Virus Corona di Sumsel

Meskipun Prabumulih Zona Merah Virus Corona, Walikota Merasa Belum Perlu Lakukan PSBB, Ini Alasannya

Kita zona merah, kita juga memikirkan daerah-daerah tetangga kita karena kota kita dilewati orang Pagaralam, Lahat, Muaraenim, Pali, Baturaja, OKU dan

Editor: Sudarwan
SRIPOKU.COM/EDISON BASTARI
Walikota Prabumulih, Ir H Ridho Yahya MM Merasa Belum Perlu Lakukan PSBB meskipun Kota Prabumulih zona merah covid-19. 

Lebih lanjut Ridho menuturkan pihaknya akan melihat perkembangan terlebih dahulu terkait penyebaran Covid-19 dan melihat jika memang banyak kabupaten menganggap warga Prabumulih pembawa virus maka akan diajukan.

"Kalau seluruh daerah nganggap wong Prabumulih tidak boleh keluar maka kita akan ajukan dilakukan PSBB, karena jangan kita (warga-red) tidak boleh keluar tapi orang bebas keluar masuk Prabumulih.

Kalau warga kita tidak boleh keluar ya otomatis warga luar jangan masuk ke tempat kita juga, tapi kita lihat dulu perkembangan lebih lanjut," tuturnya.

Ridho mengimbau kepada seluruh masyarakat kota Prabumulih agar mengikuti semua yang dianjurkan dan yang diimbau pemerintah baik pusat maupun daerah demi kemaslahatan kota nanas.

"Mulai Jumat nanti kita akan bagikan beras 20 kg, mie indomie dua dus dan kecap bagi keluarga miskin serta terdampak akibat corona, jika memang merasa miskin dan belum dapat silahkan lapor ke lurah-lurah akan kita berikan lagi," lanjutnya.

Dengan adanya bantuan sembako, masker dan penyemprotan disinfektan tersebut, adik kandung Wakil Gubernur Sumsel tersebut meminta masyarakat diam dirumah, jaga kebersihan dan jika sakit lapor ke pelayanan kesehatan 119.

"Jika masyarakat belum dapat lapor ke lurah untuk diverifikasi dinas terkait, kami juga mengimbau masyarakat setengah mampu ke atas agar jangan ikut menjadi warga miskin.

Hendaknya bantu pemerintah dengan memberi bantuan ke tetangga dan semestinya jangan mengaku-ngaku miskin untuk dapat sembako dari pemerintah," harapnya seraya mengharapkan agar jaga kesehatan.

Seperti diketahui, para pedagang pasar kalangan yang merupakan warga Prabumulih sempat beramai-ramai mendatangi walikota Prabumulih karena mereka berdagang ditolak warga di sejumlah desa kecamatan di Muaraenim.

"Kami ditolak berjualan karena katanya Prabumulih zona merah corona sehingga mereka takut kami pedagang ini menulari masyarakat mereka.

Bahkan kades, camat ada yang membuat surat edaran menolak pedagang asal Prabumulih," ungkap Adi, satu diantara pedagang pasar kalangan Prabumulih yang dibincangi. (Edison Bastari)

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved