Juergen Klopp Beberkan Kunci Sukses Liverpool, Hingga Enggan Dibandingkan dengan Pelatih Legendaris

Pelatih Liverpool, Juergen Klopp, membeberkan kunci kesuksesan keberhasilannya menjuarai Liga Inggris hingga enggan dibandingkan dengan pelatih lain

Editor: adi kurniawan
Ekspresi pelatih Liverpool, Juergen Klopp, pada pertandingan Liga Inggris melawan Watford 

SRIPOKU.COM -- Liverpool berhasil mengakhiri puasa gelar untuk menjuarai Liga Inggris.

Sosok dibalik kesuksesan The Reds berhasil menjuarai Liga Inggris merupakan Pelatih Liverpool, Juergen Klopp, membeberkan kunci kesuksesan.

Liverpool dinobatkan sebagai juara Liga Inggris setelah Manchester City menelan kekalahan 1-2 dari Chelsea pada Jumat (26/6/2020).

Keberhasilan tersebut menandai berakhirnya puasa gelar Liverpool dalam 30 tahun.

Kali terakhir klub berjulukan The Reds itu menjadi kampiun Liga Inggris adalah  pada musim 1989-1990, saat kompetisi tersebut masih bernama Divisi Satu.

Setelah sukses memenangi gelar Liga Inggris ke-19 mereka, Juergen Klopp membeberkan kunci kesuksesan skuad asuhannya.

Menurut Juergen Klopp, pertama-tama yang perlu ditanamkan adalah sikap rendah hati.

Pelatih berusia 53 tahun ini pun menekankan bahwa timnya harus menciptakan sejarah sendiri, bukan hanya hidup dalam kenangan kejayaan orang lain.

"Selama kami tetap rendah hati dan kami masih siap untuk menulis cerita yang ingin kami sampaikan kepada anak cucu kami, semuanya mungkin bagi kami," kata Juergen Klopp seperti dikutip BolaSport.com dari BBC.

"Tanpa menyadarinya pada saat itu, hal terpenting yang saya katakan kepada para pemain adalah bahwa kami harus membuat cerita sendiri dan sejarah sendiri."

"Ketika saya masuk, saya mengatakan kepada mereka untuk tidak membandingkan diri mereka dengan siapa pun, beberapa orang fantastis yang bermain untuk klub ini, dan menenangi segalanya di masa lalu," ucap Juergen Klopp menambahkan.

Tak hanya itu, Juergen Klopp juga menyadari pentingnya dukungan dari para penggemar.

Arsitek Liverpool, Juergen Klopp, pelatih pertama asal Jerman yang memenangi Liga Inggris.
TWITTER.COM/LFCVINE
Arsitek Liverpool, Juergen Klopp, pelatih pertama asal Jerman yang memenangi Liga Inggris.
 

Juru taktik asal Jerman ini percaya bahwa keberhasilan timnya merupakan buah kesabaran penggemar.

"Kami perlu mendapatkan kesempatan dari para pendukung kami untuk menemukan jalan kami sendiri," ujar Klopp.

"Ini hanya mungkin terwujud jika orang tidak kehilangan kesabaran dengan kami setiap saat."

Juergen Klopp Enggan Dibandingkan dengan Pelatih Legendaris

Pelatih Liverpool, Juergen Klopp, enggan dibandingkan dengan pelatih-pelatih legendaris klub meski berhasil membawa The Reds mengakhiri puasa gelar 30 tahun.

Kesuksesan pelatih asal Jerman itu membuat eks bintang Liverpool seperti Steven Gerrard membandingkannya dengan pelatih legendaris klub.

Juergen Klopp dibandingkan dengan Bill Shankly, Bob Paisley, dan Kenny Dalglish.

 

Namun, Juergen Klopp sendiri tampaknya enggan dibandingkan dengan nama-nama besar tersebut.

"Saya pelatih tim ini dan kami memenangi liga, tetapi Anda tidak harus membandingkan saya dengan orang-orang ikonik ini," kata Juergen Klopp, dikutip BolaSport.com dari ESPN.

"Dari sudut pandang saya, tidak ada perbandingan yang mungkin. Saya sudah di sini selama empat setengah tahun. Saya mencoba melakukan pekerjaan saya," tutur Juergen Klopp lagi.

Pelatih berusia 53 tahun ini juga mengatakan bahwa baik Bill Shankly, Bob Paisley, maupun Kenny Dalglish merupakan pelatih yang luar biasa.

Sir Kenny Dalglish saat diwawancarai usai Liverpool resmi juara Liga Inggris 2019-2020.
TWITTER.COM/JENNOSARAH
Sir Kenny Dalglish saat diwawancarai usai Liverpool resmi juara Liga Inggris 2019-2020.
 

Dia pun tak berniat untuk menyaingi apa yang telah dilakukan para pendahulunya.

"Mereka benar-benar sosok ikonik. Apa yang dilakukan Bill dan Bob luar biasa, mereka mengangkat dan membangun kota ini saat masa-masa sulit, ketika orang-orang tidak punya apa-apa," ucap Klopp, dilansir BolaSport.com dari BBC.

"Kenny adalah pemain dan pelatih, itu sulit dipercaya. Saya tak berpikir ada cerita yang bisa dibandingkan dengan itu, sungguh luar biasa."

"Kami menggunakan sejarah dengan cara yang benar, tidak untuk membandingkannya, karena kami bahagia dengan itu, lalu kami membangunnya. Sejak saat itu, kami dapat melakukan apa yang kami lakukan sekarang," tutur eks pelatih Borussia Dortmund ini mengakhiri.

Sumber: BolaSport.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved