Tinju Dunia
Kolom Kartun di Koran Pagi Inilah yang Menggerakkan Muhammad Ali menjadi Mualaf
Ali kemudian mengubah namanya menjadi Cassius X sampai akhirnya berganti menjadi Muhammad Ali.
SRIPOKU.COM - Legenda tinju Muhammad Ali, lahir dengan mana Cassius Marcellus Clay Jr pada 17 Januari 1942.
Muhammad Ali kecil, dikenal sebagai sosok Christiani yang taat beribadah.
Berbeda dengan rekan-rekannya yang suka membuat keributan, Muhammad Ali lebih suka berdiam diri membaca Al Kitab.
Namun dalam perjalanan hidupnya, Ali kemudian mengenal Islam dan memutuskan menjadi seorang muslim.
Pergejolakan mulai dialami Ali ketika dia melihat sebuah kolom kartun di koran pagi.
• Luis Milla: Skill Pemain Timnas Indonesia Hampir Setingkat Eropa tapi Kurang Pengetahuan
• 5 Rekor Sepak Bola yang Sulit Dipecahkan Lagi, Ada Punya Lionel Messi dan Kemenangan Real Madrid
Di kolom tersebut digambarkan seorangk kulit putih sedang memukul budak kulit hitam.
Budak itu juga dipaksa untuk beribadah seperti tuannya.
Melihat isi kolom tersebut, Ali menjadi tergugah dan memutuskan untuk menjadi mualaf.
Ali kemudian mengubah namanya menjadi Cassius X sampai akhirnya berganti menjadi Muhammad Ali.
Petinju berjuluk The Greatest itu memang tumbuh di lingkungan yang rasialis.
• Persaingan Juventus dan Milan Kubur Impian Mourinho Sulit Datangkan Peraih Ballon dOr 2003 Nedved
• Plin-plan, Bek Asal Italia Marco Materazzi Ungkap Alasan Baru Mengapa Zinedine Zidane Menanduknya
Itu sebabnya selain sebagai seorang petinju, Ali juga dikenal sebagai sosok penggerak HAM.
Ali bahkan berhasil membebasakan warga Amerika yang menjadi tahanan Irak.
Saat itu, Ali turun tangan dan langsung menuju Irak untuk melakukan diplomasi.
Apa yang dikatakan Ali berhasil menyentuh hati Saddam Hussein yang saat itu menjadi Presiden Iran.
Saddam Hussein pun mengijinkan Ali membawa pulang beberapa tawanan.
Hal ini menjadi sebuah prestasi gemilang bagi Ali di luar tinju.
Sebab perintah dari PBB dan Pemerintahan Amerika pun tak didengar oleh Saddam Hussein.
Namun berkat Ali, para tahanan itu bisa pulang ke negara mereka masing-masing.