Jadwal Puasa Arafah Jelang Idul Adha Lengkap Dengan Bacaan Niat dan Keutamaannya

Sehubungan dengan pelaksanaan Idul Adha, Kementerian Agama RI akan menggelar sidang isbat (penetapan) awal Zulhijjah 1441H.

Editor: adi kurniawan
Tribun Pontianak
Ilustrasi 

SRIPOKU.COM -- Berikut bacaan niat dan jadwal puasa Arafah, lengkap dengan keutamaan menjalankannya.

Bagi umat Muslim, menjalankan puasa Arafah hukumnya adalah sunah.

Puasa Arafah dilaksanakan sebelum datang hari raya Idul Adha.

 

Sehubungan dengan pelaksanaan Idul Adha, Kementerian Agama RI akan menggelar sidang isbat (penetapan) awal Zulhijjah 1441H.

Menteri Agama, Fachrul Razi, mengatakan sidang isbat akan digelar pada 21 Juli mendatang.

"Sidang Itsbat akan digelar 21 Juli 2020,” jelas Menag di Jakarta, Kamis (02/07), dikutip dari Kemenag.go.id.

Pelaksanaan sidang isbat oleh Kementerian Agama sesuai Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 02 tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah.

Menag menjelaskan sidang isbat selalu digelar pada tanggal 29 bulan sebelumnya pada kalender Hijriyah

“Karenanya, sidang isbat awal Zulhijjah digelar pada 29 Zulqadah yang bertepadan 21 Juli 2020,” tuturnya.

Peringatan Dini Cuaca Ekstrem Dari BMKG 14 Juli 2020: Berikut Wilayah Yang Berpotensi Hujan Lebat

Video: Sumsel Bakal Tuan Rumah Piala Dunia U-20 di Jakabaring

Video : Kodim dan Polres Muaraenim Siapkan Wifi Gratis Bagi Siswa Kurang Mampu

Sidang isbat nantinya akan diawali pembahasan hasil hisab dan laporan rukyatul hilal sebelum menentukan 1 Zulhijjah.

Sidang akan melibatkan Tim Falaikiyah Kementerian Agama, perwakilan ormas, dan undangan lainnya.

Sementara itu berdasarkan Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 01/MLM/I.0/E/2020, menetapkan 9 Dzulhijah jatuh pada hari Kamis, 30 Juli 2020.

Kemudian Hari Raya Idul Adha jatuh pada Jumat, 31 Juli 2020.

Peringatan Dini Cuaca Ekstrem Dari BMKG 14 Juli 2020: Berikut Wilayah Yang Berpotensi Hujan Lebat

Telkomsel Berkomitmen Menjaga Keamanan Data Pelanggan dan Menghadirkan Manfaat Teknologi Menyeluruh

Meski Bunuh Diri, Polisi Tetap Periksa Penjaga Tahanan Predator Anak Asal Prancis, Ini Hasilnya

Untuk diketahui, menjalankan puasa Arafah adalah sebagai ganti untuk orang yang belum bisa melaksanakan ibadah haji ke Baitullah.

Dilakukannya puasa Arafah juga dengan mengharap pahala dan manfaat uang besar.

Adapun bacaan niat bagi seseorang yang akan menjalankan puasa Arafah:

نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

"Nawaitu shouma ‘arofata sunnatan lillaahi ta’aalaa"

Artinya: Saya niat puasa Arafah, Sunah karena Allah Ta’ala.

Dikutip dari Buku Pintar Panduan Lengkap Ibadah Muslimah oleh Ust.M. Syukron Maksum, dijelaskan ada beberapa keutamaan menjalankan Puasa Arafah, di antaranya:

1. Menebus dosa tahun lalu dan yang akan datang

Dengan berpuasa Arafah maka Allah SWT akan memberikan ampunan atas dosa-dosa di tahun lalu dan yang akan datang.

Hal tersebut sebagaimana sesuai sabda Rasulullah SAW:

"Dapat menebus dosa tahun yang lalu dan yang akan datang." (HR. Muslim).

Dalam hadis lain juga diungkapkan Rasulullah bersabda:

"Puasa pada hari Arafah dapat menghapuskan dosa selama dua tahun, yaitu tahun yang berlalu dan tahun yang akan datang". (Riwayat jamaah ahli hadis kecuali Bukhori dan Turmudzi).

Dengan itu menjadi kabar baik bagi seluruh umat Muslim.

2. Hari makan dan minum

Keutamaan lain hari Arafah yakni sebagai hari makan dan minum.

Dari 'Uqbah bin Amir bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"Hari Arafah, hari Qurban dan hari Tashriq adalah hari raya kita penganut islam, dan hari-hari itu adalah hari makan dan minum." (Diriwayatkan oleh yang berlima kecuali Ibnu Majah dan dinyatakan sah oleh Turmudzi).

3. Khusus untuk yang tidak tidak hadir di Arafah

Puasa Arafah memiliki manfaat bagi orang-orang yang belum dapat hadir di Arafah.

Sedangkan untuk yang berada di Arafah makan tidak diperkenankan untuk berpuasa Arafah.

Dari Abu Hurairah berkata:

"Rasulullah melarang berpuasa pada hari Arafah". (Riwayat Ahmad, Abu Daud, Nasai dan Ibnu Majah).

Sama halnya dengan itu, Imam Turmudzi berkata:

"Para ulama memandang sunah berpuasa pada hari Arafah kecuali bagi orang-orang yang sedang berada di Arafah."

Kemudian, dari Ummul Fadhal mengatakan:

"Mereka merasa bimbang mengenai puasa Nabi di Arafah, lalu saya kirimi susu, maka diminumnya, sedang ketika itu beliau berkhotbah di depan manusi di Arafah." (HR. Mutafaq alaih).

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved