Sriwijaya Dokumenteris Ajak Pegiat Film Dokumenter di Palembang Bersatu dalam Berkarya

Film dokumenter di Indonesia bisa dikatakan masih jarang dilirik oleh rumah-rumah produksi besar. Alasannya karena dianggap belum komersil.

Editor: Refly Permana
ist
Penggiat film dokumenter Palembang yang tergabung dalam Sriwijaya Dokumenteris resmi bergabung menjadi dalam asosiasi dokumentasi Nusantara. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Film dokumenter di Indonesia bisa dikatakan masih jarang dilirik oleh rumah-rumah produksi besar. Alasannya, tentu saja, karena dianggap sangat non komersial.

Karena itulah banyak pegiat film dokumenter yang merasa termarjinalkan kemudian bergerak sendiri sendiri atas nama personal. Bekerja sendiri, berkarya meraih eksistensinya masing masing.

"Kondisi ini juga sama seperti halnya pelaku film dokumenter di Palembang yang masih minim dan bisa dihitung dengan jari," ujar Ari Ibnu Hajar, Ketua Sriwijaya Dokumenteris (SriDoc), Selasa (12/11/2019).

Trailer Film Bernie The Dolphin, Film Dokumenter Lumba-lumba dan Tentang Kehidupan Laut

Ari mengatakan untuk menyatukan visi dan misi yang sama membuat film dokumenter maka dia dan pegiat seni film lainnya membentuk wadah diskusi sekakigus wadah berkarya agar bisa berkarya lebih baik den lebih bagus lagi ke depannya.

Sehingga mampu bersaing dalam ajang berbagai festival, baik lokal maupun mancanegara.

Untuk meningkatkan kemampuan SDM, kompetensi dasar bagi anggota, hingga mendorong anggota untuk mendapatkan sertifikasi profesi sebagai legitimasi profesionalisme, dan tidak menutup kemungkinan juga dokumenteris dapat belajar manajemen, investasi dan lainnya sehingga Sriwijaya Dokumenteris bergabung dengan asosiasi dokumentasi Nusantara.

Tayang September 2019, Berikut Sinopsis Film Hayya, Drama Islam Dokumenter Bertema Humanis

Bergabungnya SriDoc menjadi bagian asoiasi film dukemter nasional diharapakan Ari bisa memberikan semangat bagi anggota untuk terus berkarya tanpa takut keterbatasan dan tidak dianggap karyanya.

"Asosiasi Dokumenteris Nusantara juga akan menjadi media advokasi bagi para anggotanya agar dapat nyaman bekerja dan menghasilkan karya dokumenter Indonesia tanpa dipenuhi rasa keraguan karena tidak adanya wadah yang mellindungi profesinya," ujarnya.

Sumber: Tribun Sumsel
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved