Liga Champions

Kisah 8 Debutan Terhebat di Liga Champions Sebelum Atalanta,Belum ada yang Juara

Hasil itu melengkapi keunggulan 4-1 Sang Dewi atas Si Kelelawar pada leg pertama sehingga lolos dengan surplus

Editor: Adrian Yunus
TWITTER @ATALANTA_BC
Atalanta mengalahkan Valencia 4-1 pada leg I babak 16 besar Liga Champions, Rabu (19/2/2020) di Giuseppe Meazza. 

SRIPOKU.COM - Sejarah belum berhenti diperbarui Atalanta Bergamasca Calcio dengan kelolosan ke perempat final Liga Champions dalam partisipasi perdana di pentas akbar tersebut.

Mentas sebagai debutan, Atalanta memastikan tiket perempat final Liga Champions setelah memetik kemenangan 4-3 di markas Valencia, Selasa (10/3/2020). 

Hasil itu melengkapi keunggulan 4-1 Sang Dewi atas Si Kelelawar pada leg pertama sehingga lolos dengan surplus agregat masif 8-4.

Keberhasilan Josip Ilicic dkk melestarikan kisah-kisah manis para debutan yang mampu langsung berbicara banyak dalam partisipasi perdana di Liga Champions.

Liga Champions Liverpool vs Atletico Madrid Live di TV Online SCTV, Tuan Rumah Wajib Menang

Sriwijaya FC Tundukkan Muaraenim Selection 2:0 Tanpa Balas di Stadion Sekundang Bara Muaraenim

Siaran Langsung Link Live Streaming Liverpool vs Atletico Madrid di Liga Champions Laga Penentuan

BolaSport.com merangkum kiprah para debutan sukses sebelum Atalanta sejak kompetisi ini memasuki era Liga Champions mulai 1992-1993.

Berikut di antaranya 8 klub pendahulu Atalanta yang tersukses, di antaranya seperti dinukil dari situs UEFA.

1. Villarreal: semifinal Liga Champions 2005-2006

 Rekor debutan paling jauh melangkah di era Liga Champions masih dipegang Villarreal asuhan Manuel Pellegrini pada musim 2005-2006.

Kombinasi hero Santi Cazorla, Diego Forlan, dan Juan Riquelme meroketkan Tim Kapal Selam Kuning ke semifinal.

Di fase gugur, mereka menebas Rangers FC dengan keunggulan agresivitas tandang di babak 16 besar (agregat 3-3), lalu mendepak Inter Milan di perempat final dengan cara yang sama (2-2).

Dongeng Villarreal baru dirusak Arsenal di semifinal (0-1).

2. Auxerre: perempat final 1996-1997

Pada musim 1996-1997, fase grup Liga Champions masih diikuti hanya oleh 16 klub.

Auxerre langsung lolos ke perempat final dan disingkirkan Borussia Dortmund, sang juara edisi tersebut, dengan agregat 1-4.

3. Bayer Leverkusen: perempat final 1997-1998

Seperti halnya Auxerre, Leverkusen langsung maju ke perempat final selepas lolos dari fase grup.

Laju Ulf Kirsten cs disetop Real Madrid dengan agregat 1-4.

Real Madrid juga keluar sebagai kampiun di akhir kompetisi. 

4. Lazio: perempat final 1999-2000

Lazio adalah salah satu kekuatan besar di Eropa menjelang akhir dekade 1990-an dan awal 2000-an.

Usai menjuarai Piala Winners 1998-1999, mereka melaju sampai perempat final Liga Champions musim berikutnya dalam partisipasi perdana.

Pavel Nedved cs melaju dari dua kali tahap grup, dan dihentikan Valencia di babak 8 besar dengan agregat 3-5.

5. Deportivo La Coruna: perempat final 2000-2001

Sebagai salah satu klub elite Spanyol pada awal 2000-an, laju Deportivo La Coruna tak bisa disepelekan pula di Eropa.

Di Liga Champions 2000-2001, mereka sebagai tim debutan sukses melampaui elite seperti Juventus dan AC Milan, hingga maju ke perempat final dan dihentikan Leeds United (2-3).

6. Malaga: perempat final 2012-2013

Heading for financial turmoil but edged out of the quarters by 2 90+minute Dortmund goals.

Manuel Pellegrini kembali menjadi otak kejutan tim debutan mengesankan di Liga Champions setelah hijrah membesut Malaga.

Musim 2012-2013, Pellegrini membawa Isco dkk masuk perempat final untuk dikandaskan Borussia Dortmund secara dramatis dengan agregat 2-3.

7. Leicester City: perempat final 2016-2017

 
Kisah Cinderella Leicester City usai menjuarai Premier League 2015-2016 berlanjut ke Liga Champions musim berikutnya. 

The Foxes menjadi pemimpin klasemen di fase grup, lalu menyisihkan Sevilla di babak 16 besar (3-2).

Langkah Jamie Vardy dkk dijegal Atletico Madrid di perempat final dengan agregat tipis 1-2.

8. Tottenham Hotspur: perempat final 2010-2011

Di luar dugaan, Tottenham memuncaki grup yang juga dihuni juara bertahan kompetisi, Inter Milan.

Prestasi Spurs kala itu menjadi batu loncatan Gareth Bale untuk mentas di level lebih tinggi.

Momen paling dikenang bagi Bale muncul ketika bintang Wales itu mencetak hat-trick dalam kekalahan timnya 3-4 di kandang Inter.

Spurs membalas dengan unggul 3-1 kala ganti menjamu Inter di White Hart Lane.

Pada babak 16 besar, Tottenham menyingkirkan wakil lain asal Italia, AC Milan.

Di perempat final, Spurs akhirnya angkat koper karena kalah agregat telak 0-5 dari klub masa depan Bale, Real Madrid.

Sumber : Bolasport

Sumber: BolaSport.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved