Cerita Guru Menjabat Kepala Sekolah Rela Digaji Kecil Hingga Jadi Panglima Besar Berpangkat Jenderal

Cerita Guru yang Rela Digaji Kecil Meski Menjabat Kepala Sekolah dan Kemudian Seorang Panglima Besar Berpangkat Jenderal

Editor: Hendra Kusuma
Istimewa
Cerita Guru Menjabat Kepala Sekolah Rela Digaji Kecil Hingga Jadi Panglima Besar Berpangkat Jenderal 

Dia makin tekun mengajar dan menjadi seorang guru, profesi yang memang benar-benar dia cintai dengan sepenuh hati.

Terpaksa Berhenti Jadi Guru Karena Agresi Jepang

Namun Jenderal Soedirman berhenti menjadi guru, ketika Jepang Menduduki Indonesia. 

Dia kemudian itunjuk Belanda kala itu yang meminta bantuan penduduk pribumi untuk melakukan perlawanan dan Jenderal Soedirman, menjadi Ketua Sektor PBD atau semacam Dinas Perlindungan Bahaya Udara yang dibentuk Belanda.

Pada masa pendudukan Jepang, Soedirman menjadi anggota Syu Sangikai (semacam dewan perwakilan), kemudian anggota Jawa Hokokai Karesidenan Banyumas. Setelah mengikuti pelatihan Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor, dia ditempatkan sebagai daidancho (komandan batalion) Daidan III di Kroya, Banyumas.

Ketika itu, sudah pecah Perang Dunia II di Eropa, Jepang, yang telah bergerak mendekati Cina daratan, berupaya menginvasi Hindia.

Maka itulah pemerintah kolonial Belanda yang sebelumnya membatasi pelatihan militer bagi pribumi, memutuskan untuk mengajari rakyat cara-cara menghadapi serangan udara.

Maka itulah ditunjuk seorang pemuda cakap seperti Soedirman, yang disegani oleh masyarakat, sehingga diminta untuk memimpin tim di Cilacap.

Selain mengajari warga setempat mengenai prosedur keselamatan untuk menghadapi serangan udara, Soedirman juga mendirikan pos pemantau di seluruh daerah.

Ia dan Belanda juga menangani pesawat udara yang menjatuhkan material untuk mensimulasikan pengeboman. Hal ini bertujuan untuk mempertinggi tingkat respon

Otomatis sekolah pun ditutup Soedirman yang mulai bersentuhan dengan dunia ketentaraan memperlihat kecapakannya dalam memimpin.

Sejarah perlawanan Jenderal Soedirman pun sangat terkenal dalam peperangan, termasuk perang gerilya yang dilakukannya.

Sejarah PETA

Jabatan Soedirman sebagai komandan PETA berlalu tanpa banyak peristiwa hingga tanggal 21 April 1945, ketika tentara PETA di bawah komando Kusaeri mulai melancarkan pemberontakan terhadap Jepang.

Diperintahkan untuk menghentikan pemberontakan tersebut, Soedirman setuju untuk melakukannya dengan syarat agar pemberontak PETA tidak dibunuh, dan lokasi persembunyian mereka tidak dimusnahkan; syarat ini diterima oleh komandan Jepang, dan Soedirman beserta pasukannya mulai mencari para pemberontak.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved