Keputusan Belva dari Stafsus Presiden Diharapkan Jadi Momentum Evaluasi Program Kartu Prakerja
Selain itu, Zaenur juga menilai tidak ada kejelasan dalam mekanisme penetapan mitra penyedia dalam program Kartu Prakerja tersebut.
SRIPOKU.COM-Keputusan Adamas Belva Devatara dari Stafsus Presiden Jokowi memang mengejutkan.
Sebab keputusan dibuat setelah perusahaan yang dipimpin yakni Ruangguru menjadi Mitra Program Kartu Praker.
Banyak pihak yang menilai mundurnya Adamas Belva Devatara, tidak lantas membuat konflik kepentingan dalam persoalan ini selesai.
Justru ada hal yang perlu diperhatikan, terutama program kerja dari Kartu Perakerja itu sendiri.
Peneliti Pusat Kajian Antikorupsi UGM Zaenur Rohman menilai, mundurnya CEO Ruangguru Adamas Belva Devara dari jabatan staf khusus presiden merupakan momentum mengevaluasi program Kartu Prakerja.
Diketahui, pengunduran diri Belva berkaitan dengan program Kartu Prakerja karena perusahaan miliknya, Ruangguru, merupakan salah satu mitra dalam program tersebut.
"Mundurnya Belva ini juga seharusnya bisa menjadi momentum dalam melakukan evaluasi program Kartu Prakerja," kata Zaenur kepada Kompas.com, Rabu (22/4/2020).
Zaenur mengungkapkan, Kartu Prakerja merupakan progam yang baik namun pelatihan daring yang disediakan dalam program itu dinilai tidak tepat sasaran.
Sebab, menurut Zaenur, pelatihan daring bukanlah solusi yang dibutuhkan warga masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
"Justru lebih menguntungkan penyedia jasa pelatihan daripada para pencari kerja yang sekarang sedang dalam masa kesusahan ini," ujar Zaenur.
Selain itu, Zaenur juga menilai tidak ada kejelasan dalam mekanisme penetapan mitra penyedia dalam program Kartu Prakerja tersebut.
"Yang dipersoalkan dari program kartu prakerja pelatihan online itu adalah bagaimana pemilihan atau prosedur pengadaan atau prosesdur untuk menetapkan para mitra," kata Zaenur.
Senada dengan Zaenur, Peneliti Indonesia Corruption Watch Egi Primayogha juga menilai program Kartu Prakerja harus dievaluasi.
"Pengunduran diri Belva tidak serta-merta menyelesaikan persoalan. Program kartu Prakerja harus dievaluasi," kata Egi.
Sebelumnya diberitakan, Adamas Belva Devara mengundurkan diri dari posisi Staf Khusus Presiden Joko Widodo.
"Pengunduran diri tersebut telah saya sampaikan dalam bentuk surat kepada Bapak Presiden tertanggal 15 April 2020, dan disampaikan langsung ke Presiden pada tanggal 17 April 2020," tulis Belva di akun Instagram miliknya, Selasa (21/4/2020).
Alasan Undur Diri
Belva mengundurkan diri berkaitan dengan terpilihnya Ruang Guru, perusahaan yang didirikan dan dipimpinnya, sebagai mitra program Kartu Prakerja.
Mengutip keterangan Kementerian Koordinator Perekonomian dan Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja (PMO),
Belva menegaskan bahwa tidak ada keterlibatan yang memunculkan konflik kepentingan dalam terpilihnya Ruang Guru.
Sebab, proses verifikasi semua mitra Kartu Prakerja sudah berjalan sesuai aturan yang berlaku dan pemilihan mitra pun dilakukan langsung oleh peserta pemegang Kartu Prakerja.
"Namun, saya mengambil keputusan yang berat ini karena saya tidak ingin membuat polemik mengenai asumsi atau persepsi publik yang bervariasi tentang posisi saya sebagai Staf Khusus Presiden menjadi berkepanjangan," kata dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mundurnya Belva dari Stafsus Diharapkan Jadi Momentum Evaluasi Kartu Prakerja", https://nasional.kompas.com/read/2020/04/22/17411621/mundurnya-belva-dari-stafsus-diharapkan-jadi-momentum-evaluasi-kartu?page=2.