Pernah Latih Kopassus-Paskhas, Ini Kelompok WANADRI Tempat Latihan Pasukan Elit TNI Paling Ditakuti

Dengan berbekal visi akan pemuda-pemudi Indonesia yang tangguh, tabah, serta percaya pada kekuatan diri sendiri,

Penulis: fadhila rahma | Editor: Welly Hadinata
youtube
Ilustrasi - Mengenal Wanadri 

Secara umum, visi Wanadri adalah menjadi sebuah organisasi pendidikan untuk mendidik manusia, khususnya anggotanya, agar mempunyai nilai-nilai yang terkandung dalam Janji dan Hakikat Wanadri.

Tujuannya adalah untuk membentuk seorang manusia yang mandiri, ulet, tabah, Pancasilais sejati, dan percaya pada kekuatan diri sendiri.

Dalam menerapkan tujuannya, terdapat empat kegiatan pokok Wanadri yang meliputi: penjelajahan, pendidikan, integrasi dengan masyarakat, dan perlindungan alam.

Pengembaraan di gunung, hutan rimba yang lebat, jurang yang dalam, tebing terjal, bergulat dengan arus deras, riam dan jeram di sungai, disadari atau tidak, tentu akan memberi pengaruh pada karakter seseorang.

Berbagai rintangan yang dihadapi dalam pengembaraan akan membuat orang menjadi lebih tabah, tidak mudah putus asa.

Di tengah kebesaran alam, keindahan dan mungkin keganasannya, seorang Wanadri akan menyadari keagungan Tuhan Sang Pencipta.

“Jalan pengembaraan” inilah salah satu cara Wanadri mendidik manusia, khususnya anggota-anggotanya.

Kopassus Belajar dari Wanadri

Ialah Teddy Sutadi Kardin, tukang pisau ini pernah latih Kopassus dan Paskhas.

Lulusan ITB 1976 itu telah aktif di organisasi Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung Wanadri sejak 1973.

Pengalamannya sebagai ahli geologi yang biasa hidup berbulan-bulan di dalam hutan kian mengasah kemampuannya di bidang navigasi dan survival. 

T. Kardin Pisau Indonesia
T. Kardin Pisau Indonesia ()

Selama di hutan, ia mengaku banyak belajar bertahan hidup kepada berbagai suku pedalaman di Kalimantan, Sumatera, dan daerah lainnya.

Di setiap daerah, beberapa dari mereka biasanya dijadikan staf oleh Teddy guna memuluskan tugasnya.

Suku-suku Dayak di pedalaman Kalimantan, ia melanjutkan, tak cuma terampil menjebak aneka satwa yang bisa dimakan dan memilih tanaman untuk obat maupun dimakan.

Semua pengetahuan dan pengalaman itu kemudian ia tularkan kepada para prajurit Yon 328 ketika mulai menjadi pelatih sejak awal 1988. 

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved