Sony Dwi Kuncoro Ikut Tanggapi Masalah Status Tontowi Ahmad & Berikan Kritik Kepada PBSI
Keputusan pensiun Tontowi Ahmad mendapat tanggapan dari Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Sony Dwi Kuncoro.
SRIPOKU.COM -- Keputusan pensiun Tontowi Ahmad mendapat tanggapan dari Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Sony Dwi Kuncoro.
Masalah yang dialami Tontowi di PBSI itu mengundang perhatian Sony Dwi Kuncoro.
Sony Dwi Kuncoro juga memberi kritik kepada PBSI soal perlakuan yang dialaminya ketika keluar dari Pelatnas.
Sony menceritakan pengalamannya ketika didegradasi dari Pelatnas pada 2014. Menurut Sony, dia merasa tidak dihargai dengan sikap PBSI kepadanya saat itu.
"Hampir setiap atlet yang keluar dari PBSI akan merasakan kejanggalan dalam proses degradasi," tutur Sony melalui akun Instagram pribadinya.
"Tahun 2014 saya meninggalkan pelatnas PBSI dengan cara [mereka] yang menurut saya kurang menghargai saya yang sudah 13 tahun di Pelatnas. Pada waktu itu [saya masih] ranking 15 dunia"
"Bagaimana tidak? Pertama kali saya tahu berita tentang degradasi melalui koran. Beberapa hari saya tunggu tidak ada pembicaraan dari pengurus."
"Akhirnya saya menanyakan surat keluar agar saya mendapat kepastian. Surat keluar, saya dapat. Itupun surat diberikan oleh karyawan (bukan pengurus)," tulisnya menambahkan.
Sony lantas memberi masukan.
Sony meminta PBSI untuk membenahi sistem degradasi. Selain itu, dia juga berharap agar mantan atlet pelatnas mendapat kenang-kenangan ketika keluar dari Cipayung.
"Apa pun prestasinya, selama dia membawa nama Indonesia di dadanya, sebaiknya PBSI memberi penghargaan apa pun bentuknya (piagam atau sertifikat) yang berguna dan menjadi kebanggaan untuk masa depan atlet," ujarnya meneruskan.
Status pemain magang sejak Desember 2019 menjadi salah satu alasan Tontowi Ahmad mempertimbangkan untuk pensiun.
Tontowi merasa keberatan sebagai status pemain magang karena dirinya merasa masih kompetitif.
"Saya masih kompetitif dan bisa mengalahkan pasangan 10 besar dunia. Saya tidak sejelek itu untuk dibuang," ujar Tontowi dalam konferensi pers virtual.
"Saya kaget karena PBSI sempat membahas rencana bermain dengan Apriyani (Rahayu). Saya sebenarnya tidak mau membahas ini lagi.
"Saya juga tidak dendam. Seharusnya, PBSI bisa lebih menghargai pemain," tutur pemain asal Banyumas itu.