Ilmuwan Gunakan Kecerdasan Buatan untuk Gali Data NASA, 50 Planet Baru Ditemukan
Mesin yang mempelajari algoritma baru saja mengkonfirmasi keberadaan 50 planet baru dengan menggali data lama milik badan antariksa Amerika Serikat
SRIPOKU.COM - Memanfaatkan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), ilmuwan mendapatkan data puluhan planet baru.
Mesin yang mempelajari algoritma baru saja mengkonfirmasi keberadaan 50 planet baru dengan menggali data lama milik badan antariksa Amerika Serikat (NASA).
Tim dari Universitas Warwick yang memberikan kumpulan data besar yang berasal dari misi Kepler NASA yang saat ini telah dihentikan dan Satelit Survei Planet Luar Angkasa Transit (TESS), serta teleskop luar angkasa yang diluncurkan pada 2018.
• Planet Baru Mirip Bumi Akhirnya Ditemukan, Setahun di Sana Setara 19 Hari, Berada di Zona Layak Huni
• Inilah 7 Makanan yang Penting untuk Perkembangan Otak Anak: Telur, Yogurt Yunani hingga Buah Apel
Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini:

Dilansir dari Futurism, Senin (31/8/2020), ilmuwan mengharapkan bahwa penelitian mereka dapat membuka cara baru untuk teknik validasi planet masa depan.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah astronomi, tim mengatakan bahwa algoritme AI dapat mengkonfonfirmasi adanya 50 planet baru.
"Algoritme yang dikembangkan memungkinkan kami mendapatkan 50 kandidat planet yang melewati ambang batas dari validasi planet, meningkatkannya menjadi planet nyata," kata David Armstrong, dari departemen fisika, University of Warwick.
Kecerdasan buatan atau AI memberikan kemampuan yang canggih bagi astronom untuk memvalidasi dunia yang jauh.
Menurut Armstrong seperti dilansir dari Cnet, memvalidasi planet dapat membantu ilmuwan mengarahkan sumber dayanya ke tempat-tempat menarik di luar angkasa tanpa membuang-buang waktu di planet "palsu".
Dan jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:
Armstrong yang juga merupakan penulis utama makalah yang diterbitkan dalam jurnal Monthly Notices of Royal Astronomical Society ini menyebut planet-planet ini memiliki berbagai ukuran.
Beberapa di antaranya bahkan berukuran sebesar Neptunus, dan yang lainnya ada yang lebih kecil dari Bumi.
"Daripada mengatakan calon planet mana yang lebih mungkin menjadi planet, sekarang kami dapat mengatakan potensi statistik yang tepat. Di mana terdapat kurang dari 1 persen kemungkinan kandidat menjadi palsu, itu dianggap sebagai planet yang tervalidasi," kata Armstrong.
Ini tidak hanya sangat efektif, algoritme bekerja dengan sangat cepat dengan sendirinya.
“Kami masih harus menghabiskan waktu untuk melatih algoritme, tetapi setelah itu selesai, akan jauh lebih mudah untuk menerapkannya ke kandidat yang akan datang,” tutur Armstrong.
