Berita Muba Babel United

Head Coach Bambang Nurdiansyah Akui Gaji Pemain MBU Bulan April Baru Dibayar 15 Persen

"Saya pikir kompetisi belum tahu kapan. Karena kompetisinya gak tau kapan. Kalau kompetisi dimulai lagi pasti dikasih waktu."

Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Hendra Kusuma
MO Muba Babel United
Bambang Nurdiansyah 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG-Head coach Muba Babel United Bambang Nurdiansyah mengaku gaji pemain skuatnya bulan April baru dibayarkan 15 persen oleh manajemen.

Menurut Banur, untuk bulan Maret dibayar full. Sementara yang sekarang untuk bulan April yang akan dibayarkan Muba Babel United 25 persen.

"Kalau pemain baru dibayarkan 15 persen."

"Sedangkan untuk Ofisial Pelatih belum. Pemain 15 persen. Mudah mudahan 1-2 hari ini. Janjinya sisa 10 persen anak-anak dibayarkan juga akan dibayarkan," ungkap Coach Banur kepada Sripoku.com, Senin (11/5/2020).

Menurut mantan empat kali Top Skor Pemain Liga Galatama ini, mengingatkan skuat asuhan untuk tetap melakukan latihan yang bisa dilakukan mengisi libur dalam social distancing menghadapi wabah Covid-19 virus corona saat ini.

Sejak diliburkannya kompetisi, Banur pulang ke rumahnya di komplek Perumahan Bukit Nusa Indah, Tangerang Selatan.

Begitu juga pemain dan ofisial dipulangkan ke tempatnya masing-masing. Rata-rata pemain MBU liburnya di luar Pulau Jawa tempat pandemi virus Corona ini.

"Sebelum libur, para pemain sudah dikasih tahu. Paling tidak jaga kebugaran dan kesehatan. Konsumsi vitamin dan makanan yang bagus. Intinya situasi sekarang ini tetap berlatih mandiri di rumah. Apa yang mereka lakukan profesional," kata Banur.

Terkait masih belum kondusifnya keadaan di tanah air dari bencana pandemi Covid-19,  yang berkemungkinan besar ditiadakannya kompetisi Liga 2, Banur lebih mengedepankan keselamatan.

"Saya pikir keselamatan, kesehatan kita lebih penting. Kalau gak memungkinkan dihentikan saja. Kecuali kalau sudah membaik diputar 2021. Anggap saja 2020 gak ada. Itu yang harus digaris bawahi," ujarnya.

Ia berharap mudah-mudahan wabah ini segera berakhir sehingga dunia sepakbola dan kegiatan lain bisa kembali beraktivitas mencari nafkah. Karena dampaknya kemana-mana.

"Yang kantoran mungkin masih bisa WFH. Tapi bagaimana yang kerja harus menemui, berkumpul dengan orang lain. Berdoa bersama ini segera berakhir," ujarnya.

Memang diakui pelatih kelahiran Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 28 Desember 1960, seyogiyanya pemain profesional menyadari meski libur mereka akan tetap melakukan latihan minimal untuk menjaga kebugaran. 

"Pemain terkadang gak sadar profesinya, ketika disuruh libur, libur total. Tapi banyak juga yang sadar dengan tetap jaga kondisi. Tapi apa yang mau dilakukan dengan kondisi sekarang ini. Silahkan lakukan yang mau skeeping, gerak gerak, Joging juga bahaya kalau ketemu banyak orang," beber mantan striker 1985–1986 Tim Krama Yudha Tiga Berlian era Galatama.

Mantan pemain sepakbola legendaris Indonesia sebagai pencetak gol terbanyak Galatama 1983-84 (13 gol) menyatakan sedikit tolerasi demi keselamatan jiwa itu lebih utama saat ini.

"Saya pikir kompetisi belum tahu kapan. Karena kompetisinya gak tau kapan. Kalau kompetisi dimulai lagi pasti dikasih waktu. Rawan juga untuk keselamatan, kalau dipaksa," kata mantan pelatih Persija.

Mengingat di tanah air ini merupakan daerah kepulauan, ia berharap ketika para pemain kembali bergabung ke timnya, PSSI bisa mengeluarkan himbauan untu dilakukan pengecekan ulang kondisi pemain dari daerah asalnya.

"Haruslah. PSSI harus mengeluarkan himbauan cek ulang kondisi pemain karena negara kepulauan. Bisa saja satu daerah ini aman bisa teratasi, tapi daerah yang lain masih," ujarnya. 

Pelatih senior yang juga menjabat sebagai Pembina Asosiasi Pelatih Sepakbola Indonesia (APSI) ini juga mengatakan bahwa opsi meliburkan tim memang harus dilakukan oleh pihaknya saat ini. 

"Saat ini sepakbola bukan hal terpenting. Saya orang sepakbola menggantungkan hidup di sini, tapi kemanusiaan adalah yang terpenting, tetapi pernyataan manajemen yang tetap akan memberikan kompensasi di masa libur akan sangat membantu, karena bagaimanapun kebutuhan di keluarga akan terus berjalan,” ujarnya.

Bambang Nurdiansyah sendiri saat ini pulang ke rumahnya di kawasan Bintaro Tangerang Selatan, Jakarta.

"Saya tinggal juga di sekitar zona merah, dan bahkan gak boleh keluar masuk Jakarta. Tol ditutup. Corona ini harus lawan. Pemerintah kita sudah benar, hati hati itu nomor satu. Langkah kehati hatian. Cara menghadapi jangan ada kumpul-kumpul. Kurangi bepergian," ujarnya seraya berdoa semoga kondisi di tanah air segera membaik.

Bambang Nurdiansyah memberikan apresiasi terhadap langkah-langkah yang disiapkan manajemen terhadap seluruh anak asuhnya.

“Saya respek terhadap sikap manajemen yang tetap memberikan perhatian di masa libur nanti dan jika memang kompetisi belum ada kepastian kapan akan bergulir kembali,” pungkasnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved