Bola Lokal

Tak Sabar Tunggu 1 September 2020, Bek Sriwijaya FC Ini: 5 Bulan Tak Ada Pemasukan Kerja Serabutan

Bek Sriwijaya FC Deny Arwin mengaku sudah tak sabar lagi menunggu latihan perdana tanggal 1 September 2020, jelang Liga 2 Indonesia bergulir

Penulis: Abdul Hafiz | Editor: adi kurniawan
sripoku.com/abdul hafiz
Bek Sriwijaya FC, Denny Arwin, ternyata menyimpan kisah haru dan sedih mengawali di dunia sepakbola. 

Laporan Wartawan Sripoku.com, Abdul Hafiz

SRIPOKU.COM, PALEMBANG --- Bek Sriwijaya FC Deny Arwin mengaku sudah tak sabar lagi menunggu latihan perdana tanggal 1 September 2020 di Stadion Bumi Sriwijaya Palembang, jelang Liga 2 Indonesia bergulir.

"Saya sudah gak sabar mau latihan udah 5 bulan gak kerja gak ada pemasukan semenejak Liga 2 Indonesia dihentikan sementara," ungkap Deny Arwin kepada sripoku.com.

Bahkan seperti biasa pekerjaan apapun dilakoninya demi untuk mendapatkan uang jajan kesehariannya sambil menunggu Liga 2 Indonesia bergulir.

"Nyari bola golf buat dijual jajan sehari-hari paling dapat duit sehari Rp 20 ribu ada 5 bola per hari."

"Nyarinya ke kali, pinggiran padang golf gak jauh jalan kaki dari rumah ke lapangan golf," kata pemain bek nomor punggung 22.

Deny Arwin mengaku tetap giat latihan baik itu game di Lapangan Trafa FC Sawangan Telaga Golf, Depok, maupun latihan fisik dan joging di lapangan golf.

"Saat ini Alhamdulillah tetap giat latihan di lapangan selain game, joging, fisik di sekitar rumah dan joging di lapangan golf," ujarnya.

Lepas Masa Lajang, Gelandang Sriwijaya FC Suandi: Semoga Dipanggil Main ke Palembang Bisa Nabung

Jelang Liga 2 Indonesia Bergulir Latihan Perdana Sriwijaya FC Diundur 1 September 2020

Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube SripokuTV di bawah ini:

 

Denny Arwin sendiri berharap masih dipanggil manajemen untuk bisa kembali merumput di Palembang.

"Saya pingin kalau saya masih di sana agar bisa lebih baik dari sebelumnya."

"Apalagi manajemen pingin dengan pemain baru yang berlabel bisa membawa tim lebih baik lagi."

"Semoga bisa kembali latihan dengan tetap jaga kesehatan, tetap waspada dengan wabah ini serahin sama Allah," ujarnya.

Menyikapi pemberitaan rencana manajemen bakal merombak tim sehingga bakal ada beberapa pemain yang dicoret.

"Kalau di sepakbola gak aneh lagi pencoretan nanti yang dicoret bakal main di tim lain."

"Bisa jadi lawan kita saya juga seperti itu Hal biasa masalah itu karena kebutuhan tim pastilah ada rasa sedih berpisah dengan yang sudah bersama," pungkasnya.

Pengalaman menghadapi kehidupun susah di masa kecil membuat Bek Sriwijaya FC Denny Arwin rela mengerjakan untuk bisa menghasilkan uang termasuk saat libur kompetisi saat ini dirinya menjadi sopir antar jemput tetangganya.

"Lagi nyari kerjaan juga, tapi gak ada sempet jadi antar jemput main golf, Rp 150 ribu sekali antar semacam Gocar pribadi tetangga mau main ke Cinere," ungkap Denny Ariwin.

Jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:

Tak hanya menjadi sopir, bek nomor punggung 22.ini juga tak malu-mau membantu kakaknya menjadi pelayan berjualan makanan anak kecil di kampung tempat tinggalnya.

"Apa aja dikerjaan apalagi sekarang gak pandang gengsi."

"Paling kalo malam bantuin kakak dagang makanan anak kecil."

"Baru-baru ini lagi ada kompetisi badminton antar kampung rame, dagang cilok, es, bantu ngelayani," kata Denny Arwin.

Jelang digulirkannya kembali kompetisi, Denny sendiri mengaku tetap rutin giat berlatih di lapangan TRAFO FC Sawangan Pocol Depok setiap pagi bareng ada anak-anak sekitarnya.

"Kayak latihan speed, crossing, saya tahan gamenya setiap Sabtu dan Minggu ujicoba," kata pemain kelahiran Bogor, 2 Mei 1993.

Denny Arwin merupakan anak ketiga dari 4 bersaudara putra asli Betawi pasangan Asmui Zainal dan almarhumah Nuraini ini.

Denny Arwin yang pada musim tahun lalu memperkuat Cilegon United dan mengidolakan mantan pemain Timnas Mahyadi Panggabean dan Patrice Evra mengaku dirinya yang humoris ini tidak pandang untuk mencari calon istri dari suku apapun.

Denny yang masa kecilnya sempat menjadi tukang pungut bola golf (cady) yang sudah terbiasa makan pempek ternyata menyimpan kisah haru dan sedih mengawali di dunia sepakbola mulai dari betapa kuatnya dorongan sang almarhum ibunda mengingkannya menjadi pesepabola dalam kondisi ekonomi kekurangan hingga kini dengan prestasinya bisa mengangkat derajat keluarga.

"Kalau cerita soal saya bukan sedih lagi. Orangtua kuli bangunan. Buat SD ke SMP gak mampu. susah bayaran. Saking pengennya almarhum Umi saya agar bisa masuk SSB, beliau sampai pinjam uang ke tetangga. Beliau meninggal sejak saya SMP. Tak lama setelah saya masuk sekolah SSB Tahun 2006," beber Denny Arwin.

Bahkan sembari membuktikan bakat prestasinya di dunia sepakbola, pria lajang kelahiran Bogor, 2 Mei 1993 sempat menjadi tukang pungut bola golf.

Itulah kenapa Denny yang mengidolakan Patrice Evra pemain MU, ingin sekali jadi pemain sepakbola. Karena ingin mengangkat derajat orangtua.

Pasalnya ayahnya yang sehari-hari sebagai kuli kehidupan ekonominya jauh terbilang mencukupi.

"Dari gak punya kendaraan jadi bisa ada. Waktu ikut SSB Villa 2000. Ahmad Ikhwan sempat tinggal di rumah saya. Saya jadi tukang pungut bola golf. Dari harga Rp 2000, Rp 3000 terkumpul sampai 10 buah lumpayan buat bayaran sekolah SMP. Serba susah waktu itu. Alhamdulillah setelah saya main bola, banyak hutang lunas semua," kata Denny.

Eks pemain belakang Cilegon United menapakkan kakinya di sepakbola mulai masuk SSB 2006. Piala Nike ke Malaysia final lawan Thailand hadiahnya mendapat kesempatan main di MU di Eropa lawannya Didier Drogba waktu main di Juventus.

"Dulu posisi saya sayap kiri. Pas juara Suratin se Indonesia jadi bek kiri. Tim Villa 2000 mewakili Indonesia. Saya main bola sejak kecil karena abang dan om pesepabola juga. Dan kalau mau diceritakan banyak prestasi selama ikut SSB," terangnya.

Awal karir di sepakbola profesional main di Persikat Depok 2010 U-17. Lalu main di Villa 2000 Divisi utama 2011-2012 yang pelatihnya Riki Nelsen (sekarang jadi pelatih Sulut United).

Setelah itu memperkuat Persepam Madura Utama (pelatih widodo) 2015 pas Liga dibekukan. Piala Torabika waktu bela Madiun FC 2016. Cilegon United 2017. 2018 membela Persita semifinal kalah lawan Semen Padang. Lalu 2019 kembali ke Cilegon United. Barulah 2020 bergabung dengan Sriwijaya FC.

"Target tentunya ingin menjadikan Sriwijaya FC juara Liga 2 Indonesia dan promosi naik Liga 1 Indonesia," pungkasnya.

Jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Facebook Sriwijayapost di bawah ini:

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved