Virus Corona Muncul Ternyata Jadi Penyelamat Hewan Langka Ini, Ahli Dunia Ungkap Fakta Mencengangkan
Wabahnya kini sudah ada berbagai belahan dunia, Virus Corona justru disebut sebagai 'penyelamat' bagi makhluk hidup ini.
SRIPOKU.COM - Virus Corona masih jadi trending topic pembicaraan seluruh dunia.
Ketakutan soal serangan Virus Corona sampai ke berbagai negera di belahan dunia.
Kini wabah Virus Corona sudah mulai menyebar ke beberapa bagian negara di Asia.
Meningkatnya jumlah kasus dan korban meninggal akibat Virus Corona, membuat banyak pihak merasa khawatir.
Wabahnya kini sudah ada berbagai belahan dunia, Virus Corona justru disebut sebagai 'penyelamat' bagi makhluk hidup ini.
Jumlah kasus positif infeksi Virus Corona Covid-19 masih terus meningkat di seluruh dunia.
Angka kematian dilaporkan masih bertambah dan mengalami peningkatan signifikan di beberapa negara di luar China.
Melansir South China Morning Post, hingga Senin (2/2/2020) pagi, total kasus infeksi yang telah tercatat di seluruh dunia adalah sebanyak 88.227 kasus.
Dari kasus-kasus infeksi yang terjadi, ada 3.006 kematian yang terjadi di seluruh dunia dengan jumlah pasien sembuh sebanyak 41.997.
Berdasarkan data yang dilansir dari Kompas.com, diketahui bahwa virus ini telah menyebar di seluruh benua di dunia, kecuali Antartika.
Dari negara-negara tersebut, kasus infeksi dan kematian terbanyak masih berada di daratan China.
Namun, penyebaran yang cukup signifikan terjadi di beberapa wilayah di luar China.
Jumlah kasus terbanyak di luar China terjadi di Korea Selatan, yaitu dengan jumlah kasus yang telah mencapai lebih dari 3.000 kasus.
Selain itu, di Italia, kasus juga terus mengalami kenaikan.
Data terbaru menunjukkan bahwa jumlah infeksi di negara tersebut telah mencapai lebih dari 1.000 kasus.

Virus Corona jadi penyelamat makhluk hidup?
Meski telah menjadi mesin pembunuh nomor satu, dan mengancam kelangsungan hidup manusia di seluruh dunia.
Ternyata ada kabar baik bagi dunia, bahwa Virus Corona ini sebenarnya memiliki dampak yang positif bagi kehidupan bumi.
Bahkan disebut-sebut Virus Corona telah menyelamatkan banyak nyawa di dunia ini selain manusia, ungkap ilmuwan dan aktivis lingkungan.
China yang dilaporkan menyukai dan gemar memakan makanan ekstrem telah mendapatkan peringatan keras untuk menghentikan kebiasaan itu, bahkan menghentikan perdagangan satwa liar.
Salah satunya adalah hewan trenggiling.

Mamalia bersisik ini terdaftar oleh International Union for Concervation of Nature (ICUN), sebagai hewan yang terancam punah.
Padahal bagi masayarakat China, trenggiling adalah santapan yang lezat dan banyak dikonsumsi.
Menurut beberapa penelitian, juga disebutkan hewan trenggilingadalah pembawa Virus Corona ke manusia, di pusat wabah kota Wuhan, Hubei, China.
Karena itulah pemerintah China juga telah melarang mengonsumsi dan memperdagangkan hewan ini demi mengatasi wabah Virus Corona.
Langkah dari pemerintah China ini dinilai membantu sejumlah spesies hewan ekstrem yang menjadi santapan di China tak jadi terancam punah.
"Saya memuji larangan itu, China memiliki tekad untuk mengubah tradisi ribuan tahun yang sangat tidak pantas bagi masyarakat saat ini," kata Jeff He, direktur China di Dana Internasional untuk Kesejahteraan Hewan.
"Saya pikir larangan itu adalah Langkah Pertama yang penting untuk konservasi satwa liar di China," jelasnya.
Dia menyerukan "revisi yang lebih kuat dan lebih progresif" dari undang-undang perlindungan satwa liar di China yang masih ada.
Peter Knights, CEO dari amal WildAid mengatakan bahwa larangan China ini diterima dunia, demi menanggulangi populasi trenggiling.

"Kami berharap China memimpin dunia dalam melarang pasar-pasar ini secara global," katanya.
"Wabah virus corona harus berfungsi sebagai peringatan bagi manusia untuk melestarikan lebih banyak dari alam, atau menghadapai serangan balik kesehatan dan keuangan," lanjut Knights.
Menurut WWF perdagangan ilegal spesies liar ini bahkan diperkirakan bernilai hingga 15 miliar dollar AS (Rp214 triliun) setiap tahunnya, khususnya pasar Asia.
Larangan mengkonsumsi daging trenggiling dan satwa liar ini bahkan dianggap secara signifikan mengurangi perdagangan internasinal dan mendorong keselamatan trenggiling dan hewan liar lain yang sering diselundupkan.
Andew Muir, CEO Wilderness Foundation Afrika menyebut solusi virus corona ini juga sederhana.
"Jika kita tidak makan satwa liar, mereka tidak akan membahayakan kita," katanya.
Sebagian artikel telah tayang di Intisari.grid.id dengan judul: Meski Menjadi Ancaman Terbesar Umat Manusia, Ternyata Virus Corona Justru Disebut 'Penyelamat' Kehidupan Banyak Nyawa di Bumi Ilmuwan Ungkap Fakta Luar Biasa.