Mengenal Ketan Kunyit Panggang Ayam, Makanan Tradisional Khas Palembang Saat Nikahan & 7 Bulanan

Biasanya ketan kuning panggang ayam ada pada acara-acara sakral di Kota Palembang, misalnya acara pernikahan, khatam Al-Quran dan juga acara 7 bulanan

Instagram
Ketan Kuning Panggang Ayam 

SRIPOKU.COM --  Ketan kunyit, begitu makanan satu ini sering disebut oleh orang-orang di Palembang.

Baru denger istilah ini, kan? yang sering kita jumpai adalah sebutan nasi kunyit, bukan ketan kunyit.

Padahal, nasi kunyit sejatinya adalah ketan kunyit karena memang berbahan baku ketan.

Warnanya kuning karena memang dimasak dengan campuran perasan pati kunyit.

"Ini adalah panganan spesial yang disajikan untuk dulang-dulangan 'suap-suapan', baik pada saat munggah 'resepsi pernikahan', maupun pada acara nimbang bunting 'prosesi nujuh bulanan'," kata Izzah Zen Syukri, saat menjadi narasumber di acara Sumsel Virtual Fest 2020 di Sripoku TV dan Tribun Sumsel, Jumat (18/9/2020).

Menurtu dia, saat acara cacap-cacapan dan dulang-dulangan adat pernikahan Palembang, disajikanlah ketan kunyit panggang ayam.

Kedua mempelai disuapi secara bergantian oleh para perempuan yang paling dekat dengan mereka, yaitu ibu, ibu mertua, nenek, uwak, dan bibi dari masing-masing mempelai.

"Total jumlah yang menyuapi sebaiknya ganjil 3, 5, atau 7 orang, baik dari pihak mempelai perempuan maupun laki-laki," kata dia.

Acara dulang-dulangan ini merupakan simbol kasih sayang dan simbol perhatian, betapa sewaktu kecil orang tua sangat memperhatikan urusan makanan dan asupan gizi untuk buah hatinya.

Asal Usul Nasi Gemuk, Ternyata Hidangan Sakral di Palembang Kelas Hotel Bintang 5 Untuk Perayaan Ini

 

Lapan Jam, Kue Khas Wong Palembang, Salah Satu Primadona Saat Rayakan Hari Raya di Tengah Keluarga

Mereka meluangkan waktu untuk nulangi 'menyuapi' anak-anak mereka sesibuk apa pun urusan mereka.

Menu ketan kunyit ini disajikan juga pada acara istimewa, yaitu nimbang bunting.

Prosesi acara ini dilakukan hanya untuk anak pertama.

Prosesi dilakukan dengan maksud mendoakan calon ibu dan calon bayi yang berusia tujuh bulan di dalam kandungan agar sehat, selamat, dan tiada berkekurangan.

Apakah ketan kunyit pada acara munggah sama dengan acara nimbang bunting?

Ketan kunyitnya sama. Bentuknya juga sama, bulat seukuran piring.
Yang membedakan ketan kunyit yang satu dengan ketan kunyit lainnya adalah topingnya.

Jika disajikan saat munggah, topingnya adalah ayam kampung yang dipanggang utuh dan telah diberi rempah-rempah tertentu, sehingga harum dan empuk.

Namun, ketan kunyit yang disajikan saat nimbang bunting, bertoping iwak delek (ikan gabus) yang telah difilet lebih jurang dua jari lalu digoreng.
Penyajiannya juga dilengkapi dengan udang goreng, gando 'kucai' yang dijalin, irisan timun, dan irisan nanas.

Filosofi yang terdapat pada sajian ini adalah bahwa ketan kunyit melambangkan keanggunan dan keistimewaaan.

Ikan gabus melambangkan kekuatan karena bisa bertahan hidup dan sangat baik untuk kesehatan.

Sementara udang adalah lambang kegesitan dan kelincahan.

Nanas dan timun adalah zat pengontrol agar ibu dan bayinya serta yang hadir dan ikut menikmati sajian ini tidak berkelebihan kolesterol akibat menyantap santan dari ketan kunyit dan udang.

"Betapa beragamnya budaya kita. Betapa kayanya kuliner kita.

Dan ini mesti terdokumentasi dan tersosialisasikan secara istiqomah agar tak lenyap tertelan masa," kata dia.

Sementara itu dari segi resep dan bahan, Chef Budi Irawan selaku Executive Chef Hotel Santika Radial Palembang mengatakan pembuatan ketan kuning ayam panggang ini juga tak sembarangan.

"Saat menghaluskan kunyit sebaiknya tidak dicampur dengan bawang merah ataupun putih, agar warnanya tidak terkontaminasi," jelas Chef Budi.

Sementara itu, untuk menyajikannya ketan kuning panggang ayam ini juga tak sembarangan.

Pasalnya penyajiannya memang sudah khas turun temurun.

"Selama ini kami memang menyajikan sudah sesuai dengan tradisi, ayam panggang di atas ketan dan diletakan ditengah-tengah," jelas Chef Budi.

Berikut dilansir dari Cokpad, adalah resep ketan kuning panggang ayam :

Bahan-bahan
Ketan Kuning:
1 kg Beras Ketan
200 ml Santan Kental
1 ruas Kunyit, parut, campur dengan sedikit air dan saring
4 tetes Pewarna Kuning Tua
1 potong Jeruk Nipis
1 sdm Gula Pasir
1/2 sdt Garam
2 lbr Daun Pandan, simpulkan
Ayam Panggang:
1 ekor Ayam Utuh (berat 1.2kg)
1 sdt Garam
2 sdm Gula Merah
3 Sdm Kecap
1/2 sdt Asam Jawa
2 lbr Daun Jeruk
1 sdm Daun Salam
Minyak untuk Menumis
500 ml Air
Haluskan:
4 siung Bawang Putih
6 siung Bawang Merah
3 bh Cabe Merah Keriting
3 btr Kemiri
2 cm Jahe
1 ruas Kunyit
1 cm Lengkuas
1 btg Serai, ambil putihnya
1 sdt Ketumbar
1/2 st Lada
secukupnya Garam, Gula Pasir dan penyedap

Langkah
Cuci bersih beras ketan, rendam dengan air, tambahkan air kunyit, pewarna makanan kuning tua dan perasan air jeruk selama 1jam
Panaskan dandang pengukus, apabila air sdh mendidih, kukus beras ketan dan daun pandan yg sdh ditirisan selama kurang lebih 20 menit.
Campurkan santan, gula pasir dan garam
Angkat beras ketan yg sdh dikukus, campurkan dengan larutan santan, aduk hingga rata
Kukus kembali sampai matang kurleb 30 menit, sampai matang.
Cuci ayam sampai bersih, belah dada ayam supaya melebar dan biarkan utuh
Tumis bumbu halus sampai harum, tambahkan air dan bumbu2 lainnya kecuali kecap manis.
Masukkan ayam, bolak-balik supaya bumbunya merata, biarkan sampai air menyusut dan menyisakan bumbu kental.
Angkat ayam, panaskan pemanggang, boleh pakai arang.
Campur sisa bumbu dengan kecap manis, digunakan untuk bumbu olesan saat memanggang.
Panggang ayam di atas pemanggang dengan api kecil, olesi dengan bumbu pemanggang, lakukan dengan teliti supaya bumbu merata pada ayam.
Ayam panggang siap dihidangkan

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved