Kisah Pilu Nenek, Nekat Buang Cucu yang Masih Bayi Umur 4 Jam ke Kanal, Alasannya Sungguh Memilukan!

Hasil pemeriksaan penyidik Polsek Panakkukang, Makassarmenyebutkan, ibu bayi tersebut bernama Subaidah (20), warga Jl Sukaria, Makassar.

kompas.com
Kisah Pilu Nenek, Nekat Buang Cucu yang Masih Bayi Umur 4 Jam ke Kanal, Alasannya Sungguh Memilukan! 

SRIPOKU.COM - Kisah nenek tega buang bayi umur 4 jam ke kanal, ternyata ada alasan memilukan.

Baru-baru ini viral lagi kisah, seorang nenek tega membuang bayi yang masih berusia empat jam ke kanal.

Diulik lebih lanjut, ternyata pelaku nekat melakukan hal tersebut lantaran malu sang cucu tak punya ayah.

Kejadian nenek buang bayi ini terjadi di Makassar.

Tepatnya pekan lalu, warga Makassar dihebohkan dengan penemuan jenazah bayi berjenis kelamin laki-laki di kanal Jl Sukaria, Kelurahan Tamamaung, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar.

Kasus ini semakin memprihatinkan setelah polisi mulai menguak motif di balik pembuangan bayi malang tersebut.

Hasil pemeriksaan penyidik Polsek Panakkukang, Makassarmenyebutkan, ibu bayi tersebut bernama Subaidah (20), warga Jl Sukaria, Makassar.

bayi
bayi (kompas.com)

Bayi itu diduga merupakan hasil hubungan gelap dengan kekasih Subaidah.

Selain menangkap Subaidah, polisi juga menangkap Dg Cora, ibu kandung Subaidah yang juga nenek sang bayi malang.

Dg Cora inilah yang diduga menjadi dalang pembuangan bayi di kanal tersebut.

Berdasarkan hasil penyelidikan, bayi tersebut lahir pada Jumat (14/8/2020) jelang tengah malam di kamar kontrakan Dg Cr.

Sehari-hari, Dg Cora dan anaknya berprofesi sebagai asisten rumah tangga.

Awalnya bayi berjenis kelamin laki-laki itu lahir dengan selamat. Namun karena bayi tersebut tidak punya ayah, Dg Cora merasa malu dan berniat membuang bayi tersebut untuk menutupi aib keluarga.

“Bayi ini dilahirkan pada malam hari (oleh Subaedah) dalam kondisi hidup dan normal. Empat jam kemudian, bayi pun dibuang ke kanal (oleh Daeng Cora),” kata Kanit Reskrim Polsek Panakkukang, Iptu Iqbal Usman, Kamis (20/8/2020).

Daeng Cora membungkus cucunya itu dengan selembar sarung lalu disimpan di dalam kantongan plastik.

Setelah itu, dia pergi meninggalkan rumahnya dari Jl Sukaria 13 menuju ke kanal di Sukaria 18. Di sana, Daeng Cora pun membuang cucunya yang masih hidup.

Jenazah bayi ditemukan warga, Minggu (16/8/2020) malam dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk divisum.

“Kedua pelaku (Daeng Cora dan Subaedah) diamankan di Mako Polsek Panakukang guna interogasi lebih lanjut,” kata Iptu Iqbal.

Motif kedua wanita yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga ini, lantaran tidak mau menanggung malu. Penyidik juga masih mendalami keterangan siapa ayah sang bayi tersebut.

Atas perbuatan mereka, penyidik menjerat nenek dan ibu bayi malang itu dengan Pasal 80 Ayat (3) UU RI Nomor 35 Tahun 2014 Terhadap Perubahan UU RI No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.

Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul"TEGA, Bayi Umur 4 Jam Sengaja Dibuang ke Kanal Dalam Keadaan Hidup-hidup"

===

Kisah lainnya

Tepat pada hari Sabtu (11/7) pada tahun 1995 silam, atau pada 25 tahun yang lalu, 8.000 orang Islam di Bosnia dibantai oleh tentara Serbia.

Pembantaian dilakukan di Kota Srebrenica, sebuah kota kecil di kawasan timur Bosnia.

Aksi brutal itu dilakukan hanya dalam hituangan hari.

Ribuan anak kecil dan laki-laki dewasa dibantai secara keji.

Peristiwa tragis itu tercatat sebagai kekejaman terburuk di Eropa sejak Perang Dunia II.

Peringatan atas kematian ribuan warga Bosnia tersebut digelar secara sederhana di pemakaman umum di Kota Srebrenica pada Sabtu (11/7/2020).

Dikutip Tribunpekanbaru.com dari Gulf News, disebutkan bahwa,

puluhan warga terutama keluarga korban tampak menggelar doa bersama.

tribunnews
Seorang pria dan anaknya di kuburan massal Srebrenica pada Sabtu (11/7/2020). Kuburan massal itu adalah pemakaman bagi 8.000 warga Bosnia yang dibantai oleh Tentara Serbia pada 1995 silam (AFP)

Pembunuhan ribuan warga Bosnia itu sendiri disebut oleh pengadilan internasional di Den Haag, Belanda sebagai genosida yang direncanakan.

Kejadian tragis itu terjadi di saat terjadi perang antara warga Kroasia, Muslim Bosnia dan Serbia yang merenggut sekitar 100.000 jiwa.

Peperangan itu terjadi menyusul pecahnya negara Yugoslavia dan menjadi tiga kelompok masyarakat, yakni, Muslim Bosnia, Kroasia dan Serbia.

Sejauh ini, sebanyak 6.900 korban yang dibunuh dalam peperangan itu, telah ditemukan dan diidentifikasi.

Para korban ditemukan dalam timbunan sekitar 80 kuburan massal.

Aktor utama pembantaian warga Muslim Bosnia itu adalah Ratko Mladic dan Radovan Karadzic.

Ratko Mladic adalah Panglima militer Serbia.

Saat ini, dia dianggap sebagai pahlawan oleh banyak warga Serbia.

Ratko Mladic sendiri dijatuhi hukuman penjara seumur hidup oleh pengadilan PBB pada tahun 2017 atas kejahatan perang termasuk genosida Srebrenica.

Sedangkan Radovan Karadzic, adalah pemimpin politik Serbia.

Ia juga dijatuhi hukuman penjara seumur hidup di Den Haag.

Pembantaian Srebrenica adalah satu-satunya episode konflik Bosnia yang digambarkan sebagai genosida oleh komunitas internasional.

Namun, Presiden Serbia Aleksandar Vucic pada Sabtu (11/7) menggambarkan Srebrenica sebagai sesuatu yang tidak boleh terjadi dan tidak bisa dibanggakan.

Namun, ia tidak pernah secara terbuka mengucapkan kata genosida.

tribunnews
Wanita Muslim Bosnia menyiapkan kopi panas bagi peziarah di kuburan massal Srebrenica yang dijadikan sebagai tempat pemakaman bagi 8.000 warga Bosnia yang dibantai Tentara Serbia (AFP)

Sementara itu, Walikota Serbia Mladen Grujicic, secara terang-terangan menolak, apa yang terjadi di Kota Srebrenica sebagai sebuah pembantaian.

"Ada bukti baru setiap hari yang menyangkal tuduhan pembantaian tersebut," katanya.

Mladen Grujicic sendiri sukses menjadi Walikota, setelah menjual isu penolakan atas tuduhan genosida dalam kampanye yang dilakukannya.

Sementara itu, staf urusan umat Islam di Istan Kepresidenan Bosnia, Sefik Dzaferovic mengatakan,

bahwa pihaknya tidak akan pernah berhenti mengungkapkan kebenaran, keadilan dan tentang perlunya mengadili semua orang yang telah melakukan kejahatan terbesar di abad ke 20 tersebut.

"Kami akan memerangi mereka yang menyangkal genosida dan memuliakan para pelakunya," katanya di pusat peringatan 25 tahun pembantaian terhadap muslim Bosnia.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved