Lawan Covid19
Luhut Panjaitan: Perubahan Musim Kemarau-Hujan, Waspadai Demam Berdarah dan Covid-19
Menteri Koordinator Luhut Binsar Panjaitan ingatkan, saat ini rentang berkembangnya wabah demam berdarah (dengue). Gejalanya mirip Covid-19.
SRIPOKU.COM – Perubahan musim kemarau ke musim penghujan seperti saat ini, masyarakat diingatkan serangan wabah nyamuk aedes-aegity pembawa virus dengue demam berdarah.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta semua pihak mengambil langkah-langkah agar wabah demam berdarah tidak menjadi bencana bersamaan dengan paparan virus corona atau Covid-19.
Pengalaman selama ini, wabah demam berdarah berkembang di masa peralihan musim, perubahan cuaca dari musim kemarau ke musim hujan.
Luhut menyampaikan peringatan itu pada rapat kordinasi (Rakor) secara virtual tentang Penanganan Covid-19 di Wisma Atlet. Luhut mengingatkan perubahan cuaca ini dapat memicu berkembangnya nyamuk pembawa virus dengue
Dikatakan, wabah demam berdarah yang gejalanya mirip dengan paparan Covid-19. Sehingga, masyarakat diminta mampu mengakomodir keduanya pula, jangan sampai satu orang terjangkit kedua virus ini.
"Tiga bulan ke depan kita harus bersiap dengan perubahan cuaca yang ekstrem, ditakutkan akan timbul klaster baru karena faktor tersebut," kata Luhut, seperti dikutip Tribunnews.com, Rabu (7/10).
Luhut mengingatkan kepada tim Covid-19 yang bertugas di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta, agar menjaga kedisiplinan dan menjalankan protokol isolasi mandiri secara ketat.
"Angka kesembuhan yang tinggi di Wisma Atlet ini harus dipertahankan, bisa menjadi rujukan bagi RS lainnya," kata Luhut.
Koordinator RS Wisma Atlet Mayjen Tugas Ratmono menyebutkan bahwa pasien Covid-19 di Wisma Atlet memiliki presentase kesembuhan yang tinggi yakni rata-rata 90 persen. Kemudian Tugas menyampaikan berbagai perkembangan di RS Wisma Atlet.
Dia juga melaporkan telah mengkoordinasikan kekurangan kebutuhan obat di Wisma Atlet kepada Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto yang juga menghadiri rakor tersebut.
"Beberapa obat terapi Covid-19 dan obat terapi pendukung persediannya kurang dari satu minggu, seperti Oseltamivir dan Chloroquin Fosfat," katanya.
Luhut yang juga Wakil Ketua Komite Kebijakan Pengendalian Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional memerintahkan Menkes agar segera mengirim obat terapi covid yang mulai menipis.***
_____________
Sumber: KompasTV, https://www.kompas.tv/article/113920/luhut-minta-kemenkes-waspada-ancaman-klaster-baru-saat-perubahan-cuaca-ekstrim