Ada Pengalaman Inspiratif, Berikut Kisah Striker Liverpool Mohamed Salah Demi Main Sepak Bola
Striker Liverpool, Mohamed Salah, pernah harus naik bus selama lima kali dan hanya bersekolah selama dua jam untuk bermain sepak bola.
SRIPOKU.COM -- Demi bermain sepak bola, striker Liverpool, Mohamed Salah, pernah harus naik bus selama lima kali dan hanya bersekolah selama dua jam.
Mohamed Salah menjadi salah satu pemain terbaik di dunia setelah bergabung dengan Liverpool pada musim 2017-2018.
Salah langsung tampil luar biasa dan memecahkan rekor gol terbanyak sepanjang sejarah dalam semusim Liga Inggris pada musim perdananya dengan 32 gol.
Tak hanya itu, Salah juga berhasil membawa Liverpool mencapai babak final Liga Champions 2017-2018.
Akan tetapi, pemain asal Mesir itu harus ditarik keluar lapangan akibat dilanggar oleh bek Real Madrid, Sergio Ramos.

Akhirnya, Mohamed Salah gagal membawa Liverpool menjadi juara Liga Champions setelah kalah 1-3 dari Real Madrid.
Pada musim 2018-2019, Mohamed Salah kembali mencatatkan diri sebagai pencetak gol terbanyak Liga Inggris dengan 22 gol.
Pada musim yang sama, Mohamed Salah berhasil mengantarkan The Reds menjadi juara Liga Champions.
Mantan pemain Chelsea itu juga sukses membawa Liverpool menjuarai Piala Super Eropa dan Piala Dunia Antarklub.
Adapun pada musim 2019-2020, Salah kembali berpeluang menambahkan trofi ke lemari penghargaan Liverpool dengan gelar Liga Inggris.

Di balik kesuksesan Mo Salah tersebut, rupanya ada pengalaman inspiratif yang dialami pada awal kariernya.
Dilansir BolaSport.com dari Sportbible, Salah pernah mengungkapkan pengalaman awalnya saat bermain sepak bola.
Pemain yang juga pernah bermain untuk AS Roma itu mengaku harus naik bus sebanyak lima kali untuk sampai ke tempat latihan.
Selain itu, Salah juga hanya menghabiskan waktu selama dua jam di sekolah selama tiga sampai empat tahun.
Salah juga masih harus bekerja untuk seorang kontraktor Arab di Kairo.
"Awalnya, saya bermain untuk klub yang berjarak setengah jam dari desa saya di Basyoun," ucap Salah.
"Kemudian saya menandatangani kontrak dengan klub di Tanta, yang berjarak satu setengah jam perjalanan."
"Dari sana, saya pergi ke kontraktor Arab di Kairo, jadi itu adalah perjalanan empat hingga empat setengah jam, lima hari seminggu untuk mendapatkan pelatihan."

"Saya harus meninggalkan sekolah lebih awal untuk melakukan perjalanan ke tempat latihan."
"Saya akan masuk dari jam 7 pagi hingga jam 9 pagi dan kemudian saya memiliki kertas resmi untuk diberikan kepada klub saya untuk mengatakan, 'Mo dapat meninggalkan sekolah lebih awal sehingga dia dapat sampai di tempat pelatihan pada jam 2 siang'."
"Jadi saya hanya di sekolah selama dua jam sehari selama waktu itu."
"Sekarang, semuanya akan sulit jika saya bukan pemain bola."
"Selama lima hari seminggu, setiap minggu selama tiga atau empat tahun, saya akan melakukan perjalanan ini."
"Saya akan berangkat jam 9 pagi, lalu saya akan tiba di tempat latihan pukul 14.00 atau 14.30. Latihan selalu dilakukan pukul 15.30 atau 16.00."
"Saya akan menyelesaikan pelatihan jam 6 sore, lalu saya pulang dan tiba jam 10 malam atau 10.30 malam. Kemudian makan dan tidur."
"Dan itu bukan hanya naik satu bus. Saya harus pindah bus tiga, empat, atau bahkan kadang lima kali hanya untuk tiba di pelatihan dan kemudian kembali ke rumah lagi," ujar Salah melanjutkan.