Ternyata Ini Alasan Bahwa Marga di Indonesia Punya Kedudukan Penting dan Punya Makna yang Sakral!
Marga lazim ada di banyak kebudayaan di dunia. Marga dalam kebudayaan Barat dan kebudayaan yang terpengaruh oleh budaya Barat.
Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM - Beberapa di antara kita pasti pernah mendengar istilah marga.
Bahkan sejumlah orang sangat menganggap sakral marga tersebut dalam hidupnya.
Marga atau nama keluarga adalah nama pertanda dari keluarga mana seorang berasal.
Marga lazim ada di banyak kebudayaan di dunia. Marga dalam kebudayaan Barat dan kebudayaan yang terpengaruh oleh budaya Barat umumnya terletak di belakang, sehingga sering disebut dengan nama belakang.
Kebalikannya, budaya Tionghoa dan Asia Timur lainnya menaruh marga di depan.
Dikutip dari wikipedia, ada juga kebudayaan yang dulunya tidak menggunakan marga, misalnya suku Jawa di Indonesia, walapun kini sudah ada yang mengadopsi nama dalam keluarganya. Dalam sistematika biologis, marga digunakan bergantian untuk takson 'genus'.
Marga menjadi identitas dalam masyarakat dan adat. Marga diturunkan dari ayah kepada anak-anaknya (patriarchal). Marga turun-temurun dari kakek kepada bapak, kepada anak, kepada cucu, kepada cicit, dan seterusnya.
Nah, dari hal ini kita bisa mempertanyakan mengapa sih marga itu penting bagi sebagian suku? Apakah sesakral itu?
• Ternyata Deretan Tanaman Ini Ditakuti & Dibenci Ular, Sering ada di Dapur, No 4 Punya Senjata Tajam

Marga sebagai identitas diri seseorang
Di Indonesia sendiri, ada beberapa suku yang menggunakan marga pada nama mereka, seperti Batak, Nias, Ambon, Lingga, Minahasa, serta Karo.
Marga menjadi penting karena hal itu merupakan identitas diri yang tak boleh tergerus oleh zaman. Dengan marga, seorang bisa mengetahui siapa dirinya, silsilahnya, asal muasalnya, sejarah nenek moyangnya.
Suku seperti Batak biasanya punya silsilah keluarga dan catatan dalam bagan yang menggambarkan siapa saja nama-nama kakek buyut dan sejarahnya.
Marga bisa membuat seseorang punya cinta yang besar terhadap budayanya
Melekatkan marga pada nama seseorang sama saja dengan menyandang budaya suatu suku di dalam diri mereka. Hal ini sudah terjadi sejak ratusan tahun lalu.
Seiring dengan berkembangnya zaman, bagian dari adat istiadat dan budaya kita yang tergerus oleh modernisasi bahkan hilang sama sekali. Dengan menyematkan marga, seorang anak diharapkan bisa menggali dan mengingat budaya mereka sendiri tanpa melupakan apa yang sudah dilakukan oleh para leluhur.
• Ternyata Inilah Mal Pertama di Indonesia, Fakta Gedung Tertua Dibangun Soekarno dari Pampasan Perang
