MotoGP

Kisah Valentino Rossi dan Rival Spesial Haruchika Aoki yang Tak Mau Disalipnya Saat Balapan

Valentino Rossi menjadi pembalap dengan karier terpanjang di MotoGP. Rekor penampilan terbanyak di MotoGP dipegang oleh pembalap

Editor: Adrian Yunus
Instagram @valeyellow46
Valentino Rossi. 

SRIPOKU.COM - Dari semua rival yang pernah dihadapi, Valentino Rossi ternyata memiliki satu sosok yang sangat dihormatinya.

Valentino Rossi menjadi pembalap dengan karier terpanjang di MotoGP. Rekor penampilan terbanyak di MotoGP dipegang oleh pembalap asal Tavullia itu.

Pada akhir musim MotoGP 2019, pembalap berjuluk The Doctor tersebut sudah mentas dalam 402 balapan dari semua kategori kejuaraan dunia balap motor.

Prestasi Rossi terbilang mentereng. Dia mencetak 115 kemenangan (89 dari kelas utama, rekor terbanyak sepanjang sejarah) yang berujung raihan sembilan gelar juara dunia.

Kevin Schwantz Ternyata Pembalab ini, Sosok Rival Impian Valentino Rossi Bukan Biaggi atau Marquez

Tanpa Valentino Rossi, Ini Daftar 10 Pemain MotoGP Virtual di Sirkuit Mugello

Rekan Duet di Tim Yamaha Vinales, Lebih Pilih Valentino Rossi daripada Marc Marquez

Dengan ratusan penampilan serta kemenangan yang dibukukan, menyalip lawan di lintasan telah menjadi rutinitas tersendiri bagi Rossi.

Namun begitu, naluri untuk mengalahkan lawan pernah hilang dari kepala Rossi ketika berada dalam satu lintasan dengan Haruchika Aoki.

Haruchika Aoki merupakan mantan pembalap motor asal Jepang. Sosok termuda dari trio Aoki bersaudara itu menjadi juara dunia GP125 sebanyak dua kali.

Aoki memiliki hubungan baik dengan Rossi sejak saling mengenal pada 1995. Persaingan di atas lintasan tidak menghentikan mereka untuk menjadi sahabat di luar lintasan.

Bahkan, Aoki menjadi guru bagi Rossi sejak The Doctor tampil di Kejuaraan Eropa dan mempersiapkan jalannya menuju Kejuaraan Dunia (Grand Prix/GP).

Setiap kali Kejuaraan Dunia dan Kejuaraan Eropa Balap Motor berlangsung di sirkuit yang sama, Aoki menyempatkan waktu untuk membagikan pengalamannya kepada Rossi.

"Saya berkata kepadanya, 'Saya akan membalap sekarang. Amatilah. Perhatikan bagaimana saya mengembangkan balapan saya, strategi, dan titik pengeremannya'," tutur Aoki.

"Setelah balapan selesai, saya membawanya memutari sirkuit untuk mengajari dia dan memberi saran bagaimana cara menyalip dengan bagus, bagaimana tampil dengan bagus."

Hubungan yang akrab membuat Rossi tidak segan untuk meminta saran dari Aoki. Kebiasaan itu berlanjut ketika keduanya sama-sama tampil di GP125.

"Saat saya debut di Kejuaraan Dunia, Haruchika juaranya," kata Rossi mengenang.

"Dia membalap dengan nomor satu jadi saya selalu mencoba mendapatkan sarannya dan dia selalu bersikap baik dengan saya, memberi saran serta bantuan."

Saking terobsesinya dengan gaya membalap Aoki, Rossi selalu membuntuti sang sahabat untuk mempelajari cara memenangi balapan.

Aoki sendiri masih ingat bagaimana Rossi meniru setiap aksinya dalam balapan.

"Saya ingat sebuah kisah yang aneh. Pada 1996 ketika kami berada dalam balapan yang sama, dia selalu menunggu saya. Selalu mengikuti dan memperhatikan saya," tutur Aoki.

"Ketika saya menyalip, dia melakukan hal yang sama. Ketika saya disusul, dia juga disusul. Saya pikir dia mencoba mempelajari metode balapan saya dengan caranya sendiri."

Aoki tidak merasa risih dengan sikap Rossi. "Saya selalu berkata kepadanya untuk mengikuti saya," kata pembalap kelahiran Gumma tersebut.

Prestasi Aoki sebagai juara bertahan sebenarnya bukan satu-satunya alasan kenapa Rossi ingin belajar darinya.

"Haruchika sangat cerdas," kata Rossi.

"Dia seperti rubah, dia selalu punya strategi yang tepat dan datang di waktu yang tepat dan dia sangat kuat di lap terakhir dan sulit untuk dikalahkan."

Rossi hanya sekali finis di depan Aoki pada musim 1996, yakni ketika meraih kemenangan pertamanya di Sirkuit Brno, Rep. Ceska.

Valentino Rossi dan Haruchika Aoki kembali bersaing di kategori yang sama pada 1998.

Rossi telah meninggalkan mentalitas anak baru dan hampir selalu finis di depan Aoki. Rossifumi menjadi runner-up kelas GP250 sementara Aoki finis di peringkat enam klasemen.

Aoki juga menjadi saksi langsung perjalanan Rossi menjadi juara kelas para raja ketika sama-sama mentas di kelas GP500 (sekarang MotoGP) pada 2001.

Meski meraih lebih banyak kesuksesan daripada Aoki, Rossi tidak melupakan jasa sang guru yang keluar dari MotoGP pada 2002.

"Haruchika adalah sosok penting dalam karier saya," ucap Rossi.

Sumber : Bolasport

Sumber: BolaSport.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved