Pengamat: Jika Selesai Relaksasi Harga Kembali Naik Berarti Ada Rekayasa & Permainan Harga
Dengan berakhirnya relaksasi impor per 31 Mei 2020 menimbulkan kekhawatiran di pedagang terjadinya permainan harga kembali
SRIPOKU.COM -- Sejak diberlakukan Permendag Nomor 27 Tahun 2020 terkait relaksasi impor bawang putih dan bawang bombay, harga bawang putih dan bombay sejak April kembali turun bahkan sampai ke tingkat paling rendah.
Sebelum relaksasi, terlebih di masa pandemi Covid-19, harga bawang putih melonjak naik sampai Rp. 60.000 per kilogram.
Lebih parah bombay sampai Rp. 120.000 per kilogram. Ketika relaksasi kedua komoditi impor tersebut turun drastis. Bawang putih menjadi rata-rata Rp. 25.000 per kilogram dan bombay Rp. 20.000 per kilogram.
Dengan berakhirnya relaksasi impor per 31 Mei 2020 menimbulkan kekhawatiran di pedagang terjadinya permainan harga kembali seperti sebelumnya oleh segelintir importir.
Meskipun menurut penjelasan Dirjen Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto jumlah Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) yang diterbitkan per Maret 2020 sudah mencapai 450 ribu ton, namun jumlah tersebut tidak menjamin harga bawang putih tetap stabil seperti sekarang ini.
• Banyak Aduan Soal Mahalnya Tarif Rapid Test & PCR, Ombudsman Minta Pemerintah Lakukan Intervensi
• Data BKN: Daftar Sekolah Kedinasan Paling Banya Pelamar di Indonesia, IPDN Yang Pertama
• Berasal Dari Berbagai Kalangan, Berikut 20 Tokoh Berpengaruh di Indonesia, Ada Susi Pudjiastuti
Syaiful Bahari, salah satu pemerhati pertanian mengatakan harga bawang putih dan bombay yang dinikmati masyarakat saat ini adalah harga yang sebenarnya.
Jadi setelah berakhirnya relaksasi harga kembali naik berarti ada rekayasa dan permainan harga seperti tahun-tahun sebelumnya.
Menurutnya, tidak ada alasan harga kembali naik karena sekarang ini panen raya bawang putih di Cina kurang lebih 7 juta ton, lebih tinggi dari tahun sebelumnya berkisar 5 juta ton.
"Harga penen baru bawang putih di Cina sampai pelabuhan Indonesia antara 450 sampai 500 dollar Amerika per ton," jelas Syaiful Bahari di Jakarta, Rabu (1/6/2020)
"Harga tersebut bisa jadi patokan berapa harga yang seharusnya dibeli oleh masyarakat. Asal tidak ada penimbunan dan rekayasa harga konsumen bisa menikmati harga bawang putih yang wajar sepanjang tahun," terangnya