer H Hendri Zainuddin SAg SH.
Manager yang akrab disapa Bos HZ yang tak sabaran menunggu striker asal Biak Papua ini memulai cerita lucunya dengan memancing ucapan tagline SFC.
"Pacak Nian, Kito Pacak," ucap Hendri Zainuddin yang merupakan pengusaha asal Payaraman Kabupaten Ogan Ilir ini.
Bahkan Wakil Dirut PT Sriwijaya Optimis Mandiri (PT SOM) selaku manajemen pengelolah klub SFC ini merogoh koceknya memberikan sejumlah uang bonus sepertinya untuk melicinkan lidah pria berewokan ini.
"Ini Mario supaya kau semangat," kata pria berkacamata minus ini sambil menyempalkan uang ke tangan Mario yang langsung heboh dikerubuti Marsel, Rifaldi dan Firman.
Baca juga: Hendri Zainuddin Ingatkan Pemain Sriwijaya FC agar Cepat Kembali Kumpul Jika Kompetisi Lanjut
Lagi-lagi stoper Erwin "Ramos" Gutawa yang dari tadi memperhatikan di sebelahnya tiba-tiba menggoda Mario pura-pura mengajari dengan kata pembuka.
"Pacak Nian, Kito Pacak," ucap Erwin dengan muka lucunya sambil mengacungkan genggaman tangan kanannya.
Skuat Tim Sriwijaya FC pun sontak tertawa dengan aksi kocak pemain asal Bone, Sulawesi Selatan yang terkenal tangguh menjadi benteng pertahanan belakang.
Mario yang menyandang gelar sarjana hukum dan berobsesi bakal jadi pengacara seusai pensiun ini pun mulai bercerita seperti orang tengah berpantun.
Diawali cerita tentang peliharaan pemilik kos-kosan seekor burung Kakaktua.
"Kalau di kos-kosan di atas itu pagi-pagi dikasih makan pisang.
Di bawahnya ada jalan raya. Pagi-pagi kan orang mau ke kantor, ke mana gitu.
Kalau burung kan pintar bicara pas lagi makan pisang ada ibu-ibu yang mau ke kantor lewat.
Yakob kau bilang, ibu-ibu tidak cantik sajamu.
Baca juga: Video Dirtek Indrayadi Beberkan Pertimbangan Meliburkan Tim Sriwijaya FC
Ketika burung ini mengucapkan itu, ibu-ibu ini menengok ke atas, oh burung yang ngomong tidak apa-apalah," kata Mario yang mengidolakan Cristian Gonzales.
Mario kelahiran Biak (Papua) 15 Juli 1990 ini pun melanjutkan cerita jika sang burung kakaktua kemudian diajari untuk meledeki ada om-om yang lewat hingga dibuat kesal.

Sama halnya dengan ibu-ibu tadi, setelah menengok ke kos-kosan atas ternyata itu burung yang berbicara, om-om ini pun maklum.
Terakhir ketika diajari untuk menggoda seorang aparat berpakaian loreng yang lewat hendak berangkat kerja, sang kakaktua rupanya nyalinya takut melihat bawa pistol panjang.
Inilah yang memancing ketawa terbahak-bahak semua yang mendengarkan ceritanya Mario, bapak satu anak bernama Mikaeyla Aibekob usianya 4 tahun buah kasih pernikahannya dengan Elya Wanma asli Batak Sumatera Utara (Sumut).
Sepintas informasi tentang Mario yang musim 2019 lalu merupakan mesin gol milik Martapura FC. Catatannya juga terbilang lumayan baik.
Meski hanya direkrut jedah pertengahan musim, bomber 29 tahun itu menyumbang 7 gol untuk membawa Martapura FC lolos hingga babak 8 besar Liga 2.
Memiliki postur gempal, kuat saat menahan bola, cepat dalam pergerakan, ditunjang stamina baik ciri khas talenta asal Papua, membuat pemain nomor punggung 15 ini bersaing ketat jadi mesin gol utama Sriwijaya FC bersama Beto, Rudiyana, Sandrian, M Irman.
Baca juga: Video Budiardjo Thalib atau Budi Jo Terharu Suporter Rayakan Ultah Ke-16 Sriwijaya FC Seusai Latihan
Mario menapakkan kaki di sepakbola ketika tampil Pra PON Papua 2012, lalu PSBS Biak Divisi utama. Ia pun pernah dipanggil Timnas IPL gabung Timnas yang kala itu Neil Meizar coachnya tahun 2014. Ujicoba di Yordania pra kualifikasi.
Kemudian kembali bergabung Liga 1 Persiram Raja Ampat Papua 2017, dipanggil seleksi Timna U-23 coach Rahmat Darmawan di Yogya tapi tidak lolos. Ia pun kembali ke PSBS Biak Liga 2.
Pada tahun 2018 selama satu setengah tahun bergabung dengan Liga 1 Timor Leste Akademika FC.
Kemudian ikut Madura FC Liga 2 2018 yang sudah tanda tangan kontrak bareng Erwin Gutawa, namun karena dalam setahun sudah 2 kali transfer tidak jadi gabung. Setelah itu gabung Martapura FC 2019.
"Cerita paling menarik di sepakbola saat main di Martapura karena saya bergabung di putaran bisa top skor dengan 7 gol.
Padahal tidak gabung dari awal. Sampai membawa 8 besar. Untuk pribadi harus bawa Sriwijaya lolos Liga 1," terang Mario.
Anak bungsu dari 3 bersaudara pasangan Alm Yohanes Aibekob (polisi) dan ibu Fince selama libur, dirinya tetap melakukan latihan untuk menjaga performa lari pagi.