Berita Sriwijaya FC
Bek Sriwijaya FC ini Lagi Senang Memelihara Ikan di Aquarium, Isi Libur Panjang Dampak Covid-19
Pemain Bek Sriwijaya FC asal Palembang M Noval Afif Muzaki lagi senang memelihara ikan di aquarium di rumah Jl Swadaya, Sekip Ujung Palembang.
Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Tarso
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Pemain Bek Sriwijaya FC asal Palembang M Noval Afif Muzaki mengaku lagi senang memelihara ikan di aquarium di rumah orangtuanya Jl Swadaya, Sekip Ujung, Palembang.
"Ini habis buat aquaskip. Menghias aquarium. Biasanya dikasih tumbuhan (Rumput) air riamon yang asli. Melihara ikan bareng kakak di rumah," ungkap Afif kepada Sripoku.com.
Afif mengaku dirinya bersama sang kakak baru mencoba menyenangi dan memelihara ikan di aquarium.
"Sementara ini diisi Ikan Belido kecik. Baru nyubo. Belum tahu nak dimasuki ikan apo. Kalo nyingok ikan itu senang rasonyo tenang. Sekalian nambah hiasan di rumah," ujarnya.
Ia tak henti-hentinya bersyukur hingga di penghujung ramadhan tahun ini bisa menjalankan ibadah dengan lancar dan lebih banyak berdiam diri di rumah.
"Alhamdulillah lancar puaso. Puaso tahun ini banyaklah di rumah karena wabah covid-19. Jelang lebaran kemarin bebersihan rumah sehari sebelum lebaran. Ramai-ramai saling bantu pembersihannya," ujarnya.
Panjangnya waktu libur kompetisi terdampak covid-19 virus corona, membuat Afif tetap berlatih dengan memanfaatkan halaman belakang rumahnya di Jl Swadaya Sekip Ujung.
"Latihan selama puaso dikurangi. Kalau hari biasa kan biso joging. Biso main bola di lapangan Patrajaya. Tapi sekarang ini cuma biso di rumah main passing, main barbel, latihan di halaman belakang rumah," kata Afif.
Pemain bek kanan SFC nomor punggung 31 yang juga eks kapten tim BankSumsel Babel yang menjuarai Turnamen U20 Piala Gubernur Sumsel 2019 ini sangat berharap wabah corona segera sirna.
"Harapannya corona cepet selesai biar bisa segera gabung dengan tim Dan kalau biso kompetisi lanjut," harapnya.
Demi tekadnya menjadi pesepakbola profesional, winger Sriwijaya FC M Noval Afif Muzaki tetap berusaha mensiasati waktu kuliahnya dengan jadwal program latihan yang dijadwalkan caoch Budi Jo.
"Sejak tanggal 24 Februari 2020 kemarin sudah mulai masuk perkuliahan lagi. Kalau latihannya sore, paginya kuliah dulu. Kalau latihannya pagi, terpaksa izin dulu kuliahnya," ungkap Afif yang tercatat sebagai mahasiswa semester 4 Teknik Sipil Politeknik Negeri Sriwijaya (Polsri).
Afif mengaku dirinya punya alasan ketika ditanya apa alasan dirinya rela bakal mengorbankan perkuliahannya jika nanti memang berbenturan waktu.
"Saya memang dari dulu bercita-cita ingin jadi pesepakbola profesional," katanya.
Pesepakbola kelahiran Palembang 3 Januari 2001 merasa bangga bisa terpilih dan mendapat kesempatan bergabung dengan tim sepakbola yang diimpikannya sejak kecil.
• 11 Tambahan Kasus Covid-19 Sumsel Mayoritas dari Palembang, Empat Lawang Kini Masuk Daftar
• Dampak Corona, Jalinsum di Kabuapten Musi Rawas pada Lebaran Pertama Sepi Kendaraan
• BREAKING NEWS: Beredar Foto Petugas Pakai APD Evakuasi Mayat di Jalan Pipareja Kemuning Palembang
Bahkan saking memenuhi obsesinya menjadi pesepakbola profesional, ia siap stop out dari bangku kuliahnya.
"Kalau wong tuo apa yang dituju anak mendukung. Walaupun terasa ganggu untuk kuliah. Kalau rezekinya lancar di SFC, saya bakal stop out dulu kuliah.
Saya rela berkorbankan kuliah karena sudah sejak dari kecil menjadi cita-cita untuk membela tim Sriwijaya FC," kata Afif.
Cowok yang mengidolakan Hamka Hamzah karena memiliki posisi yang sama ini mengaku sejak SD kelas 5 tahun 2010 mulai menekuni sepakbola.
"Awalnya pembukaan Akademi Sriwijaya ikut tes didaftarkan oleh bapak, pas diseleksi dapat peringkat kedua. 2011 pas kelas 6 SD bapak meninggal. Dari situlah awal main bola hingga sekarang. Ikut SFC U16. Terakhir tim di Bank Sumsel Babel menjadi pemain terbaik U20 Piala Gubernur 2019," kata bungsu dari 3 bersaudara buah kasih pasangan ustadz Syaifuddin Ma'ruf (Almarhum) dan Okta Selawita.
Alumni MAN 2 Palembang ini mengaku meski dinilai sebagai pemain terbaik namun dirinyapun sempat tak percaya mendapat kesempatan emas itu.
"Masih tidak percaya karena juga kawan-kawan banyak yang main bagus. Mungkin talenskoting melihat aku ada kelebihan," kata Afif.
Namun ia menduga barangkali lantaran dirinya selaku Kapten tim kebetulan bisa mimpin kawan-kawan.
"Kalo coach Jarot banyak membantu ilmunya banyak yang dipakai. Bisa main lebih jauh kayak ini gara-gara dia. Sebenarnya berat jadi kapten karena harus mimpin yang lain. Kalau misal ada kesalahan di tim, pasti balik lagi kapten yang bertanggungjawab di lapangan," ujarnya.
Afif yang terbiasa menjadi wing back mendapat posisi stoper. Bertemu dan bisa bergabung dengan para pemain bintang diakui Afif awalnya sempat gugup dan ia menyadari harus segera beradaptasi.
"Awalnya gugup, kagok. Biaso lihat di televisi. Ado raso dak pede. Tapi berusaha cepat-cepat adaptasi. Seperti lihat Bang Tedi Berlian, sering nonton Rahel, Imam Arief Fadilah kiper, Imam Bagus Kurnia," ujarnya.
Diakuinya untuk memenuhi ambisi bisa masuk skuat SFC pastilah ada proses semua dari bawah untuk bisa jadi tim inti.
"Saya harus latihan tambahan, dan masukan dari senior harus diterima agar tidak membuat kesalahan lagi. Kalau dulu biasanya Rabu dan Sabtu pagi latihan di BSB. Kalau lagi tidak ada agenda latihan, berlatih sendiri untuk tambahan," pungkasnya. (Abdul Hafiz)