All England Open 2020
Viktor Axelsen Harus Bayar Mahal Usai Juarai All England Open 2020,Didenda BWF Karena Seragam
Di balik keberhasilannya tersebut, Viktor Axelsen ternyata harus membayar mahal hasil perjuangannya yang bersejarah di Birmingham
SRIPOKU.COM - Viktor Axelsen (tunggal putra) menjadi pebulu tangkis Denmark pertama sejak 21 tahun lalu yang menjadi juara All England.
Di balik keberhasilannya tersebut, Viktor Axelsen ternyata harus membayar mahal hasil perjuangannya yang bersejarah di Birmingham, Inggris, 11-15 Maret.
Viktor Axelsen dikenai denda 250 Euro atau sekitar Rp 4,4 juta oleh Federasi Bulu Tangkis Dunia (Badminton World Federation/BWF) karena mengenakan pakaian serba putih, sama seperti lawannya, Chou Tien Chen (Taiwan) pada partai final All England Open 2020.
• Pemain yang Paling Mendekati Level Lionel Messi, Bukan Cristiano Ronaldo,Ternyata
• Xavi Hernandez 4 Kali Persembahkan Gelar Liga Champions tuk Barcelona, Siap Jadi Pelatih El Barca
• Usai Sukses Gondol Trofi All England Open 2020 Viktor Axelsen: Seperti Jadi Juara Dunia
Axelsen telah melanggar peraturan kompetisi umum BWF pasal 5.3.7 untuk pakaian.
Isi peraturan ini menyatakan bahwa seorang pemain wajib mengenakan warna pakaian yang sangat berbeda dengan lawan.
Sebagai unggulan tertinggi pada All England Open 2020, Chou Tien Chen memiliki hak prerogatif untuk memilih warna jersey yang dia kenakan pada babak final.
"Saya memilih warna pakaian yang sama karena saya bermain dengan jersey putih sepanjang turnamen. Saya juga tahu betapa pentingnya warna jersey ini bagi sponsor.
Kami tampil dengan tema ini," kata Axelsen kepada TV2 Sport Denmark yang dilansir BolaSport.com dari The Star.
"Saya pikir aturannya agak konyol. Saya tidak melihat alasan mengapa kami harus dihukum. Orang-orang di rumah, menonton siaran pertandingan di ruang keluarga mereka mungkin bisa melihat siapa orang Denmark itu," ucap Axelsen.
Axelsen mendapat uang sebesar 77.000 dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 1,2 miliar berkat menjadi juara All England Open 2020.
Axelsen kemudian menyarankan bahwa turnamen All England harus dibuat secara istimewa.
"Saya pikir semua pemain harus mengenakan pakaian putih seperti Wimbledon. Itu terlihat bagus dan ada sesuatu yang keren tentang itu," ujar Axelsen.
Selain Axelsen, gelar juara pada sektor tunggal putri diraih oleh Tai Tzu Ying (Taiwan), dan gelar ganda putra menjadi milik Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe (Jepang).
Pasangan Yuki Fukushima/Sayaka Hirota (Jepang) meraih titel pada nomor ganda putri, sedangkan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti (Indonesia) menjadi yang terbaik pada nomor ganda campuran.