Berita Sriwijaya FC

Bukan di Danau atau Kolam, Kiper Kedua Sriwijaya FC Ini Punya Hobi Memancing Hanya di Laut

Kiper kedua Sriwijaya FC Rudi Nurdin Rajak ternyata mempunyai hobi memancing ikan. Namun kiper nomor punggung 20 ini mengaku hanya mau memancingnya di

Penulis: Abdul Hafiz | Editor: adi kurniawan
Dok Pribadi
Kiper Sriwijaya FC Rudi Nurdin Rajak 

Laporan wartawan Sripoku.com, Abdul Hafiz

SRIPOKU.COM, PALEMBANG --- Kiper kedua Sriwijaya FC Rudi Nurdin Rajak ternyata mempunyai hobi memancing ikan. Namun kiper nomor punggung 20 ini mengaku hanya mau memancingnya di laut saja.

"Aku gak suka mancing di kolam, atau danau. Kurang tahu juga kenapa. Senangnya hanya di laut. Barangkalu karena airnya ada gelombangnya," ungkap Rudi kepada Sripoku.com.

Ini pulalah yang dilakukan Rudi di malam hari selepas sholat tarawih pada bulan puasa ramadhan lalu.

"Papa saya kan nelayan. Kalau papa sudah ke laut. Saya udah habis sholat tarawih, barulah saya mancing," kata Rudi.

Berbagai pengalaman memancing telah dialami Rudi selaku warga yang tinggal di pesisir laut. Mulai dari tali pancingnya putus, hingga bagaimana menghadapi tangkapan ikan besar sekitar 1 meter.

"Sering dapat ikan Dare, umpannya bisa pakai ikan kecil-kecil. Ngalami juga tali pancing putus karena ikannya besar. Pengalaman dapat tangkapan besar ada sekitar 1 meter. Nariknya itu berat sekali. Ikan tongkol yang besar. Mancingnya sampai jam 03.00 baru pulang," beber Rudi.

Perasaan senang dan bangga dirasakan Kiper Sriwijaya FC Rudi Nurdin Rajak lantaran bisa membantu papanya menjualkan hasil tangkapan ikan selama mengisi waktu liburannya.

Pulang Kampung, Striker Sriwijaya FC Ini Luangkan Waktu Untuk Ziarah & Santap Kuliner Khas Daerahnya

Tenteng Botol Miras, Pria Ini Ngamuk di Polres Lawang Kidul Muaraenim, Nekat Ajak Anggota Berkelahi

Terima Kasih Pembaca Tribunnews.com & Kompas.com Ikut Membantu Keluarga Terdampak Covid-19

"Senang bisa bantu orangtua setiap hari. Papa saya nelayan yang melaut dari jam 05.30 sampai 20.00. Setelah dapat ikan untuk bisa dijual. Saya kebagian bantu jual ikan ke kota Tidore yang jarak tempuhnya 15 menit;" ungkap Rudi.

Penjaga gawang bernomor punggung 20 ini mengaku beragam ikan hasil tangkapan sebanyak 20-an kilogram bisa terjual ratusa ribu hingga sejuta rupiah.

"Hasil ikan saya rata-rata Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta. 20-an kilogram. Tangkapannya ada ikan tongkol, ikan dasar laut. Saya gak pernah diajak melaut. Tapi senang banget bisa bantu orangtua," ujarnya.

Guna membantu orangtuanya mempersiapkan Hari Raya Idul Fitri 1441 H lalu, Kiper Sriwijaya FC Rudi Nurdin Rajak juga ambil bagian mengecat rumah agar terlihat bersih.

"Persiapan mau lebaran, cat rumah semuanya. Di dalam dan luar biar kelihatan bersih. Sudah selesai ngecatnya seminggu yang lalu," kata Rudi.

Menurut Rudi kebiasannya ini dilakukan ketika dirinya tengah libur kompetisi pulang kampung di Tidore, Maluku Utara.

"Kalau saya tegantung. Kalau papa sudah lelah ke laut sehabi menangkap ikan, ya otomatis saya ngecat sendiri," ujarnya.

Selama menjalani puasa ramadhan 1441 H, Kiper Sriwijaya FC Rudi Nurdin Rajak mengaku doyan menyantap pisang goreng sebagai menu berbukanya.

"Saya buka puasa selalu di rumah. Mama atau kakak yang bikin. Saya paling suka pisang goreng. Pisang raja. Minumnya air putih. Baru teh hangat," ujarnya.

Menurut penjaga gawang yang mengenakan kostum nomor punggung 20 ini kalau untuk makan berat dilakukan setelah sholat tarawih

"Habis sholat tarawih baru makan berat. Kalau di sini ada sagu makan sagu kayak aci digoreng. Kalau nasi lauk sup ayam. Es kelapa tinggal ambil di kebun," terangnya.

Selama menjalani puasa ramadhan 1441 H, Kiper Sriwijaya FC Rudi Nurdin Rajak mengaku tidak melakukan latihan berat melainkan seadanya.

"Selama puasa, latihan gak berat. Paling joging 15 menit karena gak ada lapangan. Di jalan dekat rumah di Maregam, Tidore, Maluku Utara. Setiap sore. Latihan sendiri. Apa adanya aja. Skeeping juga," kata Rudi.

Kiper nomor punggung 20 berharap wabah pandemi covid-19 virus corona segera sirna sehingga bisa kembali beraktivitas bareng klub Sriwijaya FC.

"Harapannya cepet selesai corona supaya bisa gabung dengan teman-teman lagi," ujarnya.

Barangkali lantaran postur dan gayanya mirip dengan sang kiper Timnas, makanya Kiper Rudi Nurdin Rajak dijuluki Kurnia Meiganya Sriwijaya FC.

Ketika ditanyakan langsung, kiper kedua Laskar Wong Kito ini bengong lantaran dia sendiri mengaku tidak tahu kalau dirinya mirip dengan Kurnia Meiga Hermansyah yang juga mantan kiper Tim Arema Malang.

"Banyak nyebut Kurnia Meiga Hermansyah. Saya gak tahu juga kenapa. Biasa teman-temen juga bilang begitu Teman-teman di Ternate maupun teman yang di sini juga bilang begitu. Gak tau mirip apa gak," kata Rudi.

Rudi seperti kurang memperdulikan bermain di bawah bayang-bayang julukan nama kiper Timnas ini. Apalagi jebolan PPLP Maluku Utara memiliki kiper yang diidolakannya selama ini.

"Dari dulu saya mengidolakan coach Ferry Rotinsulu dan kiper Barcelona Marc Andre Ter Stegen. Saya sendiri dipanggil coach Ferry masuk ke Sriwijaya mungkin karena pernah sama-sama di Lampung sakti jadi bisa melihat permainan saya," kata Anak ketiga dari 4 bersaudara buah kasih pasangan Nurdin Rajak dan Jamilah Sulaiman.

Rudi Nurdin Rajak yang pada libur tim kali ini menjadi penghuni terakhir di Mess Sriwijaya FC, Wisma Atlet Komplek Jakabaring Sport City ternyata punya kenangan dengan tempat ini di masa kecilnya.

"Saya dari kecil kelas 6 sudah ikut O2SN Tingkat Nasional 2012 tandingnya di Palembang dan nginap di wisma atlet. Saya lupu tandingnya di lapangan mana. Kita Maluku Utara kalah sama Bali," beber bujangan kelahiran Maregam Tidore Selatan Kota Tidore Provinsi Maluku Utara, 2 April 1999.

Mantan kiper utama Persikat Tegal tim Liga 3 yang berhasil membawanya naik kasta lolos Liga 2 ini pun baru kebagian pulang ke Tidore Selatan, Rabu (1/4/2020) pagi. Ia pun tetap serius latihan mengikuti arahan coach untuk menjadi lebih baik.

Selama duduk di bangku SMP, Rudi mengaku fokus sekolah. Habis itu ia terjun ke PPLP Maluku Utara setara SMA 2014-2015. Pas di situ dapat juara 2 tingkat PPLP Nasional 2016.

"Saya kelas 2 SMA itu habis itu POPWIL di Papua dapat juara 2. Pada saat kelas 3 ikut Kejurnas PPLP ke Pekanbaru sampai di 8 besar Tahun 2017. Baru 2018 ikut PONAS di Semarang, kalah di 8 besar," bebernya.

Lulus dari PPLP, Rudi terjun di Persikabo Bogor langsung dilihat dipantau coach Indra Sjafrie TC di Yogyakarta sampai sebulan dan sayangnya ketika diumumkan tidak lolos dalam seleksi Timnas U-19.

"Pemain bola semua mau dipanggil timnas tapi untuk itu mesti latihan lebih serius maksimal biar bisa dilirik. Yang terpenting fokus di Sriwijaya mudah-mudahan naik kasta," ujarnya.

Ia pun hijrah ke Tim Lampung Sakti kalahnya di babak 16 besar dan bertemu coach Ferry Rotinsulu Tahun 2018.

"Di Lampung Sakti saya jadinKiper kedua. Pada musim kemarin 2019 barulah main di Persikat Tegal sampai lolos naik Liga 2. Di Persikat Tegal saya jadi Kiper pertama," paparnya.

Seperti sekarang inipun, meski posisinya sebagai kiper kedua, Rudi mesti selalu siap kapanpun ketika kiper pertama berhalangan.

"Profesional saja. Kalau kiper pertama berhalangan. Kiper kedua mesti siap. Habis pemanasan, pesan coach Ferry selalu bilang kita harus selalu siap," ujarnya.

Meski duduk di bangku cadangan pada laga perdana kompetisi Liga 2 saat Sriwijaya FC menundukkan PSIM 2-1 di Stadion GSJ, Minggu (15/3/2020), Rudi mengaku puas memberikan dukungan kepada punggawa Laskar Wong Kito yang telah berjuang memetik poin 3.

"Kemarin itu teman teman sudah berusaha sangat luar biasa. Kakak kakak saya apalagi Bang Imam tampil luar biasa. Saya juga gak ada persaingan soal siapa yang diturunkanm Tergantung coach aja dan kitanya siap main dan selalu berdoa untuk kemenangan tim kita," ungkap Rudi.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved