Demo Angkutan Batubara di Lahat
BREAKING NEWS: Warga Merapi Demo Angkutan Batubara, Kendaraan Distop Massa Aksi hingga Macet Panjang
Kemacetan panjang kembali terjadi di jalan lintas Kecamatan Merapi, kawasan Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan (Sumsel).
Penulis: Ehdi Amin | Editor: Yandi Triansyah
Laporan wartawan Sripoku.com Ehdi Amin
SRIPOKU.COM, LAHAT -- Kemacetan panjang kembali terjadi di jalan lintas Kecamatan Merapi, kawasan Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan (Sumsel).
Kemacetan ini terjadi akibat dampak aksi demo yang di lakukan warga Gunung Kembang, Kecamatan Merapi Timur, Lahat, Sumsel. Selasa (29/9/2020).
Sama seperti warga Prabumenang, Kecamatam Merapi Timur, beberapa waktu lalu, warga memprotes angkutan batubara lantaran warga terdampak debu angkutan.
Hingga berita ini dimuat, kendaraan angkutan distop warga untuk melintas.
Akibatnya, kondisi jalan menjadi macet.
Pihak Polres Lahat, saat ini terus berupa mengurai dan menertibkan kendaraan yang melintas.
• BREAKING NEWS : Warga Lahat Demo Angkutan Batubara, Kendaraan Distop Massa Aksi hingga Macet Panjang
• Kendaraan Distop Massa Aksi, Puluhan Personel Polres Lahat Diturunkan Urai Kemacetan di Merapi Area
Personel Polres Lahat Urai Kemacetan
Selain anggota Polsek Merapi, puluhan Polres Lahat diturunkan untuk mengurai kemacetan di Jalan Lintas Sumatera tepatnya di sepanjang jalan utama Kecamatan Merapi Area, Kabupaten Lahat.
Hingga berita ini dimuat, kemacetan berangsur terurai.
Beberapa kendaraan sudah mulai melaju meski pelan.
Kapolres Lahat, AKBP Achmad Gusti Hartono, SIK langsung turun ke lokasi.
Kemacetan sendiri akibat distopnya angkutan tambang batubara dan galian C oleh warga Gunung Kembang, Kecamatan Merapi Timur, Kabupaten Lahat.
"Penyetipan terhadap angkutan tambang sudah dilakukan sejak sore kemarin. Hari ini kembali dilakukan dan akibatnya terjadi kemacetan panjang.
Tak hanya angkutan, pengendara lain kena imbas, "ujar Kapolres Lahat, melalui Kapolsek Merapi Iptu Samsuardi, Selasa (29/9/2020).
Penyetopan sendiri, ditambahkanya warga memprotes debu angkutan batubara yang berdampak bagi warga itu sendiri.
"Alhamdulillah saat kendaraan sudah mulai jalan.
Penertiban terus dilakukan lantaran kendaraan sebelumnya sudah berjubel, "terangnya.