JENDERAL Polisi Ini Kumandangkan Adzan, Sosoknya Dikenal Tegas dan Rendah Hati, Viral di Medsos!
polisi viral tersebut adalah Wakil Inspektur Pengawasan Umum (Wairwasum) Mabes Polri Irjen Pol Drs Umar Septono
Penulis: Nadyia Tahzani | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM - Video seorang polisi yang sedang kumandangkan adzan viral di media sosial.
Suara merdunya mengumandangkan adzan membuat warganet kagum.
Siapa Polisi itu?
Ya, sosok polisi viral tersebut adalah jenderal polisi bintang dua. Dia adalah Wakil Inspektur Pengawasan Umum (Wairwasum) Mabes Polri Irjen Pol Drs Umar Septono yang sempat viral beberapa waktu lalu karena sikapnya yang rendah hati.
Meski Pangkatnya inspektur jenderal alias bintang dua. Polri Irjen Pol Drs Umar Septono tidak sombong.
Jabatan baginya hanya titipan. Layak dijadikan teladan oleh koleganya di Korps Bhayangkara.
Itulah mengapa banyak yang kagum akan sosok Polri Irjen Pol Drs Umar Septono.
• Kini Tinggal dengan Baim Wong, Status Nenek Iro Terungkap, Punya Pacar Lebih Muda di Usia 75 Tahun
Baru-baru ini, mantan Kapolda Sulsel yang dikenal agamis itu mengumandangkan adzan sebagai bentuk syukur menyusul perayaan HUT Ke-74 Bhayangkara yang jatuh pada 1 Juli 2020, kemarin.
Video adzan Irjen Pol Umar Septono berdurasi 1 menit, 37 detik ini berlangsung di Masjid Al-Ikhlas Mabes Polri.
Video yang diunggah akun Instagram @polisi_indonesia tersebut sudah ditonton sebanyak 47.400 kali dan mendapat tanggapan 120 komentar warganet.
"Masya Allah Irjen Umar Septono kumandangkan adzan di Masjid Al-Ikhlas sebagai bentuk syukur dalam hari Bhayangkara ke-74. Wairwasum Polri Irjen Pol Umar Septono adzan di Masjid Al-Ikhlas Mabes Polr. Semoga polisi Indonesia semakin dicintai masyarakat," tulis akun @polisi_indonesia, Rabu (1/7/2020).
Diusianya yang ke-74 ini, akun @polisi_indonesia berharap agar jajaran Korps Bhayangkara semakin meningkatkan profesionalisme dalam mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) yang kondusif, rendah hati, menjadi suri tauladan bagi masyarakat, melindungi yang lemah serta empati terhadap kesulitan masyarakat Indonesia.
Postingan itu mendapat berbagai respon warganet.
"Teruslah berbuat baik, meski melelahkan, karena lelahnya akan hilang, namun pahalanya akan terus ada, amin"
"Kangen dengan sosok beliau, sehat-sehat ki Jenderal, mantan Kapolda Sulsel"
"Semoga jadi Kapolri ya Pak Umar Septon"
"ibadah tidak kenal pangkat tata harta...mantab jendralll"
"MashAllah... sehat selalu Jenderal panutan"
"Bangga memiliki Bapak Jenderal...Semoga Allah Swt,selalu memberikan perlindungan Dunia Dan Akhirat Buat Bapak Jenderal...Salam Kami dari Kaimana Papua Barat"
• Kisah Eks Pemain Asing Persipura yang Terlibat Konflik dengan Polisi karena Dikira OPM
Patut jadi Teladan
Sikap rendah hati ditunjukan Kakor Sabhara Baharkam Polri ketika mendapat musibah. Mobilnya ditabrak oleh seorang dosen di Tol Cipali, 21 Juni l2017 alu. Umar tidak marah.
Dia malah suruh ajudan cari alamat penabrak bernama Suyatim.
Umar melakukan kunjungan kerja ke Direktorat Polisi Satwa di Kelapa Dua Depok. Usai salat Zuhur, Umar menuju kediaman Suyatim di Perumahan Pura Bojong Gede Tajur Halang. Dia didampingi sang ajudan.
Umar datang bukan untuk marah-marah. Apalagi minta ganti rugi. Pertemuan berlangsung hangat dengan diselingi canda tawa. Puncaknya ketika Suyatim meminta maaf langsung kepada Umar.
"Sebelum bapak meminta maaf, sudah saya maafkan," ujar Umar kepada Suyatim dikutip dari ntmcpolri.info.
Umar merasa walau memiliki pangkat bintang dua, dirinya tidak boleh menyakiti rakyat.
"Saya polisi pelayan masyarakat, lagi pula tidak ada yang menginginkan kejadian seperti ini," katanya.
"Pertama kali dalam hidup saya, jenderal bintang dua, mantan Kapolda NTB ke rumah saya. Semoga beliau sehat dan sukses selalu," ujar Suyatim.
Saat bertugas di NTB, Umar tidak membeda-bedakan soal profesi.
"Di mata dunia tukang sapu mungkin adalah strata terendah, tapi di mata Tuhan beliau ini lebih tinggi dari saya, bahkan mungkin dari kalian semua" ungkap Kapolda seperti dikutip dari laman Facebook Polda NTB yang dikutip merdeka.com, Selasa (30/6).
Dilanjutkan oleh Umar Septono bahwa hanya dengan gaji Rp 500 ribu per bulan, tukang sapu tersebut sejak pukul 4.30 WITA sudah ada di Mapolda.
"Walau pun rekan-rekan sebar sampah, dia diam saja. Apa kita tidak malu seperti itu? bahkan kita telah menzalimi beliau," imbuh Kapolda.
Lalu, Umar juga sempat memanggil dua bintara yang berani menghentikan mobil dinasnya ketika melaju. Dua polisi itu saat apel berdiri di belakang sang jenderal.
Bintara itu merupakan anggota Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Polsek Praya Barat Daya, Nusa Tenggara Barat (NTB), Brigadir Ketut Surya Ningrat dan Brigadir Indra Jaya Kusuma. Saat apel ternyata malah ini yang terjadi.
Umar menanyakan kenapa berani kendaraannya, padahal saat itu dirinya memakai seragam dinas lengkap. Kedua polisi itu beralasan ingin menyeberangkan seorang nenek yang membawa kelapa.
"Karena saya bekerja untuk masyarakat. Saya diberikan tugas untuk melindungi dan mengayomi masyarakat, bukan melayani pimpinan," kata Ketut, disambut riuh tepuk tangan rekan-rekannya.
Video ini diunggah ke akun youtube pada 30 Juni lalu oleh Idho Rahaldi. Dia memberi judul 'video aksi dan jawaban nekat Bhabinkamtibmas hentikan mobil dinas Kapolda NTB'.
Mendengar jawaban dari anak buahnya, Umar ternyata sama sekali tidak marah. Umar justru dibuat kagum.
• Pengakuan Pelanggan PDAM di Palembang, Biasa Bayar Rp 32 Ribu Kini Tagihan Air Melonjak Rp 300 Ribu
Ia pun segera menggerakkan tangan kirinya, yang masih memegang tongkat komando, mengangkat topi.
Umar ingin menunjukkan penghormatan atas dedikasi dua anggotanya itu.
"Saya pun merinding," kata Umar. Umar lalu memuji keduanya di hadapan seluruh jajaran Polda NTB.
"Kenapa dia tidak takut, sebab dia mempertanggungjawabkan tugasnya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dia tahu, nasibnya tergantung kepada Tuhan, bukan kepada Kapolda," katanya.
Umar juga membuat hati anak buahnya bergetar. Demi salat tepat waktu, dia rela mempertaruhkan pangkat dan jabatan yang disandangnya.
Pernyataan itu terekam dalam video berdurasi 1 menit 1 detik, yang diunggah akun Facebook Herman Juli Prasetyo, Jumat (14/10). Bagi dia, panggilan tertinggi hanyalah panggilan untuk salat lima waktu, atas alasan itu dia rela meninggalkan kesibukannya di dunia.
"Lima waktu saya di awal waktu, berjemaah, di masjid, di saf depan sebelah kanan. Itu harga mati," ucap Umar.
Ketika azan berkumandang, Umar mengaku akan meninggalkan kegiatan apapun yang sedang dijalaninya, termasuk rapat yang dihadiri siapa pun petingginya. Demi itu pula, dia rela mempertaruhkan pangkat dan jabatannya.
"Dunia saya pertaruhkan, pangkat, jabatan ini," tegas dia.
"Karena panggilan paling tinggi hanya satu, Allahuakbar, Allahuakbar. Mau panggilan mana lagi yang lebih tinggi," tandasnya.
• Respon Stoper Sriwijaya FC Marsel Mengaku Bahagia Dapat Kabar Kompetisi Bergulir Lagi