Virus Corona di Sumsel

Rumahkan Pegawai Dianggap Pengusaha Pempek Ini Kegagalan Seorang Pimpinan,Ais: Toko Sepi, Ada Daring

Menghadapi situasi seperti ini, Helis Soleha selaku seorang pemilik usaha pempek di Palembang tak kehabisan akal.

Penulis: Jati Purwanti | Editor: Refly Permana
sripoku.com/jati
Pemilik usaha Pempek Honey, Helis Soleha. 

Laporan wartawan Sripoku.com, Jati Purwanti

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Kebijakan pemerintah agar masyarakat membatasi kegiatan di luar rumah dalam upaya pencegahan penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) atau Virus Corona berimbas pada sepinya kunjungan ke restoran dan tempat makan.

Menghadapi situasi seperti ini, Helis Soleha selaku seorang pemilik usaha pempek di Palembang tak kehabisan akal.

Pemilik merk Pempek Honey ini segera mengambil langkah strategis dengan membuka peluang bagi kalangan perempuan, terutama ibu-ibu di Jabodetabek, untuk menjadi reseller produk makanan khas produksinya yang dibekukan (frozen food).

UPDATE Positif Covid-19 di Indonesia 15 April 2020, Total 5.136, Meninggal 469 Pasien dan 446 Sembuh

"Mulai Maret sudah terasa usaha mengalami penurunan. Toko yang ramai tiba-tiba kosong melompong. Selama beberapa Minggu saya berpikir, jika harus merumahkan karyawan saya merasa gagal jadi pemimpin.

Saya produksi pempek beku dan ibu-ibu rekanan di Jabodetabek yang jadi reseller," jelas perempuan yang akrab disapa Ais ini, Rabu (15/4/2020).

Menurut Ais, sapaan akrabnya, di tengah penyebaran wabah Virus Corona mau tidak mau dia harus bertahan agar usahanya tetap berjalan normal.

Untuk itu, dia pun mengubah lingkungan kerja di restoran pempeknya.

Para pelayan di restoran pempeknya difasilitasi dengan akses internet gratis sehingga dapat melakukan aksi jemput bola.

"Waiters saya fasilitasi WiFi. Diminta cari customer sendiri. Dapur tetap operasional. Jadi, saat ini memfasilitasi penjualan daring," ujarnya.

8 Tanaman Beracun Paling Mematikan di Dunia, Tumbuh di Indonesia, Disentuh Saja Bisa Fatal!

Ais pun kini menguatkan karyawan supaya tidak stres karena ada 30 karyawan yang dia pekerjakan. Dia mengatur strategi agar karyawan tidak dirumahkan selain juga harus di imbauan pemerintah untuk lakukan jaga jarak atau social distancing.

"Penurunan bisa dilihat. Terasa sekali karena secara drastis pengunjung ramai, tiba-tiba kosong melompong. Dengan memaksimalkan penjualan online alhamdulillah masih bisa tetap berproduksi dan menjaga penjualan," tambah Ais.

Tak hanya itu, untuk memastikan agar produk pempek kirimannya tetap steril, Ais pun melakukan berbagai cara di antaranya yaitu dengan lakukan pengecekan suhu kepada driver ojek online saat ambil pesanan.

Driver ojek pun harus mencuci tangan sebelum mengambil orderan.

"Supaya lebih aman kemasan dilapis lagi atau dua rangkap. Tujuannya agar pempek benar-benar aman saat sampai di tangan konsumen." jelas Ais.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved