Berita Sriwijaya FC
Ini Kesibukan Kapten Tim Sriwijaya FC Ambrizal Seusai Makan Sahur Puasa Ramadan dan Solat Subuh
Ambrizal yang mengenakan kostum nomor punggung 19 ini menceritakan selain bersama kedua anaknya, ikut pula kepokannya.
Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Sudarwan
Laporan wartawan Sripoku.com, Abdul Hafiz
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Kapten Tim Sriwijaya FC, Ambrizal memiliki kesibukan baru bersepedaan mengasuh kedua anaknya selama bulan puasa ramadhan 1441 H/2020 M.
"Bersepedaan baru inilah. Anak yang kecil kam baru mulai puasa tahun ini.
Habis solat subuh ngajak main sepeda di dekat rumah sinilah Marpoyan Damai, Pekanbaru," ungkap Ambrizal kepada Sripoku.com.
Stoper yang mengenakan kostum nomor punggung 19 ini menceritakan selain bersama kedua anaknya, ikut pula kepokannya.
"Anak adik ipar sebelah rumah ikut. Iring-iringan. Habis satu putaran pulang. Kepinginannya main sepeda itu.
Sehak hari pertama puasa terus. Ngasuh anak menghibur selama puasa. Biar ada semangat," kata stoper yang akrab disapa Ajo.
Libur kompetisi lantaran krisis pandemi covid-19 virus corona ini dimaknai Ambrizal untuk diambil hikmahnya.
"Kita ada segi positif negatif. Ambil hikmahnya. Kalau gak gini kita gak di rumah. Pastilah di klub.
Selama ini di klub kalau puasa. Baru tahun ini bisa kumpul bareng keluarga.
Saya pun latihan di rumah gini aja. Lapangan di kota semua gak boleh jadi di rumah.
Mengikuti program pemerintah. Pagi habis main sepeda dengan anak joging.
Sore main barbel fitnes. Latihan gitu aja," terangnya.
Stoper yang mengenakan kostum nomor punggung 19 ini berharap agar bencana wabah pandemi covid-19 virus corona agar segera hilang.
"Semoga cepat berlalu. Kalau kita situasi cepat pulih kita bergulir lagi. Mudah mudahan seperti di Vietnam sudah pulih. Agar semua pekerjaan kembali normal," ujarnya.
Ambrizal pun punya hobi mengisi ngabuburit alias jelang berbuka puasa bersama offroader menaklukkan medan berat di track offroad Danau Buatan Rumbai Pesisir Pekanbaru.
"Saya bareng teman-teman offroader main offroad. Sekalian berbuka puasanya di sana.
Soalnya ngumpul-ngumpul mesti di luar zona, ya pinggiran kota," ungkap Ambrizal kepada Sripoku.com.
Pemain senior nomor punggung 19 yang lama menghuni tim Laskar Wong Kito mengaku para pehobi offroad kendaraan 4X4 kali ini diikuti 10 unit.
"Yang hobi ke daraan 4X4 ikut ini. Sampai 10 unit, sampai 20 orang.
Kalau saya pakai Suzuki Jimny Katana 91 sejak 2014. Sering touring atau event di Pekanbaru dan Sumbar.
Pas libur sekarang ini buat ganti olahraganya. Obat suntuk. Kalau lagi kompetisi sepakbola, mobil ini diselimuti di rumah.
Tapi kalo lagi libur gini pas lagi di rumah aku pakai sehari-hari," kata pria yang akrab disapa Ajo.
Selain kepuasan bisa menaklukkan rintangan pada olahraga uji nyali adrenalin ini, juga sekaligus menggantikan latihan olahraga dalam mencari keringat.
"Kepuasannya uji nyali adrenalin. Kepuasannya bisa menaklukkan rintangan sekaligus ganti olahraga.
Keringatnya luar biasa. Aku cari keringatnya," kata pria kelahiran Kabupaten Kuantan Singingi Riau, 1 Februari 1981.
Untuk memiliki unit mobil offroad ini menurutnya belanjanya dilakukan secara bertahap.
"Modalnya dari awal. Belanja dikit dikit. Kadang Rp 500 ribu, Rp 1 juta. Jadi dak terasa. Bangun step by step, pelan pelan. Yang penting dak ngutang," pungkasnya.
Seperti diketahui, meski bakal segera mengantongi lisensi B yang notabenenya bisa menjadi pelatih tim Liga 2, namun kapten tim Ambrizal menyatakan bakal tetap fokus menjadi Stoper Sriwijaya FC.
"Aku masih belum ke situ (jadi pelatih), tapi masih fokus bagamana mencapai target Sriwijaya FC untuk bisa lolos Liga 1.
Barulah mikir ke situ," ungkap Ambrizal yang kini berlibur kumpul bareng kedua anak dan istrinya di Marpoyan Damai, Pekanbaru Riau.
Ambrizal sendiri baru saja menuntaskan kursus kepelatihan lisensi B lanjutan untuk modul 2 yang berlangsung 9-21 Maret 2020 lalu di Bali.
"Pengumuman kelulusan biasa 1-2 bulan. Ya habis itu kita nantinya akan mengantongi Lisensi B yang bisa melatih klub Liga 2," kata Ajo.
Pemain senior Laskar Wong Kito ini menyatakan tekadnya untuk menuntaskan misinya mengembalikan kejayaan Sriwijaya FC yang pernah menyandang double winner.
"Walaupun di putaran 2 aku dapat tawaran melatih, namun tetap konsen di Sriwijaya dulu. Ya ada tawaran untuk melatih di klub Liga 3 Riau.
Tapi saya saat ini masih mau fokus main dulu," ujar bapak dua anak (M Noval Amar Tamimi dan M Amruzalmar Aqori) buah pernikahannya dengan Marlia Kusuma Ningsih.
Di usianya yang tidak muda lagi sebagai pesepakbola profesional, Ambrizal yang mengenakan kostum nomor punggung 19 ini mengaku telah kepikiran untuk beralih profesi bergelut di dunia bisnis.
"Sebenarnya mau juga beralih ke bidang lain. Sudah berapa kali bisnis.
Ujungnya ke bola. Coba bisnis showroom mobil, buka kafe, toko pakaian. Mikir ujungnya ke bola.
Makanya aku jaga kondisi semampunya," ungkap sang kapten Tim kebanggaan Sriwijaya FC, Ambrizal.
Ia mengaku belum ada target untuk pensiun karena saking kecintaannya dengan olahraga si kulit bundar ini.
Karir sepakbola profesionalnya PSPS Pekanbaru 2004-2005, Semen Padang 2006, SFC 2007-2010, Persija Jakarta 2010-2012 Persija Jakarta. PSPS Pekanbaru 2012-2013.
Gersik United setengah musim 2013, Persebaya Surabaya 2013-2014, kembali ke Persija Jakarta 2015.
Kompetisi berhenti setahun off. Ambrizal kembali ke Gersik setengah musim 2016. Barito 2016-2017. Tahun 2018 memperkuat Bhayangkara FC.
Kontrak masih di Bhayangkara FC, ia dipinjamkan ke Kalteng Putra. Barulah 2019 kembali bergabung Tim SFC Liga 2.
Ambrizal mengaku Sriwijaya FC punya arti tersendiri merasakan kesuksesan karirnya di bawah asuhan RD (pelatih Rahmad Darmawan) langsung juara double winner.
"Sukses karir aku di Sriwijaya FC. Tiga tahun walaupun gak juara Liga berturut-turut, tapi juara Copa yang berturut-turut 3 tahun.
Dengar kabar berita Sriwijaya turun, ada emosional merasakan kayak keluarga kita. Pas pula manajemen dan pelatihnya cocok.
Fery telponan mengajak bagaimana supaya aku bisa gabung. Pastinya gabung itu, bertekad mau mengembalikan Sriwijaya ke Liga 1. Dengan pengurus Pak Hendri waktu itu," ujarnya.