Terkenal di Negara Lain, Ternyata Tabiat Asli Jackie Chan Dibenci Orang Hongkong, Ini Alasannya!
Akan tetapi, layaknya publik figur sukses pada umumnya, Hidup Jackie Chan justru tak secerah ketika karirnya beranjak naik.
Penulis: Nadyia Tahzani | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM - Hong Kong adalah tempat Jackie Chan memulai kariernya yang kini sudah mendunia.
Namun, kini Jackie Chan aktor laga tersebut seakan menjadi musuh bersama warga Hong Kong.
Karena bagi rakyat Hong Kong, khususnya aktivis pro-demokrasi, Jackie Chan lelaki 66 tahun itu adalah seorang pengkhianat.
Ya, di seluruh Sosok Jackie Chan sudah tak asing lagi di telinga kita.
• KONDISI Azis Gagap Usai Akui Sakit Hati ke Andre Taulany, Sampai Ogah Lihat Wajah Sohib Sule!

Jackie Chan lahir di Victoria Peak, Hong Kong, 7 April 1954 adalah seorang aktor, sutradara, pemeran pengganti, produser film, aktor bela diri, aktor komedi, penulis naskah layar lebar dan penyanyi dari Hong Kong.
Jackie Chan adalah salah satu tokoh yang terkenal dalam seni bela diri (kungfu) dan aktor layar lebar dunia yang terkenal dengan aksi pertarungan akrobatiknya, ahli penggunaan berbagai macam alat yang ditemui di sekitarnya sebagai senjata dan aktor laga yang memiliki banyak inovasi.
Ia telah mendalami seni peran sejak tahun 1970-an, dan sudah tampil tak kurang dalam 100 film serta pernah menerima penghargaan di Hong Kong Avenue of Stars dan di Hollywood Walk of Fame.
Karirnya dimulai sejak usia anak-anak yakni lima tahun, Jackie Chan telah membintangi berbagai film ternama dunia sehingga mengantarkan namanya sebagai salah satu aktor paling sukses di dunia.
Jackie Chan dikenal sebagai salah satu aktor yang tak pernah menggunakan stuntman (pemeran pengganti) untuk melakukan adegan. Itu dilakukannya sejak pertama terjun ke dunia akting pada 1970.
Pada usianya yang telah menginjak 66 tahun, Jackie Chan pun menjelma menjadi salah satu legend di dunia seni peran atau akting.
Bahkan, penghargaan Oscar pun pernah diraih pria yang bermain dalam Police Story ini.
Berkat kerja kerasnya yang luar biasa, kini popularitasnya tak diragukan lagi bahkan berhasil mengumpulkan punci-pundi yang berlimpah.
Dia diperkirakan memiliki kekayaan bersih sebesar $400 juta atau setara Rp5,8 triliun.
Akan tetapi, layaknya publik figur sukses pada umumnya, Hidup Jackie Chan justru tak secerah ketika karirnya beranjak naik.
Melansir VICE US, Jackie Chan justru dibenci di negaranya sendiri.
Melansir akun Twitter pro-demokrasi Hong Kong World City ia memposting kutipan jawaban Jackie Chan yang membuat warga Hongkon Geram.
“Dunia Barat memuja Jackie Chan, tapi mereka tidak tahu seperti apa dia sebenarnya, Dia tidak sebaik pencitraannya," tulis akun tersebut.
Pada 2009, Jackie Chan secara terang-terangan mendukung Partai Komunis Tiongkok, dan pernah diminta bergabung dengan badan penasehat politik partai.
• Video Hari Raya Anak Yatim Dompet Dhuafa Sumsel Bersama LinkAja Bagikan Bingkisan dan Uang Ke Ponpes

Jackie Chan mempertanyakan apa pentingnya memperjuangkan kebebasan pers dan merasa tak ada yang salah dengan penyensoran pemerintah Tiongkok.
“Saya tak yakin kebebasan adalah sesuatu yang bagus, Saya rasa kontrol pemerintah semakin diperlukan bagi rakyat Tiongkok. Tanpa kontrol, orang akan bertindak semaunya," kata Jackie Chan dalam konferensi pers pada 2009.
Admin Hong Kong World City mengunggah komentar tersebut ke akun Twitter-nya.
“Orang Hong Kong tidak suka dengannya karena pemikirannya kontroversial. Dia bilang orang sini dan Taiwan yang ada di Tiongkok Daratan tak pantas memperoleh kebebasan, Ucapannya tidak dapat dimaafkan," lanjut sang admin.
Dalam wawancara televisi tahun lalu, Jackie Chan mengkritik aksi unjuk rasa pro-demokrasi yang berlangsung berbulan-bulan di Hong Kong. Dia melontarkan narasi pro-Tiongkok dan berharap wilayah semi-otonom ini “bisa damai lagi”.
“Peristiwa yang terjadi di Hong Kong dewasa ini sangat menyedihkan, Hong Kong dan Tiongkok adalah tempat kelahiranku. Tiongkok masih negaraku, dan saya mencintai negeri ini," kata Jackie.
Mengutip Vice News, Baru-baru ini, Jackie menyuarakan dukungannya terhadap Undang-Undang Keamanan Nasional kontroversial yang diusulkan Tiongkok.
UU tersebut melarang segala bentuk pemisahan diri, pemberontakan yang bertujuan menggulingkan kekuasaan, aksi terorisme dan kolusi dengan negara lain. Para pelanggar terancam dikenakan hukuman maksimal seumur hidup.
Dia juga menandatangani pernyataan kelompok yang berbunyi: “Kami sepenuhnya memahami pentingnya menjaga keamanan nasional di Hong Kong dan mendukung keputusan Kongres Rakyat Nasional untuk membuat Undang-Undang Keamanan Nasional Hong Kong.”
Warganet Hong Kong dan Taiwan mengecam habis-habisan sikap Jackie, memanggilnya “bajingan bermuka dua” dan “pengkhianat”.
“Bukannya meningkatkan kesadaran publik dan menjaga keamanan dan nilai-nilai Hong Kong, Cheng Long justru memperkuat status politiknya di Tiongkok Daratan,” kata Lo Kin-hei, wakil ketua Partai Demokrat Hong Kong.
“Dulu dia dicintai pada 1980 dan 1990-an, tapi sekarang banyak yang membencinya. Dia tak lagi mewakili kota dan rakyat Hong Kong.”
• Raup Keuntungan 15 Miliar Per Hari, Bella Thorne Sukses Menjual Foto Seksinya di Situs Onlyfans

Seniman Tiongkok-Australia Badiucao juga mengkritik sikap Jackie.
“Mendukung pemerintah Tiongkok sama saja dengan melanggengkan kekerasan, penyensoran, kamp konsentrasi dan pembersihan etnis,” kata Badiucao kartunis politik.
“Sebagai aktor paling terkemuka di Hong Kong, Jackie Chan bertanggung jawab mengemukakan apa yang terjadi di kampung halamannya. Tapi dia malah membela kekerasan yang dilakukan pemerintah Tiongkok. Cheng Long mungkin dicintai rakyat Tiongkok, tapi dia menyalahgunakan popularitas dan pengaruhnya dengan menjilat Partai Komunis dan mengkhianati Hong Kong.”
“Demokrasi sangat penting bagi seniman karena memberikan kita kebebasan untuk berkarya. Jackie Chan adalah musuh demokrasi," ujar Badiucao.
Akademisi John Lee dari Hudson Institute mengatakan khalayak Tiongkok Daratan berperan besar dalam menentukan kesuksesan dunia perfilman, sehingga karier aktor dan aktris terancam di ujung tanduk jika mereka sampai bikin marah orang Tiongkok.
“Ada konsekuensi serius bagi seleb dan eksekutif entertainment yang melemparkan komentar sensitif terhadap Tiongkok dan Partai Komunis,” ujarnya.
“Pendapatan box office Tiongkok hampir mencapai 10 miliar Dolar (Rp146 triliun), menjadikannya terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat. Ada perkiraan angkanya akan naik dua kali lipat,” imbuh John.
“Pengaruh khalayak Tiongkok Daratan sangat besar, sehingga Hollywood dan banyak industri film lainnya tertarik menjangkau mereka," kata John menmbahkan.
Demonstrasi anti-pemerintah yang terus bergolak di Hong Kong memecah-belah industri hiburannya.
Artis papan atas macam Jackie Chan dan Donnie Yen, yang membintangi film reboot Disney Mulan, bisa hidup nyaman karena menunjukkan kesetiaannya kepada Tiongkok dan Partai Komunis.
Di sisi lain, artis kritis macam Chow Yun-fat dan penyanyi Denise Ho mendapat ganjarannya karena terang-terangan mendukung gerakan pro-demokrasi Hong Kong.
“Jackie berkhianat dan munafik karena dia lahir di Hong Kong dan menikmati kebebasan yang ditawarkan wilayah itu,” John meneruskan.
“Sikap Jackie sangat menguntungkan bagi kariernya,” katanya.
"Tapi dia menyampaikan pesan propaganda pemerintah Tiongkok tentang masalah yang sangat sensitif dan politis, menekankan bahwa dia lebih mementingkan patriotisme dan stabilitas karier ketimbang kebebasan masyarakat dan demokrasi" ujaranya.

• Digantung Masalah Hukum, Bibi Ardiansyah Ungkap Keresahan Vanessa Angel, di Penjara Tinggalkan Gala