Kaki Palsu
Meski Difabel, Band Indie Ini Terus Berkiprah, Membagikan Lima Kaki Palsu Setiap Kali Manggung .
Tak memiliki biaya, Dadan bikin kaki palsunya sendiri di rumahnya, Jalan Cipadung 260-250, Kelurahan Cipadung Kulon, Kecamatan Panyileukan, Bandung
SRIPOKU.COM, JABAR -- Dulu cita-cita saya ingin bikin band untuk memotivasi orang.
Karena kalau sudah kehilangan anggota tubuh, orang yang mana yang enggak depresi dan enggak jadi temperamental?”
Meski Difabel, Band Indie Ini Terus Berkiprah, Bagikan Lima Kaki Palsu Setiap Kali Manggung
DADAN Hernawan (54), manajer band D’Kapal, mengungkapkan itu sambil melihat bandnya yang sedang latihan di Sentana Musik Studio, Jalan Jendral A Yani, Kecamatan Sumur, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (22/9/2020).
Band yang dimanajerinya memang berbeda.
Semuanya mengenakan kaki palsu.
Dadan kehilangan kaki kanannya setelah seorang mahasiswa mabuk menabraknya pada 1997 silam.
Saat itu, pukul setengah dua belas malam.
Ia baru saja pulang dari SPBU tempatnya bekerja.
• Bahagianya Siti Fatimah yang Mendapatkan Hadiah Kaki Palsu dari Bupati Banyuasin Askolani
Tak memiliki biaya, Dadan membuat kaki palsunya sendiri di rumahnya, di Jalan Cipadung 260-250, Kelurahan Cipadung Kulon, Kecamatan Panyileukan, Kota Bandung.
Satu yang tak disangka, kaki palsu buatannya ternyata juga diminati banyak penyandang disabilitas lainnya.
Ini pula yang kemudian mempertemukan dirinya dengan anggota band D'Kapal yang dibentuknya pada pertengahan Juni 2020.
Semua personel D'Kapal, kata Dadan, adalah mereka yang dulu datang kepadanya untuk dibuatkan kaki palsu.
"Kami akhirnya membentuk band karena merasa sepahit sepenanggungan.
Itu alasannya," kata ayah dari lima anak ini di kediamannya.
"Itu sebabnya, bandnya kemudian diberi nama D'Kapal, akronim dari disabilitas kaki palsu."
• VIDEO : Korban Lakalantas Dapat Bantuan Kaki Palsu dari Polres Musirawas
Dadan mengatakan, tiga anggota bandnya adalah sang vokalis, Yusuf (31); bassist, Deni (34); dan gitaris melodi, Adit (24), kehilangan kaki karena kecelakaan lalu lintas.
Dua lainnya, yakni sang drumer, Salim (28) dan gitaris, Yadi (33), kehilangan kaki karena kecelakaan saat bekerja.
"Deni kehilangan kakinya setelah jatuh dan masuk ke mesin pembuat minuman yang berisi 6.000 liter air," kata Dadan.
Sebagaimana dirinya, kata Dadan, tahun-tahun pertama setelah kehilangan kaki juga dilalui anggota bandnya dengan berat.
• PT Angkasa Pura II Bagikan 33 Pasang Kaki Palsu Bagi Penyandang Disabilitas
Banyak kesulitan yang harus mereka hadapi.
Mulai dari perasaan minder, dipandang sebelah mata, hingga kehilangan orang tercinta.
"Emosi dan depresi sempat menghampiri.
Namun semua itu akhirnya bisa dilalui," ujarnya.
Rata-rata dari mereka menghabiskan waktu satu sampai tiga tahun untuk "berdamai" dengan kondisi mereka yang baru.
Musik membantu mereka melewati itu.
• 24 Penyandang Disabilitas dapat Bantuan Kaki Palsu, Dibagikan Pangdam Sriwijaya dan Kapolda Sumsel
"Melalui musik, kami juga ingin memberi motivasi kepada difabel lainnya," ujar Dadan.
Dadan mengatakan, semua anggota band berasal dari daerah yang berbeda.
Selain dari Bandung dan Cimahi, ada juga yang berasal dari Ciamis.
"Dalam waktu dekat kami berencana untuk melakukan rekaman, membuat vidio klip dari lagu kami sendiri.
Lagu-lagu yang menceritakan keadaan difabel,” ujarnya.
Dadan berharap bandnya bisa sukses dan terus maju serta dikenal lebih banyak orang.
• Putrinya Lahir Tanpa Kaki, Tak Mampu Belikan Kaki Palsu, Sang Ayah Pilih Buat Dari Kaleng Bekas
"Kami berharap bisa memberikan lima kaki palsu pada yang membutuhkan di setiap daerah di mana kami menggelar pertunjukan," ujarnya.
Awaliyah (21), mahasiswa Universitas Langlang Buana Bandung, mengatakan sangat kagum dengan semangat dan motivasi yang dimiliki oleh Band D’Kapal.
Ia mengaku sudah lama mengenal karya-karya band ini.
“Keren banget, kagum juga karena disaat kebanyakan disabilitas lain terpuruk dengan keadannya, mereka bisa keluar dari zona nyaman, bangkit dan berkarya untuk memotivasi orang lain,” ujarnya.