Kronologis dan 6 Fakta Pembunuhan Apriyanita ASN Kementerian PU, Diculik Hingga Dicor Semen

Kronologis dan 6 Fakta Pembunuhan Apriyanita ASN Kementerian PU, Diculik Hingga Dicor Semen

Editor: Hendra Kusuma
Istimewa
Korban Apriyanita, Kronologis dan 6 Fakta Pembunuhan Apriyanita ASN Kementerian PU, Diculik Hingga Dicor Semen (tampak tersangka Yudi) 

Kronologis dan 6 Fakta Pembunuhan Apriyanita ASN Kementerian PU,
Diculik Hingga Dicor Semen Begini Motifnya?
pihak kepolisian terus mendalami siapa dalang
dan apa motifnya, apakah masih ada tersangka baru?

SRIPOKU.COM-Kronologis dan 6 Fakta Pembunuhan Apriyanita ASN Kementerian PU, Diculik Hingga Dicor Semen, di Lokasi TPU Kandang Kawat sungguh sadis. Karena korban terkubur dengan kaki terikat bahkan masih mengenakan seragam ASN miliknya saat meninggalkan rumah.

Hal ini diungkapkan Kakak korban (Apriyanita Kementrian PU), Heriyanto yang mengatakan dan mengungkapkan bahwa, pertama kali bahwa adiknya itu hilang.

Penggalian yang dilakukan di TPU Kandang Kawat Palembang, di mana Apriyanita ASN di Palembang Jadi Korban Pembunuhan itu, diduga dihabisi dan dikubur para pelaku.

Korban, Apriyanita ASN Kementerian PU ini ditemukan, setelah salah seorang tersangka Yudi, dipaksa menunjukan dimana lokasi menguburkan korban.

Hingga kini belum diketahui motif mengapa Apriyanita ASN Kementerian PU ini, dibunuh oleh tersangka Yudi dkk, pihak kepolisian hingga masih mendalaminya dan tim dari Sripoku.com, masih terus mendalaminya.

Namun, sedikit tersingkap latar belakang mengapa Apriyanita ASN Kementerian PU ini, dibunuh, motifnya diungkapkan kakak korban, bahwa, Apriyanita memang sengaja dihabisi, lebih dulu diculik dengan modus pura-pura dijemput dari rumahanya.

Hal ini dijelaskan oleh kakak korban Heriyanto, bagaimana Apriyanita ASN Kementerian PU yang merupakan adiknya itu dibunuh oleh pelaku. Sebab Heriyanto langsung mengenali jenazah sang adik.

"Saya kenal dari baju dan celana yang dikenakannya sebelum hilang. Itu memang adik saya," ujarnya saat ditemui di RS Bhayangkara Palembang, Jumat (25/10/2019).

Menurut Heriyanto, sebelum menghilang adiknya dijemput seseorang. Akan tetapi, ia tidak mengenal siapa orang yang menjemput adiknya. Akan tetapi, dari informasi bila adiknya dijemput temannya satu kantor.

"Saat ditemukan, posisinya bagian atas di cor seperti untuk jalan setapak. Setelah digali, kondisi jenazah dikubur dalam kondisi kaki terikat dan masih mengenakan baju. Saya yakin itu adik saya, melihat baju dan celana," ungkapnya.

Kronologis

1. Sempat Dinyatakan Hilang

Sebelumnya diberitakan, Apriyanita (50), aparatur sipil negara (ASN) pada Kementerian PU Balai Besar Palembang meninggalkan rumah sejak hari Rabu (9/10/2019).

Hingga hari ini Apriyanita belum pulang ke rumah dan tak diketahui keberadaannya. Pihak keluarga sudah berupaya melakukan pencarian namun belum membuahkan hasil.

Staf Ahli Walikota Palembang Bidang Pemsosmas, Herly Kurniawan, yang merupakan adik dari Apriyanita, kepada Sripoku.com mengungkapkan, terakhir Apriyanita mengenakan pakaian seragam dinas berupa baju putih.

Kala itu, Herly Kurniawan menjelaskan bagaimana ciri-ciri sang adik, Apriyanita ASN Kementrian PU dengan ciri yakni kulit sawo matang dan tinggi 168 cm. Apriyanita tinggal di Perumahan Pemda Dwikora 2 Palembang.

2. Dijemput atau Diculik

Apriyanita (50) ASN Kementerian PU Balai Besar Jalan dan Jembatan wilayah V Satker Metropolis Palembang yang hilang selama 17 hari, karena menjadi korban penculikan, akhirnya ditemukan dikuburkan pelaku di TPU Kandang Kawat Palembang, Jumat (25/10/2019).

Sebelumnya, Apriyanita dikabarkan hilang, namun sebelum hilang dia memang dijemput temannya di rumah. Namun belum diketahui aksi jemput Apriyanita itu sebagai bentuk kedok menculik korban atau modus lainnya.

3. Tersangka Ditangkap

Dari laporan pihak keluarga ke polisi, dilakukan penyelidikan bila korban ini sudah diculik.

Dari penyelidikan, ditangkaplah pelaku Yudi. Dari pemeriksaan, ternyata Yudi tidak sendiri akan tetapi ada dua pelaku lain yang ikut dalam aksinya.

Pemeriksaan Yudi juga dilakukan, untuk mengetahui dimana korban mereka sembunyikan.

Informasi yang dihimpun, dari pengakuan Yudi bila korban sudah mereka bunuh dan dikuburkan di TPU Kandang Kawat Palembang.

Tersangka Yudi, dibawa penyidik untuk menunjukan dimana letak lokasi korban dikuburkan. Tersangka Yudi, sempat beberapa kali menunjukan lokasi tetapi tidak ditemukan.

Setelah, ditanya lebih detil akhirnya tersangka Yudi menunjukan lokasi dimana ia bersama kedua rekannya menguburkan korban.

Pengalian dilakukan di lokasi yang ditunjukan tersangka Yudi.

4. Dikubur di Kedalaman 50 Cm di TPU Kandang Kawat

Jenazah Aprianita ditemukan di kedalaman 50 cm. Di atas tanah tersangka mengecor tanah agar tidak terlihat seperti makam akan tetapi seperti jalan setapak.

Pihak keluarga yang ikut dalam penggalian tersebut dan ditemukan sesosok mayat yang masih mengenakan baju dan kondisi kaki terikat.

Pihak keluarga mengenali mayat tersebut dari pakaian dan jilbab yang dikenakan korban saat menghilang.

5. Ditemukan saat Penggali Kubur Curiga karena ada Cor dan Seragam PNS

Mayat Apriyanita (50) PNS Kementerian PU Balai Jalan Palembang pertama kali ditemukan oleh petugas penggali kuburan.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribunsumsel.com, ada penggali kubur yang sedang menggali kuburan menemukan coran semen dan telihat di dalamnya ada tampak baju PNS.

Penggali kubur curiga dan akhirnya saat diteliti ternyata itu adalah mayat yang sudah dicor.

Mayat Apriyanita (50) pegawai negeri sipil (PNS) kementerian Balai Besar Jalan ditemukan dalam keadaan disemen atau dicor, Jumat (25/10).

Sebelumnya PNS itu dikabarkan hilang sejak 9 Oktober 2019 lalu.

Aprianita ditemukan di Seputaran TPU Kandang Kawat Kecamatan IT 2 Palembang, Jumat (25/10/3019) sekitar pukul 14.30.

Saat ditemukan, korban dalam kondisi dicor semen dan masih mengenakan baju ASN.

Herly Kurniawan saudara korban membenarkan peristiwa ini. Saat ini keluarga sedang di RS Bhayangkara Palembang.

"Iya benar, kami di Bhayangkara," katanya.

6. Motif Utang Piutang

Belum diketahui apa motif pelaku membunuh Apriyanita Polisi pun belum mengetahui siapa pelaku pembunuhan Dilihat dari sosial medianya, Apriyanita tak begitu aktif di dunia maya. Ia mengunggah foto terakhirnya bulan Maret lalu. Dalam foto itu Apriyanita berada seperti di tempat penjualan pakaian.

Tak diketahui apakah itu usaha milik Apriyanita atau hanya sedang berkunjung. Dalam foto itu juga Apriyanita terlihat tampil sederhana dengan balutan kerudung kuning Ia juga sempat mengabadikan fotonya saat menjajal naik LRT. Setelah mengunggah foto tersebut, Apriyanita tak pernah lagi mengunggah foto di instagramnya.

Hutang piutang dari bisnis jual beli mobil menjadi motif pembunuhan terhadap Apriyanti (50) yang merupakan PNS di Kementerian PU Balai Besar Jalan.

Jenazah korban ditemukan dalam keadaan disemen di TPU Kandang Kawat Palembang , Jumat (25/10/2019).

Saat ditemui di Unit 1 Subdit III Jatanras Mapolda Sumsel, tersangka Yudi Tama Redianto (41) mengaku tega membunuh korban lantaran tak tahan terus ditagih hutang oleh korban.

"Hutang itu berawal dari tanggal 26 Agustus 2019. Saat itu saya menawari ada lelang mobil di Jakarta. Mobil jenis inova tahun 2016. Harganya Rp.145 juta," ujar Yudi.

Namun bukannya dibelikan mobil, uang tersebut justru dihabiskan tersangka untuk berfoya-foya.

Sementara korban terus menagih agar uangnya dikembalikan.

"Mobilnya tidak ada," ujar Yudi.

Dari total Rp.145 juta, tersangka mengaku sempat mengembalikan uang sebesar Rp 50 juta secara berangsur ke korban.

Puncaknya pada tanggal 8 Oktober 2019, korban kembali menagih uangnya.

Kali ini korban meminta uang sebesar Rp.35 juta. Sedangkan tersangka mengaku hanya memiliki uang sebesar Rp.15 juta.

"Sebenarnya dia (korban) tidak marah sih, cuma
bilang yud, saya butuh uang besok. Bayar hutang kamu Rp. 35 juta. Tapi saya cuma punya uang Rp.15 juta," ujarnya.

Merasa tak tenang karena ditagih hutang, tersangka lantas menghubungi pamannya, Novi atau biasa disapa tersangka dengan panggilan Acik.

Dari situlah tersangka mendapat saran untuk menghabisi nyawa korban.

Berdasarkan pengakuannya pula, uang Rp.15 juta yang rencananya akan membayar hutang, justru digunakan tersangka untuk membayar jasa orang-orang yang membantunya membunuh korban.

"Acik ngajak Ilyas. Jadi ada 3 orang yang membunuh korban," ucapnya.

Dikatakan tersangka, tidak ada kepercayaan khusus yang selama ini diberikan korban terhadapnya.

Namun menurutnya, korban bersedia diajak bekerja sama dalam bisnis karena mereka sempat bekerja di satu kantor yang sama yakni di satua kerja (Satker) wilayah III PU sejak tahun 2014.

"Waktu satu kantor itu, meja kerja kami bersebelahan. Kemudian saya pindah di wilayah I dan korban tetap di tempat yang lama," ujarnya.

(Tribun Sumsel)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved