Lebih Dekat dengan Sosok Cak Amir, Ketua PWNU Sumsel: Saya Ini Tetap Seorang Santri

Pada Januari 2020 lalu, terpilihnya Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumsel yang baru, yaitu KH Amiruddin Nahrawi

Penulis: maya citra rosa | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM / Maya Citra Rosa
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumse, KH Amiruddin Nahrawi atau akrab disapa Cak Amir. 

Laporan wartawan Sripoku.com, Maya Citra Rosa

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Pada Januari 2020 lalu, terpilihnya Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumsel yang baru, yaitu KH Amiruddin Nahrawi atau akrab disapa Cak Amir.

Namun belum banyak yang mengenal sosok yang santun dan selalu ramah kepada siapa saja dekat dengannya.

Tokoh agama yang merupakan putra asli Madura pertama yang menjadi Ketua PWNU Sumsel.

Meskipun telah menjadi seorang tokoh agama yang pemikirannya sering dipandang penting dan selaras dengan kerukunan umat agama.

Namun baginya, dia tetap seorang santri yang ingin terus memberikan keteduhan bagi setiap ormas, kelompok agama apapun.

"Saya ini tetap seorang santri, saya terbiasa mengemong umat beragama apa saja, yang penting adalah kerukunan agama di Sumsel," ujarnya.

Cak Amir lahir di Jawa Timur, 17 Oktober 1960, namun sudah berada di Sumsel sejak Tahun 1990an dikenal sebagai tokoh NU yang aktif menjaga kerukunan keagamaan di Sumsel.

Dia diminta untuk menjadikan NU sebagai etalase besar bagi semua paham, agama, ormas dan keberagaman yang ada di Sumsel.

Selain sebagai tokoh NU, Cak Amir juga ditunjuk langsung oleh Gubernur Sumsel, H Herman Deru menjadi Staf Khusus Gubernur Sumsel bidang Hubungan Antar Agama.

Tugasnya untuk selalu menjaga hubungan dan mengayomi dengan baik para tokoh lintas agama, paham dan pondok pesantren yang ada di Sumsel.

Cak Amir merupakan santri alumni Pondok Pesantren Sukorejo, Asembagus, Situbondo, Jawa Timur.

Juga pernah mengeyam pendidikan di Pesantren Kasyfudduja Parse, Kecamatan Raas, Desa Brakas, Madura.

Dirinya juga seorang akademisi yang sebentar lagi mendapatkan gelar Doktor dari Jurusan Ilmu Tafsir Al-Qur'an Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran (PTIQ).

Tidak hanya sebagai tokoh agama, dalam karir perpolitikan, Cak Amir juga pernah menjadi anggota DPRD Kota Palembang dan Provinsi Sumsel.

Juga pernah diangkat menjadi ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Palembang, pada Tahun 1998-2000, kemudian pada tahun 2000 hingga 2005 juga menjabat sebagai Ketua PKB Sumsel Babel.

Hingga saat ini, Cak Amir juga diminta untuk menjadi Ketua IKA PMII untuk Tahun 2019-2024.

Dalam pandangannya, Provinsi Sumsel adalah termasuk wilayah yang tidak ada permasalahan tentang paham keagamaan, masyarakatnya harmonis dalam keberagaman.

Sehingga umat Islam di Sumsel dari berbagai paham dan ormas yang ada diminta untuk selalu rukun seperti saat ini adanya.

"Di Sumsel ini termasuk wilayah yang harmonis dalam keberagaman paham dan keagamaan," ujarnya.

Dengan begitu, terwujudnya tugas Nahdlatul Ulama (NU) untuk mengayomi seluruh keberagaman paham maupun agama yang ada di Indonesia.

Juga NU berperan untuk menjadi etalase besar bagi umat Islam atau pun non Islam.

"Maka dari itulah tugas NU untuk mengayomi dan menjadi etalase besar untuk menaungi semua paham, ormas dan keberagaman tersebut," ujarnya saat ditemui, Selasa (20/10/2020).

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved