Profil Dandim Kendari yang Dicopot, Karir Cemerlang Itu Tersendat Pasca Isti Nyinyir Soal Wiranto

Profil Dandim Kendari yang Dicopot, Karir Cemerlang Itu Tersendat Pasca Isti Nyinyir Soal Wiranto

Editor: Hendra Kusuma
Istimewa
Profil Dandim Kendari yang Dicopot, Karir Cemerlang Itu Tersendat Pasca Isti Nyinyir Soal Wiranto 

Profil Dandim Kendari yang Dicopot, Karir Cemerlang Itu Tersendat Pasca Isti Nyinyir Soal Wiranto

SRIPOKU.COM-Sebelum kasus Nyinyir Istrinya kepada Wiranto soal kasus penusukan yang dilakukan pria yang terpapar ISIS Abu Rara, Dandim 1417/Kendari  Kolonel Kav Hendi Suhendi SSOS, dikenal sebagai sosok aktif dan dekat dengan anggota serta warga di teritorial Kodim 1417 yang dipimpin. Sebagai Perwira berpangkat kolonel, Hendi Suhendi dikenal sebabai prajurit dengan karir cemerlang.

Bahkan dua bulan lalu, sebelum ada kasus Penusukan Terharap Wiranto dan nyinyir sang istri di sosmed,  dilansir dari  kodim1417.kodam14hasanuddin-tniad.mil.id, Kolonel Kav Hendi Suhendi, yang resmi menjabat sebagai Kodim Kendari, menggantikan Letkol Cpn KRT Lutvi Haris Wijaya SE, karena Kodim Kendari atau Kodim 1417 ini berganti dari tipe B ke tipe A dan Hendi Suhendri dianggap paling cocok.

Aktivitas Kolonel Kav Hendi Suhendi memang banyak, dia menggelar beberapa acara termasuk acara Gowes. Namun semua kegiatan itu berakhir, ketika dicopot bahkan mendapatkan sanksi di tahan selama 14 hari, karena dianggap bersalah setelah sang istri Dandim Kendari ini berkomentar nyinyir di Sosmed soal penusukan Wiranto.

Seperti diketahui, KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Jumat (11/10/2019), secara resmi mengumumkan pencopotan Dandim Kendari Kolonel Kav Hendi Suhendi.

"Kepada suami kedua individu ini telah memenuhi unsur pelanggaran terhadap UU No 25 Tahun 2014 tentang Hukum Disiplin Militer," ujar KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa.

Baru 2 Bulan Bertugas

Seperti diketahui, sebelum dicopot, Kolonel Kav Hendi Suhendi baru dua bulan bertugas.

Tepatnya ketika Senin 19 Agustus silam di Aula jenderal Sudirman Korem 143/HO, dan dipimpin langsung oleh Danrem 143/HO, Kolonel Inf Yustinus Nono Yulianto.

Dia pun banyak melakukan beberapa program Kodim Kendari diantaranya menggelar gowes.

Kolonel Kav Hendi yang dilansir dari kodim1417.kodam14hasanuddin-tniad.mil.id, mengatakan bahwa, selain olahraga lari, bersepada juga merupakan salah satu olah raga yang sangat baik dan bermanfaat untuk memelihara kebugaran.

"Ternyata berolahraga bukan sekadar untuk menyehatkan badan saja, ini bisa juga menjadi ajang menjalin keakraban antara Komandan dengan bawahan yang dipimpinnya," ungkap Kolonel Kav Hendi dilansir dari situs resmi Kodim Kendari.

Menurut dia, olahraga juga bisa menjadi wahana untuk menjalin hubungan yang harmonis antara atasan dan bawahan.

"Salah satunya bersepeda santai bersama sambil refreshing, kebetulan hari jadwalnya olahraga bersama" kata Dandim Kendari.

Gowes sepeda santai bareng ini diikuti oleh perwira staf, para Danramil jajaran Kodim 1417/Kendari, serta perwakilan Koramil dan anggota staf Kodim.

Karir Cemerlang Berakhir

Seperti diketahui,  sebelum menjabat Dandim Kendari, Kolonel Hendi Suhendi merupakan sosok dengan karir cemerlang, dia merupakan lulusan Akabri tahun 1993, dan sebuah karir panjang dilewati Hendi selama 26 tahun.

Dengan pangkat Kolonel, perjalanan karir Hendi Suhendi masih cukup panjang bahkan bisa saja menjadi Jenderal, apalagi melihat rekam jejaknya yang sangat baik.

Tercatat sebelum menjadi Dandim Kendari, Kolenel Kav Hendi Suhendi pernah Dandim 0303/Bengkalis pada 2011 Kolonel Hendi diketahui pernah bertugas sebagai Atase Darat Kantor Atase Pertahanan (Athan) RI di Moskow, Rusia. Hendi pun berpindah tugas pada Oktober 2018.

Gara-Gara Kekhilafan Sang Istri

Karir cemelang Hendri berakhir setelah munculnya kasus penusukan Wiranto atau tepatnya setelah sang istri Dandim Kendari ini nyinyir di medsos.

Hendri dicopot, Anggota TNI lainnya berpangkat Sersan Dua pun juga mendapatkan sanksi karena postingan sang istri.

"Kepada suami kedua individu ini telah memenuhi unsur pelanggaran terhadap UU No 25 Tahun 2014 tentang Hukum Disiplin Militer," ujar KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Jumat (11/10/2019).

"Suami salah satu individu tersebut adalah Kolonel HS yang merupakan Komandan Dandim Kendari."

"Kepadanya telah saya perintahkan melepas jabatannya sebagai konsekuensi serta 14 hari penahanan ringan," imbuh Andika.

"Sementara untuk Sersan Dua Z juga telah dikeluarkan surat perintah melepas jabatan serta menjalani hukuman disiplin yang sama penahanan ringan 14 hari,” lanjut Andika Perkasa.

Andika mengatakan proses administrasi pelepasan jabatan keduanya telah ditandatanganinya.

“Besok ini akan dilepas oleh Panglima Kodam Hasanuddin yang meliputi wilayah Sulawesi Tenggaa juga,” imbuh Andika.

Istri Dikenakan UU ITE

Sementara untuk istri pengunggah postingan di media sosial yang dimaksud, Andika mengatakan pihak TNI AD akan mendorongnya ke ranah peradilan umum.

“Karena postingan keduanya telah melanggar UU No 19 Tahun 2016 tentang UU ITE dan telah kami dorong ke ranah peradilan umum,” kata Andika.

Lebih lanjut Andika meminta masyarakat memberi informasi kepada pihak berwajib jika menemukan unggahan di media sosial yang berbau menyebar ujaran kebencian dalam peristiwa penyerangan kepada Wiranto.

Akun Facebook istri Kolonel Hendi bernama Irma Zulkifli Nasution sudah tidak ditemukan postingannya yang nyinyir terkait penusukan Wiranto.

Namun, netizen sudah menyebarkan foto tangkapan layarnya. Setidaknya ada dua tangkapan layar status Facebook yang beredar.

"Jangan cemen pak,...Kejadianmu tak sebanding dengan berjuta nyawa yg melayang," bunyi postingan pertama Irma.

Postingan kedua Irma tertulis, "Teringat kasus pak setnov,.. bersambung rupanya, pake pemeran pengganti."

Meski tak ada penyebutan nama Wiranto di dua postingan itu, namun kemudian menjadi masalah dan berdampak pada karier suaminya.

Ditusuk pakai pisau ala ninja

Pihak kepolisian membenarkan Menkopolhukam Wiranto ditusuk menggunakan pisau senjata ninja.

Berdasarkan foto yang beredar, senjata yang digunakan penyerang bernama kunai.

Senjata tajam tersebut digunakan Syahril Alamsyah (SA) alias Abu Rara untuk menusuk Wiranto di Alun-alun Menes, Pandeglang, Banten siang ini, Kamis (10/10/2019).

Senjata tersebut berwarna hitam dengan bulatan di ujung pegangannya.

Pada gagangnya, terdapat lilitan tali berwarna merah.

"Benar (pisau itu yang digunakan pelaku)," ujar Kabid Humas Polda Banten Kombes Edy Sumardi saat dikonfirmasi pada Kamis (10/10/2019).

Kunai merupakan senjata yang berasal dari Jepang.

Pisau itu juga kerap muncul di serial anime Jepang, salah satunya Naruto.

Teknik memegang senjata

Peristiwa penusukan terhadap Menkopolhukam Wiranto mengagetkan semua pihak.

Serangan terorisme yang dilakukan 10 hari jelang pelantikan Presiden Jokowi tersebut membuktikan sel dan jaringan teroris masih ada.

"Pelaku inisial S alias AR secara ideologi menolak Pancasila dan demokrasi," ujar peneliti terorisme UI, Ridlwan Habib, di Jakarta, Kamis (10/10/2019).

"Dan Menkopolhukam dianggap sebagai simbol Thaghut atau setan besar yang wajib diperangi," ia menambahkan.

Serangan dilakukan dua orang tersebut mempunyai mental kejam dan nekad.

"Mereka berpura-pura sebagai warga masyarakat yang menunggu mobil Menkopolhukam mendekat."

"Jarak pelaku saat menunggu hanya 3 meter dari sasaran, ini kelengahan pihak pengamanan setempat, " kata Ridlwan.

Diketahui, Abu Rara dan istrinya sudah memposisikan diri sangat dekat sebelum menusuk Menkopolhukam Wiranto di Alun-Alun Menes.

Dari berbagai video maupun foto yang beredar di media sosial, tampak dua pelaku memang menunggu mobil Wiranto datang.

Keduanya berdiri tepat di samping Kapolsek.

"Jarak itu memungkinkan pelaku merangsek dari sudut kiri belakang Pak Wiranto."

"Sudut itu kosong karena ajudan menghadap ke kanan, " kata Ridlwan yang juga praktisi beladiri KravMaga ini.

Dari cara memegang senjata saat dihunjamkan kepada sasarannya, tampak pelaku cukup terlatih.

"Teroris itu memegang senjatanya dengan teknik reverse grip, atau pegangan terbalik yang mengakibatkan daya hujaman dua kali lebih kuat dari gaya pegang biasa, " ujar alumni S2 Kajian Intelijen UI tersebut.

Ridlwan menilai, informasi kunjungan Wiranto ke Desa Menes, Pandeglang, memicu kedua pelaku untuk beraksi.

"Itu jelas tidak spontan, ada niat jahat yang sudah direncanakan, termasuk teknik pelaku menyembunyikan senjata tanpa terdeteksi petugas keamanan setempat, " kata Ridlwan.

Kejadian ini menurutnya merupakan alarm bagi aparat keamanan untuk lebih meningkatkan kewaspadaan.

"Evaluasi prosedur pengamanan VVIP, cek ulang peta simpatisan atau orang orang yang terpapar paham terorisme, dan segera lakukan pencegahan dini, " kata Ridlwan.

Meski begitu Ridlwan berharap serangan teroris terhadap Menkopolhukam Wiranto tidak menimbulkan kepanikan dan ketakutan di masyarakat.

"Tujuan kelompok-kelompok teroris memang ingin menyebarkan rasa takut, saling curiga bahkan konflik antarwarga."

"Ini harus dilawan dengan kekompakan semua elemen bangsa, " katanya.

Wiranto mengalami dua luka tusuk di tubuh bagian depan.

Bukan hanya Wiranto yang menjadi korban, Kapolsek Menes Kompol Dariyanto saat pengamanan juga mengalami luka tusuk di punggung dan dada.

Kemudian, ajudan Wiranto, Fuad, juga mengalami luka tusuk di dada sebelah kiri atas.

Peristiwa penusukan tersebut terjadi di pintu gerbang Alun-alun Menes, Pandeglang, Banten, pukul 11.55 WIB.

(Tribunnews.com/TribunJakarta.com)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Istri Nyinyir di Medsos soal Wiranto, Ini Aktivitas Dandim Kendari Sebelum Dicopot Jenderal Andika, https://www.tribunnews.com/nasional/2019/10/12/istri-nyinyir-di-medsos-soal-wiranto-ini-aktivitas-dandim-kendari-sebelum-dicopot-jenderal-andika?page=4.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved