news
Sosok Eks Ketua DPR RI Asal Palembang Blak-blakan Biayai dan Beri Makan Demo Omnibus Law
Dia adalah mantan anak buah Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sekaligus eks Sekretaris
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Eks ketua DPR ini blak-blakan mengaku telah memberi uang dan memberi makan para demonstran dari kalangan mahasiswa menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja.
Dia adalah mantan anak buah Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sekaligus eks Sekretaris Jenderal Partai Demokrat.
Sosok Rektor Universitas Indo Global Mandiri (UIGM) Palembang, Sumatera Selatan ini mendukung semua mahasiswanya untuk turun ke jalan memprotes pengesahan Omnibus Law.
Lantas, mengapa jabatan rektor dipertaruhkannya untuk mendukung para mahasiswa demo tolak Omnibus Law Uu Cipta Kerja?
Apa alasannya? dan mengapa dia melakukannya padahal pernah menjabat sebagai pimpinan tertinggi sebagai wakil rakyat?
Di artikel ini mantan anak buah SBY itu blak-blakan mengungkapkan telah memfasilitasi mahasiswa demonstrasi hingga memberi mereka makan.
Mantan anak buah SBY itu bernama Marzuki Alie.
Mempersilakan semua mahasiswa demo
Marzuki Alie mengungkapkan, memfasilitasi mahasiswa demo dan memberinya uang supaya tidak terpengaruh dengan pihak luar.
"Mahasiswa ikut demo kita fasilitasi, datang ke kampus, kita kasih uang makan agar mereka tidak terpengaruh orang luar yang kasih nasi bungkus," kata Marzuki dikutip dari Kompas.com (grup SURYA.co.id) pada Sabtu (10/10/2020).
Marzuki mengungkapkan, ia biayai demo tolak UU Cipta Kerja, mempersilakan semua mahasiswanya untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat.
Terlebih, memberikan aspirasi yang bertentangan dengan kebijakan pemerintah yang dinilai tidak prorakyat.
"Di sinilah kita memberikan kesempatan untuk berbicara di publik dan berpikir sosial masalah negara, bukan hanya di kampus," ujar Marzuki.
Menentang Omnibus Law karena mengkomersialkan pendidikan
Secara tegas, Marzuki Alie pun menentang pengesahan Omnibus Law UU Cipta Kerja oleh pemerintah bersama DPR RI yang dilakukan secara mendadak.
Marzuki kemudian menyoroti klaster pendidikan yang ada pada UU Cipta Kerja.
Menurutnya ada pasal yang ia soroti betul untuk perizinan lembaga pendidikan harus berbadan izin usaha (PT).
"Artinya, pendidikan jadi komersiil. Padahal, pendidikan ini menjadi tanggung jawab negara," kata Marzuki.
"Kami juga sudah mengutus orang untuk ke DPR agar klaster pasal pendidikan ini dikeluarkan atau judicial review ke MK."
Cerita semasa menjabat
Sebagai mantan Ketua DPR RI periode 20, Marzuki Alie mengaku tidak pernah menolak kedatangan massa yang menyampaikan orasi.
"Kenapa harus takut, itu adalah adik-adik kita, anak-anak kita, temui saja. Saya dulu menjabat, massa demo saya temui," kata Marzuki.
"Tidak ada yang saya tidak temui, semua yang penting adalah komunikasi."
Sementara itu, SBY meminta pejabat negara yang menyebut ada dalang dalam aksi penolakan UU Cipta Kerja untuk mengungkapnya secara jelas kepada masyarakat.
"Lebih bagus, kalau memang menggerakan, menunggangi, membiayai itu oleh negara dianggap kejahatan melanggar hukum dan hukum harus ditegakkan.
Lebih baik disebutkan," ujar SBY.
Menurut SBY, jika tidak ada kejelasan pihak yang dituduh sebagai dalang, maka akan menciptakan suasana tidak baik di masyarakat dan akan menimbulkan saling curiga, hingga akhirnya memunculkan kabar bohong.
"Kalau tidak (disebut), nanti dikira negaranya melakukan hoaks, tidak bagus karena kita harus percaya pada pemerintah kita," ucapnya.
SBY pun menyakini, penyataan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menko Kemarimanan dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, dan Badan Intelijen Negara (BIN), terkait aktor atau dalang unjuk rasa tolak UU Cipta Kerja bukan ditujukan untuknya.
"Hubungan saya dengan Pak Airlangga selama ini baik, dengan Pak Luhut juga baik, dengan BIN juga tidak ada masalah.
Saya tidak yakin kalau BIN menganggap saya ini sebagai musuh negara, saya kira tidak," ucap SBY.
"Tapi yang paling bisa menjawab (siapa aktornya), yang paling bisa mengklarifikasi semuanya ini ya beliau-beliau dan saya yakin kalau beliau ditanya oleh pers, oleh rakyat mesti mau menjelaskan itu.
Begitulah etika yang harus dimiliki oleh siapapun yang mengemban amanah memimpin negeri ini," sambung SBY.
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menuding adanya sosok aktor intelektual yang memobilisasi unjuk rasa penolakan pengesahan RUU Cipta Kerja.
Perencanaan aksi unjuk rasa konon sudah disusun sebelum RUU disahkan.
”Sebenarnya pemerintah sudah tahu siapa aktor di balik demo itu.
Jadi, kami tahu siapa yang menggerakkan, kami tahu siapa sponsornya, kami tahu siapa yang membiayainya,” ujar Airlangga dalam acara Squawk Box CNBC Indonesia, Kamis (8/10/2020) .
Namun, Airlangga tidak menjelaskan secara spesifik aktor intelektual penggerak unjuk rasa penolakan RUU Cipta Kerja yang dimaksud.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Sosok Eks Ketua DPR Ini Blak-blakan Biayai dan Beri Makan para Demonstran, Dia Mantan Anak Buah SBY, https://surabaya.tribunnews.com/2020/10/13/sosok-eks-ketua-dpr-ini-blak-blakan-biayai-dan-beri-makan-para-demonstran-dia-mantan-anak-buah-sby?page=4.
Editor: Iksan Fauzi