Modal Rp 500 Ribu, Kue Lapis Nanas Lilis Merambah Pasar Internasional, Pelanggan Sampai Ke Jepang

Kue dengan brand Lilis Nanas 9 Nari, pengirimannya sudah mencapai ke Singapuran dan Japan.

Penulis: Jati Purwanti | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM / Jati Purwanti
Lilis Fajriyah saat memperkenalkan kue lapis nanas buatannya, Minggu (9/2/2020). 

Oleh oleh dari Palembang, Kue Lapis Nanas Lilis Merambah Pasar Internasional, Pelanggan Sampai Ke Jepang

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Kue lapis nanas milik Lilis Fajriyah,sudah menyentuh pasar Internasional.

Kue dengan brand Lilis Nanas 9 Nari, pengirimannya sudah mencapai ke Singapuran dan Japan.

Lilis pemilik Nanas 9 Nari, mengisahkan awalnya dia hanya mengeluarkan modal sebesar Rp500 ribu untuk pesanan kue lapis nanas pertama dari konsumen.

Pesanan Itu berasal dari teman dekatnya.

Namun sejak sering mengikuti berbagai kegiatan bazar dan pameran produk UMKM yang digelar di Palembang, berbagai kalangan mulai menggemari produknya dan menjadi langganan tetap.

Antarkan Anaknya ke Pemakaman, Karen Pooroe Tertunduk Lesu Terus Lihat Liang Lahat

 

Cerita Pendiri Rumah Tahfiz di Palembang, Rekrut Anak Jalanan dan Panti Buat Hafal Alquran

"Bermula dari keinginannya mengikuti kursus memasak kue basah pada 2018 silam, saya kini mulai memetik hasil ketekunannya menggeluti bisnis kuliner kue lapis nanas dengan brand Lilis Nanas 9 Nari," Kata Lilis Minggu (9/2/2020).

Siapa sangka setahun sejak diseriusi kue lapis nanas buatannya sudah dinikmati pelanggan di Palembang, Jakarta, Surabaya bahkan sudah sampai Singapura dan Negeri Sakura.

"Alhamdulillah kalau sedang banyak pesanan sebulan saya bisa mendapatkan Rp2-4 juta. Jelang lebaran akan lebih tinggi lagi karena permintaan makin banyak," kata Lilis.

Pemilihan kue lapis nanas sebagai produk kuliner utama ini, ujar Lilis, dikarenakan jenis kue ini masih terbilang baru dan belum banyak dijual oleh pengusaha.

Kue lapis nanas ini pun bisa bertahan empat hari dan kualitasnya akan tetap bagus jika disimpang dalam lemari es selama satu bulan.

"Untuk perijinan juga sudah semua, dari PIRT sampai sertifikasi Halal MUI," lanjut Lilis.

Namun bisnisnya itu, kerap kali menemui kendala, saat bahan baku utama nanas madu sedang sepi di pasaran.

Ia pun menyiasatinya dengan menyetok nanas segar lebih banyak saat nanas di pasaran sedang melimpah.

Nanas-nanas tersebut kemudian oleh Lilis diolah menjadi selai dan simpan dikulkas.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved