Tinju Dunia

Perjalanan Mike Tyson Jadi Mualaf, dari Hidup Glamour hingga Bangkrut

Tyson pernah terpuruk saat divonis penjara selama tiga tahun karena kasus penerkosaan kepada Miss Black America 1991, Desiree Washington

Editor: Adrian Yunus
Tribumnews
Mike Tyson si Petinju Paling Ditakuti 

"Saya mengunjungi dia bukan untuk mencari pekerjaan, tetapi saya membesuk dia sebagai saudara," ujar Edi.

Setelah keluar dari penjara Indiana, hal pertama yang dilakukan Tyson setelah memeluk agama Islam ialah menjalankan ibadah haji ke tanah suci Mekah.

"Saya masih suka menangis ketika mengingat saya bisa mendatangi Tanah Suci. Yang paling berkesan bagi saya, saat menjalani sholat Raudhah di samping makam Nabi Muhammad SAW," tutur Tyson.

"Saya senang menjadi Muslim. Allah tidak membutuhkan saya, saya butuh Allah. Saya tidak pernah merasa rendah hati sebelumnya," ujar Tyson dalam wawancara dengan FOX411.

Menjadi Muslim menjadi titik balik kehidupan Tyson. Petinju kelahiran Brooklyn, New York, itu mengaku menjalani kehidupan yang tidak teratur, terutama setelah menjadi juara dunia tinju kelas berat pada 1986-1990.

Pada masa itu dia memiliki uang melimpah dan ketenaran.

Sejak berkarier di dunia tinju profesional pada 1984, Iron Man Tyson memiliki kekayaan lebih dari 400 juta dolar AS atau sekitar Rp 3,6 triliun

Tyson merupakan petinju dengan bayaran termahal pada eranya. Pada masa keemasannya, sekali bertarung Tyson di bayar 30 juta dolar AS atau setara Rp 270 miliar.

Di sisi lain, dia juga mengalami ketergantungan alkohol dan obat-obatan terlarang.

Dia kerap melakukan penganiayaan dan pemerkosaan hingga akhirnya mendekam di penjara selama tiga tahun, pada 1992-1995.

Di dalam penjara Indiana yang dingin dan sepi, Tyson hanya bisa merenungi nasibnya. Termasuk mengenang kisah kehidupan rumah tangganya dengan selebritas Robin Givens yang bercerai pada 1988.

Ia nyaris tak pernah kesepian karena selalu menikmati pesta dari hotel mewah satu ke hotel mewah lainnya, bersama para perempuan penghibur papan atas. Ia punya modal besar untuk hidup berfoya-foya setiap hari.

"Saat itu, saya seorang bajingan, psikopat dan sebuah kotoran. Saya pikir saya raja dunia. Tidak akan ada petinju yang menelan obat-obat an lebih banyak daripada saya," kata Tyson kepada New York Times.

"Bahkan saya tidak menyangka bisa hidup lebih dari 30 tahun. Saya beruntung masih bisa hidup. Tinju telah membuat saya gila," ujar Tyson kepada Speigel.

Tyson selanjutnya menyadari bahwa orang-orang hanya memanfaatkan ketenaran dan uangnya ketika dia masih berjaya di atas ring.

Sumber: BolaSport.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved