WASPADA, Sering Pendam Perasaan bisa jadi itu Gangguan Kejiwaan, Ini 16 Tanda-tanda Psikopat!
Kata "psikopat" mungkin akan mengingatkan kita pada pembunuh berantai yang kita saksikan di film-film layar lebar.Padahal, ternyata ciri-ciri psikopat
Penulis: Nadyia Tahzani | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM - Sering mendengar kata psikopat dalam kehidupan sehari-hari.
Psikopat adalah salah satu bentuk gangguan jiwa.
Istilah psikopat berasal dari kata psyche yang berarti jiwa dan pathos yang berarti penyakit.
Meski demikian, orang yang memiliki gangguan jiwa psikopat tidak berarti orang gila. Sebab, ia sadar dengan apa yang ia lakukan.
Kata "psikopat" mungkin akan mengingatkan kita pada pembunuh berantai yang kita saksikan di film-film layar lebar.
Padahal, ternyata ciri-ciri psikopat tidak hanya seperti apa yang dicitrakan pada film.
Ada beberapa sikap yang perlu kita waspadai ketika berinteraksi dengan orang lain.
Dilansir dari Kompas Untuk menentukan apakah seseorang memiliki sifat tersebut atau tidak hanya bisa dilakukan dokter jiwa.
"Lainnya hanyalah memberi spekulasi," kata Neurokriminolog dan psikolog klinik di bidang biologi dan pikiran kriminal, Robert Schug, PhD.
Secara fisik, orang dengan gangguan psikopat memang sulit dikenali.
Namun orang yang memiliki gangguan jiwa psikopat di sekitar kita bisa kita kenali lewat sikap dan karakternya.
• Seorang ASN di OKU Timur Disiram Air Keras Saat Pulang dari Pengajian, Luka Bakar di Sekujur Tubuh
Apa saja? berikut telah dirangkum Sripoki.com dari Kompas.com.
1. Tidak punya belas kasih
Seorang psikopat tidak memiliki rasa simpati, empati, maupun rasa kasihan terhadap lingkungan sekitarnya.
Ia cenderung suka menyakiti orang lain maupun sesuatu di sekitarnya.
Sifat tersebut biasanya diekspresikan dengan menyakiti orang lain hingga binatang di sekitarnya.
Bahkan, psikopat bisa sampai membunuh binatang dengan cara yang tidak lazim.
2. Mudah Bosan
Seorang psikopat mengalami fase kebosanan kronis dalam hidupnya.
salah satu hipotesa umumnya adalah mereka cenderung memiliki titik rangsangan di bawah orang lain.
Menurut Schug, itulah mengapa mereka butuh melakukan hal yang menurut mereka menyenangkan secara terus menerus untuk merasa normal.
3. Suka Menipu
Seseorang yang menipu karena takut setelah melakukan kesalahan adalah hal biasa.
Tetapi berbeda dengan psikopat, mereka suka menipu tanpa peduli ataupun menyesal apabila kebohongannya diketahui.
Motif menipunya pun tidak jelas, misalnya menipu hanya untuk melihat respons emosional dari orang lain dan kepuasan pribadi.
4. Percaya Diri Tinggi
Biasanya orang normal memiliki masalah dalam kepercayaan diri.
Lainn halnya dengan orang psikopat, Dr William Hirnstein pada laman Psychology today mengungkapkan bahwa psikopat cenderung malah memniliki kepercayaan yang tinggi.
5. Melanggar Peraturan
Ciri psikopat ini ialah suka melanggar aturan. Seorang psikopat akan suka membantah apa yang dikatakan orang lain.
Ia sebenarnya mengerti aturan tersebut, namun dengan melanggarnya, ia mendapat kegembiraan dan sensasi tersendiri.
Dengan begitu orang psikopat merasa senang apa yang ia lakukan itu meski merugikan orang lain.
6. Mudah marah adalah sifat seseorang yang dimiliki Psikopat
Kelebihan rasa amarah, tak peduli dengan siapapun atau apapun yang mereka sedang lakukan.
Tak hanya fisik, dia juga bisa melakukan agresi verbal secara terus menerus.
Di luar hubungan, mereka bisa jadi sering marah dan sering terlibat dalam argumentasi.
Namun, seringkali pancaran pesona mereka menutupi sifat amarah tersebut
7. Tak tertebak
Kepribadian seorang psikopat bisa berubah tergantung dari situasi dan jika ada manfaat yang akan didapatkannya.
Mereka bisa secara dramatis berubah dari teman kerja yang baik menjadi dingin dan seperti orang lain.
Hal itu disampaikan oleh Aul Babiak dan Robert Hare dalam bukunya, "Snakes in Suits: When Psychopaths Go to Work".
8. Temperamental
Ciri psikopat selanjutnya adalah temperamental atau mudah marah. Hal-hal kecil dan sepele sering memicu emosi mereka.
Untuk meluapkan emosi, psikopat sering melakukan hal yang menakutkan dan tidak lazim.
Tidak jarang tindakan mereka membahayakan keselamatan orang lain dan lingkungannya.
Tak hanya fisik, dia juga bisa melakukan agresi verbal secara terus menerus. Di luar hubungan, mereka bisa jadi sering marah dan sering terlibat dalam argumentasi.
Namun, seringkali pancaran pesona mereka menutupi sifat amarah tersebut.
• Waspada, Ini 5 Ciri - Ciri Orang yang Terinfeksi Virus Corona, Begini 11 Cara Pencegahan Covid-19
9. Suka Menyulut Api
Gangguan kejiwaan suka menyulut api atau dikenal dengan istilah piromania adalah ciri psikopat lainnya.
Dengan membakar suatu barang, para psikopat akan merasa puas setelah melakukannya. Piromania juga merupakan bentuk ekspresi psikopat untuk menunjukkan kemarahan atau pembangkangan.
10. Pesona Palsu
Dalam menjalin hubungan dengan orang lain, baik sebagai teman maupun kekasih, psikopat menampilkan diri mereka sebagai seseorang yang menarik.
Ia akan memperlihatkan pesonanya untuk membuat orang lain kagum. Padahal, semua yang ia perlihatkan palsu.
11. Empati yang hilang-timbul
Seorang psikopat tidak peduli dengan dampak dirinya terhadap orang lain, apakah dari segi finansial, sosial, atau pribadi.
Hal itu diakibatkan ketidakmampuan mereka merasakan emosi bahkan bagi dirinya sendiri. Namun, sebuah studi pada tahun 2013 mempelajari aktivitas otak berbagai kekerasan para psikopat dan menemukan ada area pada otak mereka yang diasosiasikan dengan berbagi penderitaan dengan orang lain.
Bagian tersebut bisa timbul dan hilang. Jadi, di lain kesempatan mereka bisa sangat empati dan manipulatif dengan orang lain.
12. Pandai berbicara dan suka tebar pesona
Psikopat adalah “pembicara hebat yang dapat dengan mudah menaburkan chit-chat dengan tanggapan cerdas dan cerita "tidak mungkin tapi meyakinkan" yang membuat mereka terlihat baik, tulis psikolog Robert Hare, kreator "Hare Psychopathy Checklist," dalam sebuah posting di Psychology Today.
Tidak hanya itu seorang psikopat sering tebar pesona dan membuat anggapan bahwa psikopat itu orang yang menyenangkan.
13. Motif dan niat sadis
Tanda yang paling terkenal dalam menunjukan jika seseorang psikopat adalah sifat sadis.
Seorang psikopat memotivasi orang lain melalui rasa takut, dan bukannya rasa hormat serta berniat untuk menghancurkan daripada membetulkan.
14. Merasa unggul
Seorang psikopat cenderung menilai dirinya lebih baik dari orang di sekitarnya, itulah mengapa seringkali mereka tak peduli dengan dampak buruk yang terjadi dari aksi mereka.
Randall Salekin menjelaskan, dalam konteks pekerjaan, bisa jadi ia tak peduli dengan tim dan menolak saran orang lain hingga saran tersebut terbukti mampu menolong dirinya.
15. Punya problematika masa kecil
Seorang psikopat mengalami gangguan personal dan kepribadiannya kerap berubah. Hal ini seringkali diakibatkan pengalaman masa kecil.
Sebuah studi yang dipublikasikan di The British Journal of Psychiatry menemukan, hiperaktif dan gangguan tingkah laku spesifik cenderung mengarah secara kuat pada prilaku psikopatik di usia dewasa.
16. Memendam Perasaan
Melansir Kompas.com, Menurut psikiater dr Elly Ingkiriwang, SpKJ, terlalu sering memendam perasaan merupakan salah satu faktor yang berperan terhadap timbulnya psikosomatik.
Dia mengatakan, memendam perasaan adalah penyebab stres yang merupakan pemicu utama gangguan kejiwaan ini.
"Sejak kecil, kita sudah diajarkan untuk memendam perasaaan. Coba lihat kalau bayi menangis, orangtua selalu menyuruh untuk berhenti. Padahal tangis merupakan salah satu upaya menyaluran emosi," kata staf pengajar di Fakultas Kedokteran Ukrida.
Belum lagi, lanjut Elly, ketika beranjak dewasa, saat emosi sedang meluap-luap dan butuh penyaluran, justru malah dimarahi. Lama kelamaan kebiasaan memendam emosi ini akan terbawa hingga dewasa dan dapat memicu gangguan kejiwaan, salah satunya psikosomatis.
Elly mengatakan, perasaan marah, kecewa, sedih, dan lain-lain perlu penyaluran. Meskipun hal itu perlu bimbingan agar penyaluran bisa bersifat positif.
"Yang paling penting lagi adalah mengetahui penyebab dari perasaan tidak menyenangkan tersebut. Jika tidak mengetahui penyebabnya, lama-lama kita jadi tidak sadar mengalami stres dan kesulitan mencari penyebabnya," tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, dr Andri, SpKJ, psikiater dari RS Omni Alam Sutera menyampaikan, karena sering mengalami stres, banyak orang yang tidak lagi menyadarinya. Sayangnya, hal ini justru menyulitkan jika tiba-tiba mereka mengeluhkan gejala psikosomatis. Alasannya, mereka menjadi kesulitan menjadi penyebab stres.
"Perlu diketahui penyebab stresnya supaya bisa diselesaikan akar masalah dari pemicu psikosomatis. Namun tak semua orang bisa tahu penyebab stres mereka," ujarnya.
Menurut Andri, ini terjadi karena tubuh mereka sudah beradaptasi dengan stres. Padahal jika sampai tidak menyadari adanya stresor, maka ada yang salah dengan proses adaptasi tersebut.
Karena itu, Andri menyarankan agar selalu menyadari setiap stres yang terjadi pada tubuh. Selain itu, dibutuhkan berpikir positif untuk segala sesuatu, termasuk dalam menyikapi sesuatu yang negatif.
• Pernah Bertemu di Semifinal All England 2020, Viktor Axelsen Anggap Lee Zii Jia Pesaing baru