TERNYATA Ini Alasan Kenapa 1 Menit Itu 60 Detik dan Bukan 100 Detik, Berikut Penjelasan Ilmiahnya!
Jadi Pertanyaan Kenapa 1 Menit Itu 60 Detik? Bukan 100 Detik? Ini Alasan serta Penjelasan Ilmiahnya!
Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
TERNYATA Ini Alasan Kenapa 1 Menit Itu 60 Detik dan Bukan 100 Detik, Berikut Penjelasan Ilmiahnya!
SRIPOKU.COM - Tak sedikit orang yang memiliki pertanyaan terkait masalah penentuan waktu.
Salah satunya penentuan dan penghitungan jam setiap per sekian detik.
Hal ini dikarenakan wkatu itu bisa dikatakan sangat membingungkan.
Dari 6000 tahun lalu berbagai peradaban manusia sudah mencoba menghitung waktu dengan berbagai cara.
Tapi mengapa yang digunakan sekarang itu 1 menit sama dengan 60?
Berikut ulasan selengkapnya dikutip Sripoku.com melalui kanal Youtube Kok Bisa?.
• Inilah Prospek Karier Lulusan PKN STAN di 4 Departemen Milik Negara dan 10 Lembaga atau Kementerian

Penghitungan waktu ini diciptakan oleh bangsa Babilonia.
60 detik diciptakan untuk memudahkan penghitungan waktu.
Mengapa demikian? Berikut jawabannya.
Dikatakan mudah karena angka 60 adalah angka yang bisa banyak dibagi angkanya dibanding 100.
Angka 60 bisa dibagi dengan angka 3, 4, 5 sampai 6.
Jadi begitu halnya jika kita bertanya mengenai jam berapa sekarang dengan seseorang.
Tak perlu kerepotan, karena kita bisa membagi setengah jam, sepertiga jam, seperempat jam, seperlima jam sampai 10 menit.
Sedangkan jika 1 jam itu 100 menit, waktu akan jadia lebih sulit dibaginya.
Karena hanya bisa secara bulat dibagi 2, 4, 5 dan 10 itu sendiri.
• Ratusan Nama Bayi Perempuan Modern dan Islami Beserta Arti Perkata, Terlengkap dari Abjad A hingga Z
Tapi, ada pertanyaan lain yang menggantung, kenapa 1 hari itu 24 jam bukan 60 jam?
Alasannya karena bangsa Babilonia menggunakan basis 12 dalam sistem penghitungan mereka.
12 mereka adalah 10 bagi kita sekarang.
Tapi kenapa 12?
12 adalah angka yang sangat mudah dibagi.
Dan menjadi alasan yang snagat masuk akal bagi mereka untuk mendefinisikan waktu berdasarkan angka 12.
Olek karenanya bangsa Babilonia mendefinisikan rentang waktu antara matahari terbit dan terbenam menjadi 12 bagian.
Yang kemudian menjadi satu hari adalah 24 jam yang menjadi asal-usulnya penghitungan waktu kita sekarang yang berdasarkan kelipatan angka 12, termasuka alasan kenapa 1 menit itu 60 detik.
• Kaleidoskop 2019: 5 Artis Indonesia dengan Followers Instagram Terbanyak, No 1 Ada 36 Juta Pengikut
Pada tahun 1974 di Prancis pernah ada usulan untuk membagi waktu sehari menjadi 10 jam, 100 menit dan 100 detik berdasarkan sistem bilangan desimal.
Tapi usulan tersebut gagal dengan alasan yang sudah jelas yakni sulit untuk dibagi dan orang saat itu sudah terbiasa dengan sistem penghitungan yang sudah ada.
bangsa Babilonia dan peradaban kuno lainnya memiliki peran besar dalam sistem penghitungan waktu yang diciptakan.
Karena dengan sistem mereka kita jadi lebih mudah untuk bertanya jam dengan orang lain tanpa perlu menghitung menggunakan kalkulator.
• Jodoh Tak Bisa Ditebak Ini 10 Pernikahan Beda Usia yang Sempat Viral, Ada yang Beda hingga 55 Tahun!
Jadi Pertanyaan dan Perdebatan, Dulu Ayam atau Telur?, Ini Penjelasan Jawabannya dari Al Quran
Dulu telur atau ayam, mungkin pertanyaan ini sudah lama terdengar.
Bahkan selalu menjadi perdebatan sampai ke tingkat ahli.
Namun jawaban yang benar sesuai aqidah Islam adalah ternyata ayam lebih dulu ada sebelum telur.
Ini jelas karena Allah berfirman telah menciptakan makhluk hidup termasuk hewan berpasang-pasangan.
Jadi yang diciptakan adalah ayam baru kemudian telur.
• Palembang Kebagian Jatah Biosolar B30 dari Pertamina, Efektif untuk Kendaraan Asri untuk Alam

Allah Ta’ala berfirman,
وَمِن كُلِّ شَيْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasang supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah.” (QS. Az-Dzariyat : 49).
Allah mempertegas lagi dalam ayat-Nya,
خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَأَنزَلَ لَكُم مِّنَ الْأَنْعَامِ ثَمَانِيَةَ أَزْوَاجٍ ۚ يَخْلُقُكُمْ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ خَلْقًا مِّن بَعْدِ خَلْقٍ فِي ظُلُمَاتٍ ثَلَاثٍ ۚ ذَٰلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ فَأَنَّىٰ تُصْرَفُونَ
“Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?” (QS. Az-Zumar 6).
Keyakinan telur dulu baru ayam awalnya merupakan faham dari ahli filsafat yang banyak merenungi hakikat kehidupan dengan menggunakan akal dan logika saja.
Pertanyaan ini bisa muncul dari ahli filsafat yang hanya memakai akal logika saja dalam berpikir.
Mereka mengira dunia ini bisa terjadi secara kebetulan saja. Sehingga perlu diselidiki mana yang lebih dahulu, ayam ataukah telur.
• Cerita Haru Penulis The New Me, Angel Eva Christine Saat Cari Jodoh Sebelum Disunting Anak H Aziz
Syaikh Abdullah Al-Mani’ berkata:
“Penemuan (pernyataan telur dahulu dari ayam) adalah dukungan untuk teori Darwin mengenai penciptaan dan evolusi. Teori ini bersandar pada teori “pengingkaran terhadap Tuhan”. Mereka mengira ini terjadi secara kebetulan.”
Baru-baru ini “Discovery Science” menemukan fakta ilmiah mana yang lebih dahulu ada.
Menurutnya, ayam lah yang pertama ada. Hal ini karena telur membutuhkan struktur berupa protein tertentu yang hanya diproduksi oleh ayam betina.
Ini menjelaskan bahwa tidak mungkin telur ada lebih dahulu, sedangkan telur itu membutuhkan protein yang hanya ada pada ayam betina.
• Agenda Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru dan Pejabat Pemprov Sumsel, Selasa 10 Desember 2019