KISAH Dua Pilot Indonesia Selamat dari Maut, Pesawat Tabrak Gunung, Sempat Minta Suntik Mati!

Kisah Dua Pilot Indonesia Selamat dari Maut Setelah Menabrak Gunung, Terbakar di Pesawat Penuh Luka!

Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata

KISAH Dua Pilot Indonesia Selamat dari Maut, Pesawat Tabrak Gunung, Sempat Minta Suntik Mati!

SRIPOKU.COM - Tragedi kecelakaan yang dialami melalui perjalanan baik di darat hingga udara menyisakan kisah kelam tersendiri dalam peristiwa tersebut.

Namun, beberapa peristiwa tersebut dapat menjadi sebuah pelajaran berharga yang dialami oleh korban.

Sama halnya dengan kisah dua orang pilot Indonesia ini, keduanya berhasil lolos dari maut setelah pesawatnya menabrak gunung.

Cerita ini dibagikan melalui program acara Kick Andy yang ditayangkan pada kanal Youtube metrotvnews pada 11 januari 2020 lalu.

Kisah Seorang Pria yang Berhasil Bikin Pesawat Terbang Modal Rongsokan, Ini Kabarnya Sekarang!

Pilot
Pilot (Tangkap layar Youtube metrotvnews)

Kisah Seorang Pria yang Berhasil Bikin Pesawat Terbang Modal Rongsokan, Ini Kabarnya Sekarang!

Keajaiban tersebut dialami oleh Kapten Sigit Hani Hadiyanto dan Dwi Krismawan, seorang instruktur dan calon pilot yang pernah terbakar di pesawat.

Beruntung, keduanya selamat meski dengan kondisi wajah yang penuh luka bakar.

Tragedi tersebut terjadi 23 tahun silam, tepatnya 28 Januari 1997.

Diundang oleh Kick Andy, ia menceritakan kembali kisahnya dapat selamat dari maut.

Dikisahkan jika Instruktur dan calon pilot yang kecelakaan pada 28 Januari 1997 tersebut merupakan ujian terakhir.

Saat itu sebagai ujian terakhir dirinya sebelum menjadi pilot sungguhan, Dwi ikut terbang dalam pesawat latih bersama instrukturnya, namun mereka jatuh.

Kecelakaan terjadi karena menabrak Gunung gede, Jawa Barat.

Dwi sebagai calon pilot mengalami luka bakar 50 persen di tubuhnya, sementara Kapten Sigit Hani Hadiyanto sebagai instruktur juga terluka 27 persen.

Sejak hari itu, keduanya pun tak yakin bisa meneruskan mimpi bahkan hidup dan masa depan mereka mendadak terasa suram.

Dalam tayangan Kick Andy, sang instruktur, Sigit Hani Hadiyanto, mengungkapkan jika kecelakaan pesawat itu disebut control flight into terrain (CFIT).

Kondisi terjadi saat pesawat berada dalam kontrol pilot dan tidak mengalami masalah teknik, tapi secara tidak disengaja mengarah ke bawah, baik ke pegunungan, air, maupun hambatan lainnya.

Pesawat ini sendiri crash dan menabrak Gunung Gede. Alhasil, pesawat terbakar saat jatuh, Sigit dan Dwi pingsan.

Saat mereka berada di dasar, tubuh keduanya sudah terbakar –yang membuat mereka cacat permanen.

Namun, dengan mukjizat Tuhan, mereka berdua selamat dari maut.

Saat kecelakaan terjadi, Sigit yang menjadi instruktur saat itu berusia 23 tahun.

Baik Sigit ataupun Dwi, merasa bahwa hidup mereka pasti akan suram.

Bahkan, Dwi yang sempat diundang oleh Andy N. Foya pada tahun 2006 lalu mengaku bahwa ia sempat meminta kepada dokter untuk melakukan suntik mati padanya.

Tetapi, nyatanya mereka hingga sekarang bisa hidup bahagia bersama orang yang dicinta.

Kenakan Baju Pilot, Pria yang Viral Bikin Pesawat Terbang Ini Terbangkan Pesawat Milik Capt Vincent!

Sigit menikah dengan Menuk Sudarwati pada tahun 2005, sedangkan Dwi menikah dengan Bethania Eden, kekasih yang baru ia kenal selama 3 bulan saat tragedi itu terjadi.

Setelah dirawat kurang lebih 3 bulan, Sigit tetap melanjutkan pekerjaan sebagai instruktur penerbang.

Ia pun tak hanya menjadi pengajar di seluruh maskapai penerbangan Indonesia.

Sedangkan Dwi, ia memang gagal menjadi seorang pilot, namun Tuhan menunjukkan jalan lain.

Dwi menjadi seorang motivator, menjadi penulis buku, menjadi pendeta, bahkan ia mendirikan yayasan Kekuatan Cinta Indonesia, sebuah yayasan sosial yang peduli terhadap anak-anak Indonesia.

CERITA Dibalik Pejemputan Evakuasi 245 WNI di Wuhan China, Ini Alasan Dipilihnya Pesawat Batik Air!

Inilah Hal Paling Menjijikan Sering Dilakukan Penumpang saat di Pesawat, Pramugari pun Diacuhkan!

Rupanya tanpa disadari ada beberapa ulah penumpang pesawat yang membuat kesal para pramugari.

Karena setiap hari harus melayani para penumpang, maka tak heran bila pramugari sudah terbiasa untuk melihat banyak kejadian.

Baik dari kejadian yang membuat tertawa hingga kejadian yang dianggap menjijikan.

Bahkan seorang mantan pramugari tak sugnkan menjelaskan apa saja yang biasanya membuat para pramugari jijik dengan aksi penumpang.

Mengutip express.co.uk dari TribunTravel.com, Linda Ferguson, seorang mantan pramugari mengaku telah biasa melihat muntah hingga darah yang ada di pesawat.

pramugari
pramugari (Shutterstock/Matej Kastelic)

"Pramugari telah melihat segalanya mulai dari muntah, darah hingga tumpahnya makanan ke karpet," ungkap Linda Ferguson.

Namun selain darah dan muntahan, ternyata ada hal lain yang dianggap lebih menjijikkan dari pada itu.

Yakni penumpang yang kerap melepas alasa kaki tanpa tahu waktu dan tempat yang tepat.

"Kami melihat orang-orang berjalan dari kursi mereka ke kamar mandi sepanjang waktu tanpa alas kaki dan kami merasa ngeri karena lantai itu penuh dengan kuman," tambahnya.

Linda Ferguson lantas menyarankan, jangan pernah berjalan tanpa alas kaki ke kamar mandi.

Meskipun hal tersebut bukanlah sebuah larangan, namun penumpang harus paham dengan betul kapan saat terbaik melepaskan alas kaki dan kapan harus memakainya.

Dilansir dari laman express.co.uk, tindakan lain yang akan membuat pramugari kesal adalah mengacuhkan kru pesawat.

Walau terdengar sepele, namun tindakan acuh tak acuh kepada kru pesawat cukup menyebalkan bagi pramugari.

"Ini terdengar sederhana dan konyol, (tetapi) anggaplah keberadaan kru dan ucap 'halo' dan 'terima kasih' atau 'hai," katanya.

Dia menuturkan, saat pramugari mengatakan 'Selamat datang', banyak penumpang yang hanya diam saja dan terus berjalan.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved