Idul Adha 2020
Inilah Deretan Tradisi Unik Jelang Idul Adha di Indonesia, Ada Manten Sapi, No Terakhir Paling Unik!
Jelang Idul Adha ada beragam tradisi unik di beberapa daerah di Indonesia, Apa saja itu? S
Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM - Perayaan hari raya Idul Adha atau hari raya Kurban tak lama lagi.
Umat muslim di seluruh dunia akan merayakan hari raya yang juga disebut sebagai lebaran haji.
Diketahui Idul Adha 1441 H atau 2020 M diperkirakan jatuh pada akhir bulan Juli 2020.
Muhammadiyah sudah menetapkan Idul Adha 1441 H/2020 yang diperingati 10 Dzulhijjah, jatuh pada tanggal 31 Juli 2020.
Namun NU masih menunggu Sidang Isbat oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI yang dilakukan pada 21 Juli nanti.
Jika benar perayaan Idul Adha 10 Dzulhijjah 1441 H jatuh pada 31 Juli 2020, maka Puasa Arafah 9 Dzulhijjah 1441 H jatuh pada tanggal 30 Juli 2020.
Ada banyak perayaan dan tradisi unik di Indonesia, salah satunya saat Idul Adha.
Perayaan Idul Adha diramaikan dengan tradisi menyembelih hewan qurban, setiap daerah merayakan dengan rangkaian acara yang lekat dengan nilai tradisi.
Berikut 4 tradisi unik jelang perayaan Idul Adha yang ada di Indonesia.
• Idul Adha, Ini Hukum Memakan Daging Kurban Bagi Si Pengurban & Tata Cara Berkurban yang Benar
1. Grebeg Gunungan di Keraton Yogyakarta

Tradisi unik ini digelar di Keraton Yogyakarta sesaat menjelang Idul Adha dan sudah berjalan turun-temurun.
Dalam tradisi ini, tiga buah gunungan berisi berbagai makanan diarak, dikawal oleh prajurit dan dua ekor kuda.
Perjalanan dimulai dari halaman keraton melewati alun-alun utara menuju masjid.
Setelah prosesi doa, warga yang hadir boleh mengambil isi gunungan yang dipercaya dapat mendatangkan berkah.
• Kumpulan Lagu Religi Cocok Diputar saat Idul Adha, Lengkap Video Klip & Liriknya Bikin Hati Adem!
2. Apitan di Semarang

Salah satu tradisi unik dalam menyambut Idul Adha ialah tradisi Apitan di Semarang.
Tradisi ini ditandai dengan pembacaan doa untuk keselamatan warga dan dilanjutkan dengan melakukan arak-arakan.
Tradisi Apitan atau lebih dikenal dengan “Sedekah Bumi Apitan” dilakukan sebagai rasa syukur atas rezeki berupa hasil bumi yang diberikan.
Bentuk syukur disimbolkan dengan mengarak tumpeng dan hasil bumi di jalan raya.
Pada tradisi ini, warga akan berebut mengambil iring-iringan berupa hasil pertanian, seperti padi, jagung, terung, cabai, tomat, dan sejenisnya.
Masyarakat setempat percaya bahwa hasil bumi yang mereka peroleh akan membawa berkah.
• Jadwal Hari Raya Idul Adha, Ini Cara Memilih Hewan Kurban yang Baik, Ciri-ciri Sapi & Kambing Sehat
3. Manten Sapi di Pasuruan

Manten Sapi di Pasuruan, tepatnya di Desa Wates Tani, Kecamatan Granti, Kabupaten Pasuruan.
Tradisi perayaan qurban ditandai dengan gelaran “Manten Sapi” atau pengantin sapi untuk menghormati hewan qurban yang akan disembelih.
Prosesinya cukup unik. Selaiknya acara “mantenan”, sapi-sapi yang telah disiapkan akan dirias dan didandani secantik mungkin layaknya pengantin.
Hewan tersebut juga akan diberikan kalung bunga tujuh rupa, lalu dibalut dengan kain kafan, serban, dan sajadah agar terlihat cantik dan tampan saat prosesi.
Setelah selesai dihias, sapi-sapi tersebut akan diarak oleh ratusan warga menuju masjid setempat dan diserahkan pada panitia kurban.
Setelah disembelih, warga perempuan akan turut menyemarakkan tradisi ini dengan membawa peralatan masak dan bumbu dapur untuk acara masak bersama.
• Tata Cara Lengap Sholat Idul Adha 1441 H, Kemenag Akan Gelar Sidang Isbat 21 Juli
4. Mepe Kasur di Banyuwangi

Salah satu tradisi unik menjelang Idul Adha juga digelar di Banyuwangi.
Tradisi yang dikenal dengan istilah mepe kasur atau menjemur kasur ini selalu diadakan setiap mendekati Idul Adha.
Yang unik, dalam tradisi mepe kasur pada masyarakat Using, Banyuwangi ini kasur-kasur tersebut mempunyai warna seragam, yakni berwarna hitam pada bagian atas dan bawah, lalu merah pada setiap pinggirnya.
Mepe kasur menjadi cara masyarakat Using di Banyuwangi menghormati datangnya bulan Dzulhijjah.
Warga juga percaya bawa tradisi menjemur kasur menjadi cara untuk menolak bala, sekaligus menjauhkan segala hal-hal buruk dari rumah.
Menariknya, proses menjemur kasur harus dilakukan secara serentak sejak pagi hari di depan rumah masing-masing.
Sesekali, mereka akan membalik kasur menggunakan alat tebah atau sapu lidi agar kembali bersih.