Kiper Sriwijaya FC, Haris Rotinsulu Mulai Bangun Usaha Untuk Wujudkan Mimpi Jadi Pengusaha
Di usianya yang sebentar lagi menginjak usia 25 tahun, Kiper ketiga Sriwijaya FC Haris Rotinsulu telah terpikirkan untuk memiliki usaha.
Penulis: Abdul Hafiz | Editor: adi kurniawan
Laporan wartawan Sripoku.com, Abdul Hafiz
SRIPOKU.COM, PALEMBANG --- Di usianya yang sebentar lagi menginjak usia 25 tahun, Kiper ketiga Sriwijaya FC Haris Rotinsulu telah terpikirkan untuk memiliki usaha.
Keinginannya ini sudah dimulainnya dengan membangun bisnis kecil-kecilan.
"Cita cita lain ada pengen buat jadi pengusaha kecil," ungkap kiper kelahiran Makassar (Sulawesi Selatan), 30 April 1995.
Adik kandung pelatih kiper sekaligus legend kiper Sriwijaya FC Ferry Rotinsulu ini menyadari sejak dini harus mempersiapkan diri untuk memiliki usaha.
"Belum nyoba. Cuma ingin belajar harus ada persiapan," kata Haris yang pada masa kecilnya sempet bercita-cita menjadi striker.
Ternyata ada suatu bidang usaha yang sudah terpikirkan oleh kiper yang mengenakan nomor punggung 30 ini.
"Usaha semacam konter HP, servis karena saya ada kelebihin sedikit di bidang itu," ujarnya.
• Meski Fokus Untuk Membawa Sriwijaya FC ke Liga 1, Alvin Sudah Pikirkan Rencana Saat Pensiun
• Bacaan Doa Qunut Solat Subuh Lengkap Arab & Latin serta Niat Salat Subuh dan Tata Cara Sholat Subuh
• Angkot Ampera-Karyajaya Tenggelam di Anak Sungai Jalan Pangeran Ratu, Sontak Jadi Tontonan Warga
Kesukaan Haris untuk menjadi striker kala masih kecilnya hingg mengoleksi sang idola striker Spanyol Fernando Torres.
"Ya itu waktu masih kecil, masa-masa SMP. Jadi waktu main bola gak hobi kiper. Karena saya waktu itu mengidolakan Fernando Torres striker Spanyol. Sampai setiap ada jerseynya saya beli terus," ujarnya.
Sampai pada saat latihan fisik di lapangan, pas lagi game disuruh jadi kiper terus karena lihat postur.
"Karena abang (Fery Rotinsulu) juga kiper, saya pikir apa boleh buat ditekuni. Alhamdulillah sampai sekarang bisa jadi kiper," kata Haris yang merupakan bungsu dari 4 bersaudara buah pernikahan Eddy Rotinsulu dan almarhumah Hamonda.
Pemilik postur tinggi 180 cm dan berat badan 69 kg mengaku memulai sepakbola tanpa mengikuti Sekolah Sepakbola (SSB).
Pas kelas 1 SMA tahun 2011 ikut Divisi 3 Tim PS Tiswan Palu, lalu 2014 Ikut Tim U-19 Persipal Palu.
"Dipanggil Tim Bandar Sulteng sekelas Persipal untuk Liga Nusantara. Waktu itu masih junior," kata Haris yang mengenakan nomor punggung 30 di Tim Laskar Wong Kito.
Pada 2015 kompetisi dibekukan ia pun istirahat. Lalu pada tahun 2016 dipanggil Liga Nusantara masih main di Bandar Sulteng. Kemudian bergabung di PS Matra 2017.
Haris di Tahun 2018 sempat istirahat saat ada dua momen yang dialaminyam Yakni momen melepas masa lajang, dan ketika ditinggal sang ibunda wafat.
"Di tahun 2018 itu, habis married istirahat (tidak main bola), terus mama meninggal;" kata bapak satu anak Chayra Rotinsulu (1) buah pernikahan dengan Regita Julia yang dinikahinya tahun 2018.
Barulah pada tahun 2019 ikut lagi kompetisi Liga 3 Bandar Sulteng. Terakhir perjalanan karir sepakbola Haris main di situ.
"Namun ternyata semua kompetisi gak didaftarkan. Jadi nama saya masih masuk di PS Matra 2017 yang terdaftar di PSSI. Tahun 2020 ini Alhamdulillah bisa bergabung di Sriwijaya FC. Targetnya Alhamdulillah tercapai. Harapan bisa lebih baik dan supaya bisa jadi inti," ujar Alumni SMAN 7 Palu Sulawesi Tengah.
Haris mengaku sempat putus asa lantaran keinginannya untuk bisa langsung masuk Tim U-21 Sriwijaya FC tak kesampaian.
"Tadinya dari Persipal ingin langsung ke U21 Sriwijaya FC, cuma ada kompetisi dibekukan. Sempat putus asa," ujarnya.