Kini Dilupakan, 2 Presiden RI Ini Ternyata tak Tercatat dalam Sejarah, Cuma Bertahan Kurang Setahun

Kini Dilupakan, 2 Presiden RI Ini Ternyata tak Tercatat dalam Sejarah, Cuma Bertahan Kurang Setahun

Penulis: fadhila rahma | Editor: Welly Hadinata
kolase.sripoku.com
Daftar Presiden Indonesia 

Presiden kelima Indonesia adalah Megawati Soekarnoputri.

Putri Ir Soekarno ini lahir di Yogyakarta, 23 Januari 1947 dengan nama lengkap Dyah Pertama Megawati Setyawati Soekarnoputri.

Megawati menjadi presiden perempuan Indonesia pertama dan satu-satunya sampai saat ini.

Masa jabatan presiden Megawati dimulai tanggal 23 Juli 2001 sampai tanggal 20 Oktober 2004.

Megawati yang berasal dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) didampingi oleh wakil presiden Hamzah Haz.

6. Susilo Bambang Yudhoyono

Ketua umum partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat orasi di Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa (7/2/2017). SBY menyampaikan pidato politik dalam rangkaian Dies Natalies ke 15 partai Demokrat yang diawali Rapimnas.
Susilo Bambang Yudhoyono (KOMPAS.com/ANDREAS LUKAS ALTOBELI)

Presiden keenam Indonesia adalah Susilo Bambang Yudhoyono.

Presiden yang lebih akrab disapa SBY ini lahir di Pacitan, 9 September 1949.

SBY menjadi presiden pertama Indonesia yang terpilih secara langsung lewat pemilu.

Masa jabatan presiden SBY dimulai tanggal 20 Oktober 2004 sampai tanggal 20 Oktober 2014 selama 2 periode terpilih.

Selama menjabat sebagai presiden, wakil presiden SBY adalah Jusuf Kalla (antara tahun 2004-2009) dan Boediono (antara tahun 2009-2014).

7. Joko Widodo (Jokowi)

Jokowi saat berkunjung ke Sukabumi, Jawa Barat
Jokowi saat berkunjung ke Sukabumi, Jawa Barat (Instagram @jokowi)

Presiden ketujuh Indonesia adalah Joko Widodo.

Jokowi lahir di Surakarta, 21 Juni 1961.

Masa jabatan presiden Jokowi dimulai tanggal 20 Oktober 2014 dan tetap menjabat sampai sekarang ini.

Jokowi berasal dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).

Selama menjabat sebagai presiden, wakil presiden Jokowi adalah Jusuf Kalla.

Secara sejarah, itulah urutan dan presiden yang pernah memimpin Indonesia.

Namun ternyata banyak yang tidak tahu jika Indonesia memiliki dua presiden yang tidak tercatat dalam sejarah.

Meski tak dikenali, kedua presiden ini memiliki andil penting dalam kejayaan Indonesia pada waktu itu.

Siapa saja mereka?

Presiden yang Tak Tercatat dalam Sejarah

a
Syafruddin Prawiranegara dan Assat (zoneknowledge.com)

Sejak masih duduk di bangku sekolah dasar, kita selalu diajarkan tentang siapa yang presiden yang pernah memimpin negara kita.

Bahkan sejarah dan perjuangan mereka, terutama presiden yang hidup pada masa penjajahan, diajarkan kepada kita.

Saat ini, pelajar maupun masyarakat umum kebanyakan mengetahui jika jumlah presiden yang pernah memimpin Indonesia adalah 7 orang mulai dari zaman kemerdekaan hingga sekarang.

Yaitu Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Joko Widodo.

Namun jika kita menilik kembali sejarah, ternyata jumlah presiden di Indonesia ada 9 orang!

Ada dua presiden yang terlupakan dari sejarah dan pelajaran di sekolah.

Padalah dua presiden ini memiliki peran yang penting bagi NKRI lho!

Pasti banyak dari kalian yang bertanya-tanya siapa mereka dan kapan mereka mulai memimpin?

Berikut ini ulasan mengenai dua presiden Indonesia yang terlupakan dilansir dari berbagai sumber:

1. Syafruddin Prawiranegara

Syafruddin Prawiranegara
Syafruddin Prawiranegara (WWW.BAZNAS.OR.ID)

Syafruddin Prawiranegara pernah menjabat sebagai presiden dari PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia).

Masa jabatannya di mulai pada tanggal 22 Desember 1948 ketika pemerintah RI di Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda.

Ketika itu Agresi Militer Belanda II sedang berlangsung.

Belanda pun berhasil menangkap presiden Indonesia saat itu, Soekarno dan wakilnya Mohammad Hatta.

Syafruddin Prawiranegara ketika ditahan, Soekarno mengirimkan pesan rahasia lewat telegram kepada Syafruddin.

Isi dari pesan itu adalah perintah untuk Syafruddin (yang kala itu menjabat sebagai Menteri Kemakmuran).

Menteri yang menangani bidang kemakmuran rakyat untuk membentuk pemerintahan darurat di Sumatera.

Atas perintah itulah dibentuk PDRI dan Syafruddin ditunjuk sebagai presidennya.

Tidak lama itu setelah penunjukkan Syafruddin, Ir. Soekarno dan dan Moh. Hatta dibebaskan.

Mr. Syafruddin Prawiranegara memimpin PDRI hanya satu tahun saja yakni 1948-1949.

Karena sejak 13 Juli 1949 Presiden RI Ir. Soekarno dan Moh. Hatta kembali ke Yogyakarta yang kemudian mandat sebagai kepala negara kembali kepada Soekarno.

Akan tetapi singkat kepemimpinannya membawa dampak positif bagi pemerintahan Indonesia di tangan Syafruddin.

Diantaranya membawa pemerintahan untuk mempertahankan Sumatera dari penjajahan Belanda.

2. Assat

Assat
Assat (internet)

12 Selebritis Cantik Ini Jatuh Ke Pelukan Duda, Ada yang Cerai, No 1 Bak Pasangan Muda Punya 5 Anak

Mr. Assat lahir di Agam Dalam, Sumatera Barat pada tanggal 18 September 1904.

Karena Indonesia mengakui perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB) pada Desember 1949 yang diadakan di Den Haag, Belanda, maka Indonesia dibagi menjadi 16 negara bagian.

Hingga pemerintahan Indonesia berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS).

Mr Assat kemudian memangku jabatan sebagai Presiden Republik Indonesia selama 9 Bulan dari tanggal 27 Desember 1949 sampai 15 Agustus 1950.

Belanda menyerahkan kedaulatan Indonesia kepada tangan Republik Indonesia Serikat.

Hal tersebut membuat Soekarno dan Hatta harus menjabat sebagai presiden dan wakil presiden di RIS.

Sementara pemerintahan di Republik Indonesia kosong.

Lalu Soekarno memerintahkan Assat untuk menjadi presiden RI.

Pada masa jabatannya sebagai presiden sementara di RI, Assat berperan penting sebagai pendiri dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang merupakan kampus pertama yang dibangun oleh negara RI.

Assat dikenal sebagai cendekiawan yang cerdas dan membuat Presiden Soekarno mempercayakan kepemimpinan padanya.

Namun, masa kepemimpinan Assat hanya bertahan kurang dari satu tahun.

Setelah sukses dengan pendirian UGM, UGM pun berkembang pesat.

Assat akhirnya kembali menyerahkan tampuk kepemimpinan itu kepada Ir. Soekarno dan Assat kembali ke jabatan semula.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved