2 Desa Ini Terkaya di Indonesia, tidak ada Batubara atau Sumber Alam lainnya, Pendapatan Rp50 Miliar
Berikut ini dua desa di Indonesia yang berhasil menerapkan program pemerintah Joko Widodo yakni Transfer ke Daerah dan Desa (TKDD).
Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM - Salah satu program pemerintah yakni Transfer ke Daerah dan Desa (TKDD).
Ini merupakan program dari Joko Widodo demi mendorong beberapa desa untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan potensinya.
Ada dua desa yang telah berhasil menerapkan program TKDD ini di antaranya Desa Ponggok, Klaten, Jawa Tengah, dan Desa Kutuh, Kabupaten Badung, Bali.
Kedua desa ini mampu memaksimalkan potensi dan berhasil menyulapnya dari desa yang berpendapatan rendah menjadi desa berpendapatan sangat tinggi.
• KUNCI Jawaban Buku Tematik Tema 2 Kelas 4 Halaman 59 60 61 63 64 65 66 67 Materi Manfaat Energi

• Video: Penderitaan Warga Dempo Tengah Pagaralam Sudah 4 Bulan tak Dapat Air Bersih dari PDAM
Mengenal Desa Kutuh, Desa Terkaya di Indonesia
Dikutip dari laman kemendes kutuh bali, Desa Kutuh, yang berada di Kecamatan Kuta Selatan di Pulau Dewata layak dinobatkan sebagai desa percontohan yang berhasil mengembangkan potensinya terutama pariwisata.
Bahkan, upaya pengembangan potensi pariwisata telah dilakukan oleh masyarakat Desa Badung sejak sebelum kebijakan TKDD diperlakukan. Pasalnya, sejak 1998, masyarakat desa adat setempat telah membentuk Lembaga Perkreditan Desa untuk menyimpan dan menyalurkan dana ke sektor-sektor produktif.
Kepala Desa Kutuh, I Wayan Purja, mengatakan, secara keseluruhan Desa Kutuh memiliki sembilan unit usaha atau Badan Usaha Milik Desa Adat, (BUMDA), yang salah satunya adalah Lembaga Perkreditan Desa (LPD).
Dari dana yang terkumpul di LPD tersebut, penduduk desa pun berinisiatif untuk mengembangkan beberapa lokasi wisata, meliputi :
- Wisata Pantai Pandawa
- Gunung Payung Cultural Park
- Atraksi Wisata Khusus Timbis Paragliding,
- Atraksi Wisata Khusus Seni dan Budaya
• Inilah 8 Langkah Menciptakan Dapur Minimalis: seperti Warna Monokrom dan Material Warna Tanah
Dikutip melalui keterangan laman Instagram Presiden RI Joko Widodo pada Juni 2019, keberhasilan Desa Kutuh ditandai dalam membenahi fasilitas wisata khususnya paralayang.
"Sebulan yang lalu, saya juga berkunjung ke Desa Kutuh. Desa ini berhasil memanfaatkan dan mengelola Dana Desa, di antaranya dengan membenahi fasilitas wisata olahraga untuk paralayang ini.
Di Desa Kutuh Anda bisa ikut kompetisi paralayang, juga sekadar menikmati keindahan hamparan tebing dan pantai Nusa Dua seperti pasangan pengantin ini.
Selamat menempuh hidup baru. Selamat menikmati keindahan Desa Kutuh," tulis Joko Widodo.
"Semula tak ada yang menjanjikan dari Desa Kutuh di Kabupaten Badung, Bali. Daerahnya tandus, berbatas pantai dan batu-batu karang, dan dikelilingi gunung. Warganya jadi petani dan nelayan.
Dana Desa yang datang mengucur setiap tahun sejak tahun 2015 telah mengubah wajah Desa Kutuh. Uang sekitar satu miliar setahun itu dimanfaatkan untuk membangun sarana yang menunjang ekonomi masyarakat: jalan desa 957 meter, jembatan, pasar desa, BUMDes, tambatan perahu, embung, irigasi, dan sarana olahraga," tulis keterangan unggahan Joko Widodo.
Desa Kutuh kini menjelma menjadi tempat tujuan wisata bahkan hingga mancanegara.
"Hasilnya terlihat dengan cepat. Desa Kutuh menjelma jadi desa tujuan wisata, terutama sport tourism. Desa Kutuh menyewakan lapangan bola untuk latihan dan kompetisi, bahkan ada lomba paralayang yang dalam setahun bisa menghasilkan Rp800 juta. Pantai Pandawa di desa ini juga jadi ikon pariwisata baru yang dikunjungi wisatawan mancanegara," tambahnya.