Harimau Muncul di Muaraenim Petani Durian tak Berani Bermalam di Kebun, Jasa Angkut Ikut Merugi
Sejumlah pengusaha jasa angkut durian di Muaraenim ikut merugi lantaran kemunculan harimau beberapa hari yang lalu.
Penulis: Ardani Zuhri | Editor: Refly Permana
Laporan wartawan sripoku.com, Ardani Zuhri
SRIPOKU.COM, MUARAENIM - Dua ojek durian atau jasa angkut durian, yakni Depi (31) warga Desa Pagar Jati, Kecamatan Panang Enim, Kabupaten Muaraenim dan Sabran (34) warga Desa Tanjung Agung, Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muaraenim, sangat ketakutan dan was-was semenjak ada teror harimau yang melanda Sumsel akhir-akhir ini.
Bahkan akibat teror harimau tersebut telah menurunkan penghasilan para petani dan ojek durian.
• Petani Durian Ini Temukan Bunga Bangkai di Kebunnya, Bau Busuk Dikira Bangkai, Ini Penampakannya!
"Kami kalau sebelum teror harimau penghasilan sehari bisa mencapai Rp 500 ribu, tapi sejak teror harimau paling banyak dapat Rp 100-200 ribu sehari," tegas Depi.
Menurut Depi, jika musim durian, ia bersama teman-temannya selalu menjadi tukang ojek durian yakni membawa durian milik para petani ke pengepul durian dengan jasa sekitar Rp 50 - 100 ribu sekali rute, tergantung jauh tidaknya lokasi dan berat atau tidaknya medan lokasi.
Dan dalam sehari semalam mereka bisa lima rute membawa durian, kadang lebih.
"Kami kerja dari pukul 04.00 sampai malam tergantung permintaan petani," ujarnya.
Ditambahkan Sabran, mereka berkerja dari Subuh sampai malam.
Jika ada telepon permintaan dari para petani, mereka langsung mengambil duriannya untuk dibawa ke pengepul yang mereka tentukan.
• Makan Durian Sepuasnya Cukup Bayar Rp 50 Ribu, 10-12 Januari 2020, Kalau Duriannya tak Manis Diganti
Ketika mengambilnya tidak mengenal waktu bisa subuh, pagi, siang dan malam.
Dan semenjak ada teror Harimau, baik petani maupun ojek durian tidak berani lagi menunggu durian terutama pada malam hari karena takut menjadi korban keganasan harimau.
"Kami ke kebun paling pukul 07.00 dan sudah pulang pukul 17.00, begitu juga petaninya. Jadi otomatis kami berhenti ojek durian kalu subuh, sore dan malam hari dan paling hanya dapat dua rute sehingga pendapatan turun juga," pungkasnya.
• Ayo Makan Durian Sepuasnya di Griya Agung Palembang, Panitia Siapkan 3000 Buah Durian Asli Sumsel
Kedepan, sambungnya, ia meminta kepada pihak terkait untuk bisa mengamankan Harimau yang sering memangsa manusia tersebut ke tempat yang lain atau dikarantina jangan dilepas lagi dihutan lindung Semende.
"Mengenai penyebabnya, kami sebagai petani tidak tahu menahu, sebab kami jauh tinggal dari hutan lindung, sebab kami hanya mencari nafkah dari kebun.
Seharusnya pemerintah atau pihak terkait yang melakukan penjagaan disekitar hutan lindung bila perlu kantornya disana bukan di kota sehingga bisa mengawasi langsung dari pemburu hewan dilindungi, penebang hutan dan sebagainya.
Kami hanya mencari nafkah untuk sesuap nasi bukan untuk kaya.
Jika Harimau itu hewan dilindungi, tolong dijaga jangan dibiarkan berkeliaran dikebun dan pemukiman penduduk," tegasnya.
