Hukum Tentang Memperingati Maulid Nabi, Berikut Ini Pendapatnya Ustaz Adi Hidayat (UAH)

Hukum Tentang Memperingati Maulid Nabi, Berikut Ini Pendapatnya Ustaz Adi Hidayat (UAH)

Penulis: Nadyia Tahzani | Editor: Welly Hadinata
Instagram/@adihidayatofficial
Hukum Tentang Memperingati Maulid Nabi, Berikut Ini Pendapatnya Ustaz Adi Hidayat(UAH) 

Hukum Maulid Nabi

Ustaz Adi menjelaskan bahwa Maulid Nabi tidak ada hukumnya, kelahiran seseorang tidak ada hukumnya.

"karena itu kelahiran nabi, dimana kit a mau mletekan hukum di kelahiran nabi, lahir ya lahir dan itu adalah kodrat allah swt," kata Ustaz Adi.

Menurut Ustaz Adi, hukum itu terletak dari perbuatan seseorang bukan dari kelahiran seseorang.

"Hukum itu terletak pada perbuatan bukan pada benda dan bukan terletak pada waktu, jadi jika adaperbuatan yang melekat pada benda itu maka munculah hukum," ujar Ustaz Adi.

"Contoh golok, jika golok digunakan puntuk menyembelih hewan berarti sunnah, tapi kalau golok untuk melukai seseorang maka hukumnya haram," ujarnya.

Jadi Maulid tidak ada hukumnya yang melekat hukumnya itu bagaimana kita menyikapi hari kelahirannya.

"Jadi kalau kalian menolak maulud, maulid dengan pengertian seperti ini maka anda keluar dari islam, saya menentang maulid nabi, berarti anda menentang kelahiran nabi," katanya.

Prediksi Susunan Pemain Barcelona vs Slavia Praha Liga Champions: Tanpa Suarez, Dembele Kembali

Seorang Ayah di Ngawi Ini Pukul Balitanya Sendiri Hingga Tewas, Alasannya Sungguh tak Manusiawi

Niat dan Tata Cara Sholat Dhuha Lengkap Keutamaan dan Doa serta Waktu Sholat Dhuha yang Paling Baik

 Ustaz Adi juga menjelaskan coba pahami Maulid Nabi dengan ke empat surah ini.

QS. Ash Shaff (Satu barisan) – surah 61 ayat 6 [QS. 61:6]

وَ اِذۡ قَالَ عِیۡسَی ابۡنُ مَرۡیَمَ یٰبَنِیۡۤ اِسۡرَآءِیۡلَ اِنِّیۡ رَسُوۡلُ اللّٰہِ اِلَیۡکُمۡ مُّصَدِّقًا لِّمَا بَیۡنَ یَدَیَّ مِنَ التَّوۡرٰىۃِ وَ مُبَشِّرًۢا بِرَسُوۡلٍ یَّاۡتِیۡ مِنۡۢ بَعۡدِی اسۡمُہٗۤ اَحۡمَدُ ؕ فَلَمَّا جَآءَہُمۡ بِالۡبَیِّنٰتِ قَالُوۡا ہٰذَا سِحۡرٌ مُّبِیۡنٌ

Arab Latin : 

Wa-idz qaala ‘iisaabnu maryama yaa banii israa-iila innii rasuulullahi ilaikum mushaddiqan limaa baina yadai-ya minattauraati wamubasy-syiran birasuulin ya’tii min ba’diiismuhu ahmadu falammaa jaa-ahum bil bai-yinaati qaaluuu hadzaa sihrun mubiinun;

Artinya :

"Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, “Wahai Bani Israil! Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu, yang membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan seorang Rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” Namun ketika Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, “Ini adalah sihir yang nyata.”

Ditangkap dengan Vanessa Angel, Avriel Sebut Fakta Prostitusi Online Dunia Hiburan, Punya Grup WA!

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved